PENGANTAR Firman Allah :
"Karena sesungguhnya TUGASMU HANYA MENYAMPAIKAN saja, sedang Kamilah yang menghisab amalan mereka." (ar-Rad:40) HADITS ke-1: "Sesungguhnya Allah membenci setiap kata-kata kasar lagi sombong, banyak berteriak di pasar, bagai bangkai di waktu malam, dan seperti himar diwaktu siang, pandai dengan urusan dunia dan bodoh dengan urusan akherat (HR. Ibnu Hibban) (sumber: silsilah hadits Shohih , oleh : syekh Muhammad Nasirudin Al-Bani -ahli hadits) ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Firman Allah: Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak." (88) Sesungguhnya kamu telah mendatangkan suatu perkara yang sangat mungkar (89), hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh (90), karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.(91) Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak.(92) Tidak ada seorang pun di langit dan dibumi kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai seorang hamba.(93) Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.(94) Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.(95) (QS. Maryam:88-95) Tafsir Ayat! Setelah Allah menegaskan kehambaan Isa a.s. di dalam surah ini dan menceritakan bahwa dia diciptakan melalui Maryam "tanpa ayah", maka mulailah Allah mengingkari orang yang mengatakan bahwa Allah punya anak. Mahatinggi dan Mahasuci dan Mahabersih Allah dari yang demikian. Maka Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung berfiman, "Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak." (88) Sesungguhnya kamu telah mendatangkan melalui ucapan itu, suatu perkara yang sangat mungkar (89), dan sangat besar. Firman Allah, Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh (90), karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.(91) Yakni, kejadian itu nyaris terjadi tatkala makhluk-makhluk tersebut mendengar ucapan yang dilontarkan oleh manusia yang amat jahat demi mengagungkan dan memuliakan Allah, karena langit, bumi, dan gunung-gunung itu diciptakan dan didasarkan atas ketahuidan kepada-Nya, bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah, dan bahwa Allah tidak memiliki sekutu dan tandingan, tidak memiliki anak, tidak memiliki teman perempuan (istri), dan tidak ada yang setara dengan Allah. Allah adalah Zat Yang Esa, tempat segala perkara bergantung, Zat yang tidak mempunyai anak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada satu perkarapun yang setara dengan Dia. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata: "Sesungguhnya kemusyrikan itu sangat mengagetkan langit, bumi, gunung-gunung, dan seluruh makhluk kecuali jin dan manusia. makhluk-makhluk itu nyaris sirna tatkala mendengar ucapan demikian karena demikian agung Zat Allah. Sebagaimana kebaikan orang musyrik itu tidak berguna, maka kami berharap kiranya Allah mengampuni dosa-dosa orang yang bertauhid (mengesakan Allah). Rasulullah s.aw. bersabda: Ajarkanlah kesaksian bahwa tiada tuhan melainkan Allah kepada orang yang sekarat. Barang siapa yang mengucapkannya sebelum mati, maka wajib baginya memperoleh surga. Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, bagaimana dengan orang yang mengucapkannya ketika sehat afiat?" Beliau bersabda: "Maka perolehan surga itu lebih pasti, dan lebih pasti lagi." Kemudian beliau melanjutkan, "Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya, jika tujuh lapis langit dan bumi, segala perkara yang ada diatas keduanya, yang ada diantara keduanya, dan yang ada di dalam keduanya diletakkan di atas penampang timbangan, sedang kesaksian bahwa tiada tuhan melainkan Allah diletakkan di atas penampang yang lain, niscaya kesaksian itu lebih berat. Adh Dhahhak berkata: "Hampir-hampir langit pecah," yakni terbelah dua karena mengagungkan Allah Azza wa Jalla. Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam berkata: "Dan bumi terbelah" karena marah demi Allah Azza wa Jalla. Ibnu Abbas menafsirkan, "Dan gunung-gunung runtuh,"yakni hancur. Said bin Jubeir mengartikan "hadda" sebagai hancur berkeping-keping secara simultan. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak ada seorangpun yang lebih tahan terhadap perkataan yang didengarnya daripada Allah. Dia Disekutukan dan dituduhkan beranak. Sedangkan Allah yang menyehatkan mereka, menghindarkan bencana dari mereka, dan memberi mereka rezeki." (HR. Ahmad). Firman Allah: Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak.(92) Yakni anak itu tidak pantas dan layak bagi kebesaran dan keagungan-Nya, karena tidak ada makhluk yang setara dengan Allah, semua makhluk merupakan hamba-Nya. Karena itu Allah berfirman: Tidak ada seorang pun di langit dan dibumi kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai seorang hamba.(93) Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.(94) Maksudnya, Allah mengetahui jumlah mereka semenjak mereka diciptakan hingga hari kiamat. Firman Allah: Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.(95) Yakni tidak ada yang menolong dan membantunya kecuali Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Kemudian Allah menetapkan keputusan kepada makhluk-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Allah Mahaadil, Zat yang tidak menzalimi seorang pun meski seberat dzarah. Sumber Tafsir: IBNU KATSIR [Non-text portions of this message have been removed]