Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Afwan, mungkin DKM Masjid Kubah emas Depok menggunakan Hadits yang sangat 
lemah (Ibnu Majjah, afwan kalau saya khilaf) yang mengatakan bahwa 
"Jauhkanlah anak-anak dan orang gila kalian dari masjid kalian".

Mudah-2an Allah mengampuni DKM masjid tersebut, Wallohu a'lam.

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

[EMAIL PROTECTED]




"Alex Asyandra" <[EMAIL PROTECTED]> 
Sent by: media-dakwah@yahoogroups.com
16/01/2007 16:37

To
media-dakwah@yahoogroups.com
cc

Subject
[media-dakwah] Fw: [daarut-tauhiid] Masjid Kubah emas Depok : kesedihan 
anak yg tdk bisa sholat didalamnya OOT






Dari Millis Tetamgga.

<)^^(>
(( 'o' ))
=(,,)=(,,)=

B - rgds. 
Alex Asyandra 

----- Forwarded by Alex Asyandra/Indonesia/Sioen on 01/16/2007 04:32 PM 
-----

Wahdi Hilmy <[EMAIL PROTECTED]> 
Sent by: daarut-tauhiid@yahoogroups.com
01/16/2007 08:02 AM

To
daarut-tauhiid@yahoogroups.com
cc

Subject
[daarut-tauhiid] Masjid Kubah emas Depok : kesedihan anak yg tdk bisa 
sholat didalamnya

IRONI DI MASJID &#8220;KUBAH EMAS&#8221; DEPOK
Kegundahan seorang Ayah 

Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak 
saya masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat 
ashar di Masjid &#8220;Kubah Emas&#8221; (kalau tidak salah namanya Masjid 

Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat 
di Masjid yang terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya 
juga ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak 
saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga 

melarang anak saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula 

nasib sama dialami pengunjung lainnya). Saya melihat pengumuman yang 
memang menuliskan melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke areal 
masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, ketertiban, dan kekhusuan 
ibadah. Saya langsung terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya 
baru kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat larangan anak kecil 
masuk, bahkan ke halamannya saja tid! ak
boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah kekecewaan yang begitu 
terlihat dari ekspresi anak saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 

5 tahun, dia heran dan bertanya &#8220;kenapa yah, aku tidak boleh masuk?, 

emangnya yang punya mesjid tidak suka anak kecil yah?&#8221;. Saat itu 
saya tidak bisa menjawab apapun, jawaban seperti apa yang harus saya 
berikan pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu membiasakan 

anak saya sholat di masjid sebelah rumah. Namun saat ia begitu antusias 
untuk melihat Masjid yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa 
masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola dekat pintu gerbang Masjid 
&#8220;Kubah Emas&#8221;. Mushola yang &#8211;maaf- tempat wudhunya tidak 
terawat dan kotor namun welcome kepada kami termasuk anak-anak saya.

Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid itu menerapkan sebuah 
aturan yang bahkan melebihi aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang 

thawaf terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar (polisi 
kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau membaca sebuah ayat atau 
hadits yang melarang anak dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke 
Masjid. Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil sholat di 
shaff terdepan bukan melarang datang sholat ke Masjid. Saya khawatir 
aturan di Masjid &#8220;Kubah Emas&#8221; ini melewati apa yang digariskan 

Rasulullah.

Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi kontraproduktif dengan 
proses pengenalan dan pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan 
mau ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak dibawah usia10 
tahun sholat di Masjid, maka Masjid akan kehilangan jama&#8217;ahnya sebab 

generasi mudanya tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda 
Islam akan semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya dan mungkin mereka 
akan &#8220;phobia&#8221; dengan Masjid.

Jika memang pemilik Masjid Kubah &#8220;Emas&#8221; ingin membatasi segmen 

pengunjung maka seharusnya jangan disebut Masjid, sebut saja &#8220;ini 
adalah tempat sholat pribadi kami yang berada di areal pribadi, setiap 
yang ingin sholat harus ikut peraturan keluarga kami&#8221;. Sebab jika 
disebut Masjid maka sudah memasuki dimensi publik dimana semua muslim 
berhak sholat di Masjid manapun termasuk dengan anak-anaknya. Tentu setiap 

orang tua harus menjaga anaknya agar tertib.

Terakhir saya berharap &#8220;pemilik&#8221; Masjid &#8220;Kubah 
Emas&#8221; (juga ke masjid manapun) mau meninjau kebijakannya. Anak 
adalah harapan masa depan Islam, mereka harus didik dekat dan cinta Masjid 

sejak dini, kalau tidak mereka akan lebih dekat pada &#8220;tempat&#8221; 
lain yang belum tentu membawa kebajikan bagi mereka.. Saya berharap pula, 
Masjid yang begitu megah, mewah dan konon menelan biaya ratusan milyar 
rupiah lebih ramai dengan kegiatan lainnya selain tempat sholat, seperti 
pengajian dan pengkajian dan seminar Islam, mentoring/pengajian bagi 
anak-anak yang pasti akan tertarik karena halamannya luas dan indah. 
Betapa mubazirnya Masjid ini jika hanya dipakai &#8220;hanya&#8221; untuk 
sholat dan itu pun dibatasi. Kita bisa berkaca pada Masjid Nabawi pada 
awalnya dijaman Rasulullah masih hidup, dibangun secara sederhana, dengan 
atap dari pelepah kurma, dinding dari lumpur yang dikeraskan. Namun Masjid 

itu be! gitu kaya dengan aktivitas, menjadi tempat
Rasulullah membina ummatnya, bermusyawarah tentang masalah ummat Islam, 
mengatur strategi, menimba ilmu dan disitulah peradaban Islam mulai 
dibangun. 

Saya pribadi masih punya PR untuk menjelaskan kepada anak laki-laki saya 
agar ia tidak salah &#8220;belajar&#8221;, jangan sampai ia punya persepsi 

bahwa Masjid bukan tempat anak-anak untuk dekat sama 
Tuhannya&#8230;&#8230;, naudzubillah minzalik.

Hilmy Wahdi.
Psikolog Alumnus UI
Mahasiswa Program Doktor UNJ
Dosen tidak tetap di FE UI ekstension
Ayah dari dua anak yang sedang belajar untuk dekat dengan Tuhannya.

-- 
This message has been scanned for viruses and 
dangerous content by MailScanner, and is 
believed to be clean. 

[Non-text portions of this message have been removed]

 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke