PENGANTAR!
Sesungguhnya setan itu membisikan kepada teman-temannya agar mereka MEMBANTAH kamu. Jika kamu menurut mereka, "sesungguhnya kamu benar-benar orang yang MUSRIK." (QS.6:121) Dari Abi Hurairah, dia berkata: Telah bersabda Rasulullah s.a.w.: "Barang siapa yang BERDUSTA atas (nama)ku DENGAN SENGAJA, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya dineraka". (HR. Bukhari dan Muslim-mutawatir shohih) "Barang siapa yang mengerjakan sesuatu amal yang tidak ada keterangan-nya dari kami (agama kami), maka tertolaklah amalnya. (HR. Imam Muslim (5/133), Abu Dawud (4606), Ahmad (6/73)) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Hadits-1: Perselisihan (ikhtilaf) umatku adalah rahmat. Catatan: Hadits TIDAK ADA ASALNYA. As Subki berkata, "Tidak ma'ruf di sisi ahli hadits. Dan aku tidak mendapatkan sanadnya, baik yang shohih, dlo'if atau maudlu. Dinukil oleh Al Munawi di kitabnya Faidlul Qadir Syarah Jaamiush Shagir (juz I hal.212). kemudian Al Bani di Dla'ifah-nya (no. 57). Makna riwayat diatas pun sangat batil, yang bertentangan dengan nash Al Kitab dan Sunnah dan kaidah-kaidah Syara'. Sebab, kalau PERSELISIHAN itu RAHMAT, maka PERSATUAN adalah AZAB. Hadits-2: Kita kembali dari jihad yang kecil menuju kepada jihad yang besar. Hadits TIDAK ADA ASALNYA. Sebagaimana diterangkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di kitabnya Al Furqan baina Auliair Rahman wa Auliaisy Syaithan (hal.50) Al Hafidz Ibnu Hajar mengatakan bahwa ini hanya perkataan Ibrahim bin 'Ablah. Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berkata: Lafadz diatas saya temukan dibawakan oleh Imam Al Ghazali di kitab Ihya'nya (3/7) dengan menyandarkan kepada Nabi Muhammad s.a.w.; di kitab lain Al Ghazali mengatakan: Dan telah bersabda Nabi kita kepada satu kaum yang baru datang dari peperangan: "Selamat datang! Kamu telah kembali dari jihad yang kecil (berperang) menuju jihad yang besar. Beliau ditanya, "Ya Rasulullah, apakah jihad yang besar itu?" Jawab beliau: "Jihadun nafs (jihad melawan hawa nafsu)". (Abdul Hakim bin Amir Abdat, berkata): Ini adalah salah satu contoh dari sekian banyak hadits "tidak shohih/ tidak hasan" di kitab-kitab Al Ghazali khususnya Ihya'; kitab banyak memuat hadits-hadits dla'if, sangat dla'if, maudlu' dan tidak ada asalnya. Semua ini menunjukkan Ghazali "bukanlah" seorang peneliti hadits dan bukan ulama yang ahlinya didalam bidang ini. Bukan maksud "merendahkan" Al-Ghazali, tetapi seperti pengakuan AL-Ghazali di kitab Qanun Ta'wil (hal.16): Pemahamanku di dalam ilmu hadits sedikit. Sumber: Hadits-Hadits DLA'IF & MAUDLU' oleh: Abdul Hakim bin Amir Abdat. --- beramal harus dengan ilmu yang shahih/hasan--- [EMAIL PROTECTED] accounting PT. Tri Wall Indonesia Kaw. Indt. Jababeka 1 Cikarang-Bekasi [Non-text portions of this message have been removed]