Ya begitulah kita harus sadari kondisi umat Islam saat ini. Cinta kepada
idolanya yang sangat berlebihan yang tidak bisa mengalahkan rasa cintanya
kepada Allah dan Rasul-Nya. Padahal sang idola adalah juga makhluk biasa,
yang tentu saja pasti punya kekurangan, punya salah dan punya dosa. Apakah
kalau sudah begini kita lantas meninggalkannya dan bahkan menghujat semaunya
sendiri. Benar adanya kalau ini dikatakan sebagai kelemahan iman. 
 
Sadarlah kita semua apa yang kita perbuat dengan banyaknya praktek-praktek
mesum, pelacuran, permesuman. Apakah kita sudah melakukan amar makruf nahyi
munkar. Sementara kita telah mengangkat permasalah dan bahkan menghujat
hamper tiada hentinya tentang polygami yang sudah jelah itu merupakan hal
yang tidak dilarang.
 
Maaf saya juga tidak berpolygami dan saya juga secara pribadi juga tidak
menyalahkan orang yang berpolygami. Tapi saya sangat risih sekali dengan
orang yang ingin mengakali hukum yang sudah jelas. 
 
-----Original Message-----
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of sugiyanto
Sent: 02 Januari 2007 10:42
To: 'M. Kadarharyono'; [EMAIL PROTECTED]; 'Pengajian
Kantor'; 'Media Dakwah'; 'SEHATI'; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; 'Kariramanah'; 'KlabSantri'; 'suryati'
Cc: Radhix (FIP)
Subject: RE: [media-dakwah] Ujian cinta
 
MasyaAlloh,
Banyak hikmah yang kita ambil dari pernikahan ke-2 AA Gym
Ini adalah salah satu peristiwa yang sangat dahsyat, pernikahan AA Gym
adalah bentuk kasih sayang Alloh kepada orag2 yang dekat dengan beliau
(Istri, keluarga, jama'ah dll)

Mungkin selama ini Istri, keluarga, jama'ah AA Gym terlalu terlena
dengan pribadi/kharisma beliau sampai-sampai orang - orang tersebut
telah mencintai AA Gym YANG HANYA salah satu dari "PENERUS RISALAH NABI"
telah mencintai AA Gym lebih dari mencintai Alloh dan Rosul-Nya. Makanya
Alloh menegurnya, saat beliau menikah lagi, kalau istri, keluarga,
jama'ah memang benar2 mencintai Alloh dan Rosul-Nya, tentunya tidak akan
kecewa. Tetapi apabila orang2 tersebut hanya mencintai AA Gym saja
tentunya akan kecewa berat.

BAYANGKAN :
Kalau kita hidup di jaman Nabi, bisakah kita menerima beliau
berpoligami, sedangkan saat ini orang seperti AA Gym yang derajatnya
jauh dibawah Nabi melakukan hal yang halal saja kita sudah menghujatnya.
Mungkin itu salah satu TANDA LEMAHNYA IMAN KITA.
Terhadap yang jelas2 dihalalkan Alloh saja kita meributkannya, sedangkan
saat kita melihat maksiat TAK ADA RASA BENCI SEDIKITPUN DALAM HATI. 

Ingatlah rasa benci dalam hati saat kita melihat suatu kemaksiatan
adalah tanda SELEMAH-LEMAHNYA IMAN, lalu adakah derajad iman setelah itu
???

Renungkan sendiri..
Saya tidak berpoligami, tetapi saya tidak menyalahkan orang yang
berpoligami, karena Alloh dan Rosulnya juga Membolehkannya.


Sugiyanto


-----Original Message-----
From: media-dakwah@ <mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com
[mailto:media-dakwah@ <mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com]
On Behalf Of M. Kadarharyono
Sent: Friday, December 29, 2006 7:42 PM
To: tentang-pernikahan@ <mailto:tentang-pernikahan%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com; Pengajian Kantor; Media Dakwah;
SEHATI; moslem_comunity@ <mailto:moslem_comunity%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com;
muslim_univ_ <mailto:muslim_univ_trisakti%40yahoogroups.com>
[EMAIL PROTECTED]; Kariramanah; KlabSantri; suryati
Subject: Re: [media-dakwah] Ujian cinta

Maaf, bolehlah saya ikutan.

Jadi kalau diambil kesimpulannya, maka bila istri Aa Gym menolak untuk
dimadu atau tidak mengizinkannya untuk menikah lagi maka Aa akan
melacur? Atau dengan kata lain bahwa Aa Gym akan melacur kalau tidak
boleh berpoligami? Atau bahwa Aa Gym memilih berpoligami daripada
melacur, atau bahwa sebenarnya memang Aa Gym ingin melacur tapi karena
beliau melihat jalan keluar (emergency) maka beliau berpoligami?
Na'udzubillah! Begitukah tokoh panutan umat?

[EMAIL PROTECTED] <mailto:kadar%40indo.net> . <mailto:kadar%40indo.net.id> id

----- Original Message ----- 
From: suryati 
To: tentang-pernikahan@ <mailto:tentang-pernikahan%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com ; Pengajian Kantor ; Media Dakwah ; SEHATI ;
moslem_comunity@ <mailto:moslem_comunity%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com ; muslim_univ_
<mailto:muslim_univ_trisakti%40yahoogroups.com> [EMAIL PROTECTED]
<mailto:trisakti%40yahoogroups.com> s.com
; Kariramanah ; KlabSantri 
Sent: Thursday, December 28, 2006 4:00 PM
Subject: [media-dakwah] Ujian cinta

Ujian cinta di geger kalong

Oleh Bahtiar HS
"Pak Herman, gimana nih, Pak?"

Pak Suherman Rosyidi, dosen Fakultas Ekonomi Unair yang tetangga saya
itu menoleh kepada asal suara. Dua orang sekretaris Dekan menegurnya di
pintu masuk ruang itu. Keduanya perempuan. Seorang, sebut saja Bu A
sudah memiliki 3 orang anak. Dan Bu B sudah menikah tetapi belum
dikaruniai anak.

"Gimana apanya, Bu?" tanya Pak Herman pada mereka.

"Gimana kok Aa' Gym menikah lagi, Pak?" keluh Bu A. "Kenapa mesti
poligami?"

Pak Herman tersenyum. Kalau ada masalah-masalah seperti ini, anggota
Dewan Ekonomi Syariah itu memang biasa menjadi "jujugan". Tempat
bertanya atau mengadu. Beliau kemudian menghampiri kedua ibu muda itu.

"Begini, Bu," kata Pak Herman. "Coba jawab pertanyaan saya dengan jujur
dan ikhlas, dari hati nurani ibu yang paling dalam."

"Apa itu, Pak?" sergah Bu B.

"Tolong pilih satu di antara dua," kata Pak Herman berteka-teki. "Kalau
ibu disuruh memilih, antara: merelakan suami ibu menikah lagi atau
merelakan suami ibu melacur, ibu pilih yang mana?"

Kedua wanita itu terperanjat seperti mendapatkan pertanyaan yang tak
pernah didengar sekalipun selama hidupnya.

"Kok pertanyaannya seperti itu, Pak?" protes Ibu A.

"Saya tak memilih dua-duanya, Pak!" tegas Ibu B.

"Ok. Ok," potong Pak Herman. "Jikalau pertanyaan itu terlalu berat untuk
dijawab, pertanyaannya saya ganti."

"Diganti gimana, Pak?"

"Saya ganti begini," lanjut Pak Herman. "Jikalau ada seorang isteri
diberikan pilihan -- bukan Anda berdua, lho? -- yaitu merelakan suaminya
menikah lagi atau merelakan suaminya melacur, kira-kira isteri itu milih
yang mana?"

Kedua ibu itu saling berpandangan. Keraguan segera merayap dalam senyap.
Pak Herman sendiri dengan sabar menunggu. Dan dalam sepuluh-lima belas
detik kemudian, seseorang menjawab.

