HARI-HARI PENANTIAN     EraMuslim           Bagi seorang gadis, ada masa 
penantian yang acapkali menimbulkan suasana rawan, menanti jodoh. Padahal 
jodoh, maut dan rezeki adalah wewenang Allah semata. Tak ada sedikitpun hak 
manusia untuk mengklaim wewenang tersebut. Tapi, watak manusia terkadang lupa 
dengan janji Allah. Apalagi bila lingkungan sekitarnya terus menerus 
memburu'nya untuk menikah, sementara jodoh yang dinantikan tak kunjung tiba. 
Dalam keadaan demikian, kerap muncul bermacam efek yang dapat membahayakan 
dirinya. 

   
  Seorang wanita akan dianggap dewasa bila ia telah mengalami menstruasi. Islam 
mencatat masa ini sebagai masa awal mukallafnya seorang wanita. Yang perlu 
diketahui, wanita sekarang menjadi akil baligh jauh lebih cepat dibanding masa 
dahulu. Dua puluh tahun yang lampau, wanita paling cepat mengalami menstruasi 
pada usia 15 tahun. Namun pada masa ini, tak jarang wanita mulai mens pada usia 
11 tahun. Akibatnya, kedewasaan wanita terhadap masalah-masalah perkawinan akan 
meningkat secara cepat. 
   
  Keresahan mulai melanda tatkala usia sudah merangkak naik, tapi calon suami 
tak kunjung datang. Tanpa disadari, ada perilaku-perilaku yang mestinya tak 
layak dilakukan oleh seseorang yang sudah dianggap sebagai teladan 
dilingkungannya. Ada muslimah-muslimah yang menjadi sangat sensitif terhadap 
acara-acara walimah ataupun wacana-wacana seputar jodoh dan pernikahan. Ada 
juga yang bersikap seolah tak ingin segera menikah dengan berbagai alasan 
seperti karir, studi maupun ingin terlebih dulu membahagiakan orang tua. 
Padahal, hal itu cuma sebagai pelampiasan perasaan lelah menanti jodoh. 
   
  Sebaliknya, ada juga muslimah yang cenderung bersikap over acting. Terlebih 
bila sedang menghadiri acara-acara yang juga dihadiri lawan jenisnya. Ia akan 
melakukan berbagai hal agar "terlihat", berkomentar hal-hal yang nggak perlu 
yang gunanya cuma untuk menarik perhatian, atau aktif berselidik jika mendengar 
ada laki-laki (ikhwan) yang siap menikah. Seperti halnya wanita dimata 
laki-laki, kajian dengan tema "ikhwan" pun menjadi satu wacana favorit yang tak 
kunjung usai dibicarakan dalam komunitas muslimah. 

  Data yang terlihat dibeberapa biro jodoh juga menambah daftar panjang 
fenomena yang menggambarkan betapa kaum Hawwa sangat dihantui masalah-masalah 
rawan yang membuat kita berpikir panjang dan harus segera dicarikan jalan 
keluarnya. 

   
  Tentang hal diatas, Al qur'an dengan apik mengisahkan ketidakberdayaan 
seorang wanita menghadapi masa penantian. "Dan janganlah kamu seperti seorang 
perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi 
cerai berai kembali ..." (QS. An Nahl:92). 

  Pernikahan memang bukan fardhu. Tidak ada dosa atas seseorang yang tidak 
menikah selama ia memang tidak menentang sunnah Rasul ini. Jadi, sekarang atau 
nanti kita menikah, bukanlah problem utama. Yang terpenting adalah bagaimana 
mengisi masa-masa penantian ini dengan hal-hal yang positif ataupun aktifitas 
yang berkenaan dengan persiapan pra nikah. 

   
  Persiapan berawal dari hati. Kebersihan hati akan membuat seseorang tenang 
dalam melangkah. Istilah "perawan tua" tidak akan menggetarkan perjalanannya 
dan membuat dia berpaling dari jalan dakwah. Kalaupun tak berjodoh di dunia, 
bukankah Allah akan menggantikannya di akhirat kelak sesuai dengan tingkatan 
amalnya? 

  Kebersihan hati juga akan sangat menentukan sikap qona'ah (ikhlas menerima 
dan merasa cukup) terhadap pemberian Allah. Sehingga ia dengan senang hati 
menerima, jika sekiranya Allah memberinya jodoh seseorang yang secara fisik 
(selain agama) tidak sesuai harapannya, agar tidak kaget melihat standar 
kebahagiaan yang diluar bayangannya. 

  Orang tua dan keluarga juga perlu dikondisikan, agar mereka tidak menyalahkan 
Islam. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa jilbab adalah yang selama ini 
menjadi penghalang anaknya tidak mendapatkan pasangan. 

   
  Selain itu, bersabar dan berdo'a nampaknya merupakan kunci mutlak untuk 
menstabilkan moral (akhlaq). Dengan kesabaran, ada pintu-pintu yang terbuka 
yang barangkali tak terlihat ketika kita sedang sempit dada. Dengan do'a, ada 
jalinan mesra dengan Sang Pemilik. Mungkin tidak saat itu juga do'a-do'a kita 
akan segera dikabulkan, tetapi bukankah do'a adalah ibadah? Jadi, semakin 
banyak do'a terucap, semakin banyak pula ibadah dilakukan. 
   
  Buat para muslimah yang baru saja menikmati keindahan meneguk bahtera rumah 
tangga, tampaknya ada sikap yang harus dilakukan untuk menjaga perasaan 
muslimah yang belum menikah. Istri-istri baru itu, biasanya senang 
"mengompori". Sebenarnya sikap ini sah-sah saja, agar tampak bukti bahwa 
menikah tanpa pacaran, menikah dalam rangka dakwah adalah "pengorbanan" yang 
menyejukkan. Tapi jika hanya sekedar memanasi tanpa solusi, sebaiknya sikap 
seperti itu ditahan. Apalagi jika si muslimah 
itu tidak siap dengan cerita-cerita seputar nikah itu, bisa jadi akan 
memedihkan perasaannya. 

  Namun demikian, lain halnya dengan muslimah-muslimah yang 'bandel', yang 
dengan berbagai alasan kerap menolak untuk menikah meski seharusnya sudah siap. 
Baik tuntutan dakwah maupun tuntutan lainnya. 

   
  Menikah adalah ibadah. Tapi, ia bukan satu-satunya ibadah. Masih banyak 
alternatif ibadah yang bisa dilakukan. Alangkah naifnya bila kita malah banyak 
membuang waktu untuk memikirkan masalah pernikahan yang tak kunjung juga 
teralami. Masih banyak pekerjaan dan hal lain yang membutuhkan penyaluran 
potensi kita. Mumpung masih gadis, optimalkanlah potensi diri. Karena kelak, 
jika kesibukan menjadi istri dan ibu menghampiri kita, waktu untuk menuntut 
ilmu, menghapal ayat Qur'an dan hadits, bahkan untuk bertemu Allah di sepertiga 
malam, tentu saja akan berkurang. Nah, kenapa tidak kita optimalkan sejak 
sekarang? 
   
  "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi 
Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan belum nyata orang-orang yang 
sabar" (QS 3:142) 



Yathie 
(Dalam seribu temen belum tentu wujud seorang sahabat, karena PERSAHABATAN itu 
memerlukan kejujuran yang merupakan kebahagiaan dalam kehidupan)

 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to