PENGANTAR
Kaum yang berITTIBA' ke salafushsholeh, sangat memperhatikan BENAR FIRMAN Allah yang menyatakan bahwa Ahli Kitab tidak akan senang kepada orang beriman kecuali bila agama mereka diikuti. Hadits ke-1 Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah e bersabda : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah. (Riwayat Bukhori dan Muslim) Hadits ke-2 Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: ................; Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan " (Riwayat Turmuzi dan dia berkata : haditsnya hasan shaheh). Catatan: Kerusakan yang ditimbulkan oleh "musuh islam" dapat dipilah menjadi 2 dipandang dari tujuan sasaran. Yaitu KERUSAKAN untuk urusan dunia dan yang paling bahaya adalah KERUSAKAN Aqidah (urusan akherat). Agar aqidah kaum muslimin keberadaannya RUSAK, berbagai macam cara dihalalkannya oleh musuh Islam. Pura-pura menjadi muslim (munafiq) adalah salah satu cara yang ditempuh. Cara BUSUK lainnya adalah menerbitkan HADITS-HADITS Palsu, menghadirkan pemahaman-PEMAHAMAN MENYIMPANG dari pemahaman salafushsholeh (sahabat Nabi Muhammad s.a.w.), dan berbagai macam keSYIRIKkan dijamurkan. Sikap yang memprioritaskan apa yang menurut agama perlu diprioritaskan (al-hadits), seperti membahas PEMAHAMAN-PEMAHAMAN yang MENYIMPANG, menjelaskan hal-hal yang temasuk Syirik, dan lainnya; APAKAH hal ini merupakan sikap ORANG yang BEBAL, dan sikap orang yang MENYIKUT pihak lain? Ini suatu pemVONISan tanpa DALIL (kalau tidak ingin dikatakan: "justru orang yang BEBAL dengan menomor duakan kepentingan akhirat; dan orang yang BEBAL JUGA dengan telah menganggap, atas kebenaran yang disampaikan dinilai sebagai "telah menyikut" pihak lain). Dikajian Tafsir atau Syarah Hadits, sebenarnya urusan yang dibahas tidak hanya terfokus SHALAT saja, tetapi SELURUH AJARAN ISLAM (menyangkut urusan dunia dan urusan akhirat). Seorang Nabi yang memakan dari usaha hasil tangannya sendiri,adalah tauladan bagi kami yang ittiba' ke salafushsholeh (sahabat Nabi s.a.w.). Dilarang menengadahkan tangan (mengemis) dalam mencari sumber penghidupan kecuali 3 golongan (al-hadits) adalah prinsip kami. Jadi bila belum melihat itu hendaklah BERTANYA atau hadir dalam kajian-kajian. Sehingga terhindar dari ucapan, yang Allah nanti pasti akan meminta pertanggung jawabannya atas VONISnya. -------------------------------------------------------------------------------------------------------- Bila bertanya, "kenapa harus diperselisihkan" bukankah masih dalam satu bendera lailahailallah? Pertanyaan tersebut bisa dijawab: Syetan juga mengakui bahwa Allah itu Tuhan, tapi kenapa Syetan bakal ke JAHANAM. ------------------------------------------------------------------------------------------------------- Firman Allah: Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu.(109). Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat. Dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.(110). (qs.Al Baqarah). PENJELASAN KATA Wadda : Mengiginkan, menyukai. Ahlil Kitaab : Kaum Yahudi dan kaum Nasrani Hasadan : Hasad atau dengki adalah mengharap hilangnya nikmat dari orang lain yang mendapatkannya. Tabayyana Lahum al-Haqq : Mereka mengetahui bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, dan agamanya adalah agama yang benar. Fa'fuu Washfahuu : Janganlah kalian hukum mereka dan janganlah kalian caci maki mereka. Makna al-Afwu adalah memaafkan dengan tidak menghukum, sedangkan makna ash-Shafhu adalah berpaling dari orang yang bersalah. Hattaa Ya'tiya Allahu bi Amrihi : Allah telah mengizinkan untuk memerangi mereka. Mereka yang dimaksud adalah Yahudi Madinah, yaitu bani ainuqa, bani Nadhir dan bani Quraidzah. Wa Aqiimush Shalaata : Menegakkan shalat adalah dengan melaksanankan tepat waktunya dan sempurna syarat, rukun dan sunnah-sunnahnya. Wa Aatuz-Zakaata : Keluarkanlah zakat harta-harta kalian dan lakukanlah segala perbuatan taat yang dapat menyucikan jiwa-jiwa kalian. MAKNA AYAT SECARA UMUM Pada ayat (109) Allah memberitahukan kepada orang-orang yang beriman tentang moralitas dari kebanyakkan Ahli Kitab. Yaitu keinginan mereka yang kuat agar orang-orang Islam meninggalkan agama mereka yang benar dan menjadi kafir. Keinginan Ahli Kitab ini muncul, karena KEDENGKIAN mereka yang timbul dari suatu watak kejiwaan mereka yang tidak suka melihat orang Islam hidup DIBAWAH NAUNGAN CAHAYA IMAN dengan meninggalkan kegelapan kekafiran. Sesudah Allah memberitahukan hamba-hamba-Nya yang beriman tentang DENDAM yang disembunyikan oleh musuh-musuh mereka (Yahudi, Nasrani), maka Allahpun menyuruh orang beriman memaafkan (tidak membalas) dan berpaling dari mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya (memerangi mereka). Dalam ayat (110), Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar menegakkan shalat, menunaikan zakat dan melakukan kebaikkan, untuk mendidik akhlak dan menyucikan jiwa mereka. Dan Allah menjanjikan bagi orang-orang yang beriman dengan masa depan yang lebih baik. PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL Ke-1. Kaum Yahudi dan Nasrani sama-sama tahu bahwa ISLAM adalah agama YANG BENAR, dan kaum muslimin berada pada pihak yang benar. Hal itu membuat mereka IRI HATI hingga MEMUSUHI kaum muslimin dan BERUSAHA MENGAFIRKAN kaum muslimin. Watak seperti ini masih menjadi tabiat umum kaum Ahli Kitab terhadap kaum muslimin. Ke-2. Pada kondisi yang belum kondusif bagi kaum muslimin untuk BERJIHAD, maka hendaknya mereka menggunakan kesempatan yang ada untuk menyiapkan segalanya untuk berjihad. Yakni membina AKHLAK dan SISI RUHIYAH serta menyucikan jiwa dengan Menegakkan shalat YANG BENAR, dan beramal SHALIH YANG BENAR lainnya. Ke-3. Kewajiban untuk menguatkan perasaan selalu diawasi oleh Allah, agar seorang hamba selalu berusaha memelihara keikhlasan niat dalam menjalankan AMAL shalih (amal yang sesuai tuntunan alQura'an atau hadits). Sumber: Tafsir AL-AISAR oleh: Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi [EMAIL PROTECTED] Accounting PT. Tri Wall Indonesia Kaw. Ind. Jababeka 1 Cikarang Bekasi [Non-text portions of this message have been removed]