"Ya, pilih suami menikah lagi, Pak?" kata Bu A sambil melirik, mengharap
dukungan Bu B di sebelahnya. "Bukan begitu, Bu?"

Bu B mengangguk-angguk. "Ya, gimana lagi kalau pilihannya hanya itu."

"Alhamdulillah," jawab Pak Herman. "Ibu-ibu ternyata masih bersih."

"Masih bersih gimana, Pak?" tanya keduanya hampir berbarengan.

"Ibu-ibu masih bersih," jelas dosen itu. "Masih bisa membedakan antara
yang benar dan yang bathil. Antara yang halal dan yang haram."
***
"Saya heran sama orang Indonesia, Pak Herman!" seru Bu Icy dengan logat
Amerikanya yang tak bisa dihilangkan.

"Heran gimana, Bu?" tanya Pak Herman pada temannya yang sesama dosen
itu. Sudah berbilang tahun wanita itu mengajar di kampus ini sejak ia
menikah dengan orang Indonesia asli.

"Mengapa mereka menolak poligami yang nyata-nyata ada dan dibolehkan di
dalam Islam?" tanyanya sungguh.

Pak Herman sejenak tersentak. Bagaimanapun yang ada di hadapannya itu
adalah wanita Barat. Bukan muslimat lagi. Ia penganut Kristen. "Menurut
Ibu, apa yang menyebabkan mereka seperti itu?"

"Masalahnya sudah jelas, Pak Herman. Kalian, orang Indonesia, sudah
terkontaminasi dengan apa yang datang dari Barat."

"Apa itu?"

"Kapitalisme!"

"Kapitalisme?"

"Ya. Sebuah pandangan yang menganggap segala yang dipunya sebagai
'milik'. Suami saya adalah milik saya. Bukan dan tak akan menjadi milik
wanita lain. Tak logis dalam benak mereka untuk berbagi suami dengan
orang lain. Itulah ruh kapitalisme, Pak."

Pak Herman manggut-manggut. Tak dinyana, perempuan "barat" itu punya
pendapat sedemikian. Ia memang telah banyak belajar tentang Islam, meski
sayang belum memeluknya hingga sekarang.

"Sedangkan dalam pandangan Islam, semua yang ada ini 'kan milik Tuhan?"
lanjut wanita itu. "Sehingga, berbagi dalam Islam adalah sesuatu yang
common-sense."
Pak Herman kemudian bertanya, "Lantas menurut Ibu, apa masalahnya dengan
penolakan poligami?"

"Masalahnya, Pak, ketika pintu poligami ditutup," kata wanita asing itu,
"maka pintu pelacuran akan terbuka lebar-lebar."
***
Itulah pengantar perbincangan seputar poligami oleh Ust. Suherman
Rosyidi - kami memanggil beliau Pak Herman -- di Masjid Rungkut Jaya
Ahad pagi ini. Agaknya fenomena heboh Aa' Gym yang menikah lagi itu
turut menghangatkan beranda masjid ini setelah diguyur hujan semalam.

"Kalau saya baca press release Aa' Gym awal Desember lalu," kata saya
turut menanggapi, "sebenarnya ada 4 calon yang diajukan Aa' Gym sebagai
isteri kedua. Satu, gadis. Kedua, janda tanpa anak. Ketiga, janda dengan
cukup banyak anak. Dan keempat, nenek-nenek gampang masuk angin."

Hadirin tersenyum. Saya berusaha menahan diri.

"Aa' Gym sebenarnya sudah memilih yang ketiga, janda dengan cukup banyak
anak," kata saya melanjutkan. "Hanya saja, ia mantan model. Sebagaimana
banyak laki-laki yang poligami, biasanya isteri keduanya adalah seorang
gadis, lebih muda dan cantik ketimbang isteri pertama. Coba jika
seandainya Aa' Gym memilih calon yang keempat, pasti tidak akan terjadi
kehebohan seperti ini, Pak!"

Gerr. Dan Ust. Herman pun tersenyum. "Tetapi, apa salahnya Aa' Gym
memilih janda dengan sekian anak?" tanyanya kepada hadirin seakan ingin
mendapat jawaban. "Apa salahnya jika janda itu mantan model? Apa
salahnya juga jika seandainya dia memilih seorang gadis sebagai isteri
kedua?"

"Bukankah Rasul setelah Khadijah meninggal mengambil Saudah, seorang
janda yang sudah sangat tua umurnya, menjadi isteri keduanya, Pak?"
sergah saya.
"Apakah serta-merta kita harus mencontohnya demikian pula?" jawab Pak
Herman. "Juga apakah kita harus menunggu isteri pertama kita meninggal
sebelum menikah lagi, sebagaimana Rasul baru menikah lagi setelah
Khadijah meninggal?"

Saya termangu. Jamaah yang lain pun tepekur di tempat duduknya
masing-masing.

"Tentu tidak," lanjut Pak Herman. "Abu Bakar, Umar, Usman dan para
sahabat yang lain tidak menunggu isteri pertama mereka meninggal dulu
untuk melakukan poligami."
***
"Fenomena Aa' Gym ini persis seperti peristiwa penyembelihan Ismail as
oleh Nabi Ibrahim as," simpul Pak Edy sambil menyelonjorkan kaki di
beranda masjid. Ceramah shubuh oleh Pak Herman baru saja usai.

"Fenomena apa itu, Pak?" tanya saya.

"Ujian cinta!" katanya penuh misteri.

"Ujian cinta bagaimana?"

"Ya. Nabi Ibrahim diuji oleh Allah, mana yang lebih dicinta: Ismail,
anak yang kelahirannya didambanya berpuluh tahun ataukah Allah SWT?"

Saya dan beberapa jamaah yang masih bertahan di beranda manggut-manggut.

"Demikian juga dengan poligami Aa' Gym," katanya melanjutkan. "Jika
jamaah Aa' Gym begitu saja meninggalkan pengajian MQ ketika tahu Aa'
menikah lagi, itu berarti mereka selama ini datang mendengarkan
taushiyah hanya karena Aa' Gym. Cinta mereka sebatas hanya kepada Aa'
Gym. Tak lebih. Cinta mereka bukan kecintaan yang tulus kepada Allah."

"Betul juga, sampean. Lantas apa hubungannya dengan Nabi Ibrahim dan
Ismail?"
"Peristiwa poligami Aa' Gym ini seperti penyembelihan Ibrahim atas
Ismail, yakni pemisahan antara yang benar-benar cinta kepada Allah dan
yang sekadar cinta kepada manusia. Entah cinta kepada seorang anak.
Ataukah cinta kepada seorang pendakwah."

Saya setuju dengan tetangga saya itu. Saya juga sependapat dengan Ibu
Sirikit Syah sebagaimana tulisannya di Jawa Pos 13 Desember 2006 yang
lalu. Barangkali dengan peristiwa ini Allah ingin menunjukkan kepada
kita bahwa Aa' Gym bukanlah 'dewa'. Justru karenanya Ia telah
menyelamatkan kita dari "cinta yang salah".
Dan di sisi lain, kita akan tersadarkan bahwa dai kondang itu ternyata
manusia biasa seperti kita.

Wa Allahu a'lam
***
Bahtiar HS
http://bahtiarhs. <http://bahtiarhs.>  <http://bahtiarhs.
<http://bahtiarhs.multiply.com> multiply.com> multiply.com

Yathie 
(Dalam seribu temen belum tentu wujud seorang sahabat, karena
PERSAHABATAN itu memerlukan kejujuran yang merupakan kebahagiaan dalam
kehidupan)

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail. <http://mail.>  <http://mail. <http://mail.yahoo.com>
yahoo.com> yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]


[Non-text portions of this message have been removed]
 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke