Assalamu'alaikum wr wb,
Hendaknya kita tidak taqlid/mengikuti begitu saja
tanpa dalil yang jelas dari Al Qur'an dan Hadits.
Taqlid bertentangan dengan firman Allah:

17. Al Israa' 
36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya.  

Biasanya guru yang mengajarkan hal yang tidak jelas
berkilah, "Buat apa sih tanya dalil Al Qur'an dan
Hadits segala. Udah ikutin saja guru atau orang tua
kita dulu"

Ucapan itu sama dengan ucapan orang-orang kafir di
dalam Al Qur'an:
31. Luqman 
21. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa
yang diturunkan Allah." Mereka menjawab: "(Tidak),
tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati
bapak-bapak kami mengerjakannya." Dan apakah mereka
(akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan
itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang
menyala-nyala (neraka)?  

Mengikuti ulama membabi buta meski mereka menyimpang
dari Al Qur'an dan Hadits juga seperti tingkah laku
ummat Yahudi dan Nasrani:
9. At Taubah 
31. Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan
rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah[639] dan
(juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam,
padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. 
 
[639]. Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran
orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi
buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu
menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.
 

Mengapa ummat Yahudi dan Nasrani sesat? Karena
ulamanya sudah tidak berpegang pada kitab suci lagi
sementara ummatnya mengikuti begitu saja.

9. At Taubah 
34. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan
rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang
dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi
(manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada
jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih,  

Oleh karena itu tetaplah berpegang pada Al Qur'an.

Jika memang berdoa dengan perantaraan Nabi misalnya Ya
Robbi BIL MUSTHOFA itu baik, tentu Allah akan
mengajarkan begitu di Al Qur'an, begitu pula Nabi
lewat hadits2nya. Para Imam Madzhab (termasuk Imam
Syafi'e) tentu akan mengajarkan begitu. Tapi
kenyataannya hal seperti itu tidak diajarkan bukan?

Berdo'a kepada selain Allah dilarang:

10. Yunus 
106. Dan janganlah kamu berdoa (wa la tad'u) kepada
apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula)
memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika
kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya
kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim."  


13. Ar Ra'd 
14. Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang
benar (Lahu da'watul haq)

22. Al Hajj 
12. Ia berdo'a kepada (Yad'u) selain Allah, sesuatu
yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak (pula)
memberi manfaat kepadanya. Yang demikian itu adalah
kesesatan yang jauh. 

22. Al Hajj 
62. (Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena
sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan
sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari
Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah,
Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Nah adakah Nabi kita mengajarkan berdo'a dengan Ya
Robbi bil Ibrohim, Ya robbi bil Musa, atau ya Robbi
bil Musthofa? Coba sebutkan ayat Al Qur'an dan
Haditsnya.

Jika tidak ada, maka hendaknya kita kembali pada Al
Qur'an dan Hadits.

Nabi yang merupakan insan kamil dan uswatun hasanah
saja serta maksum ketika keliru dan ditegur oleh Allah
segera menurut. Sami'na wa atho'na.

AT TAHRIM (MENGHARAMKAN)
1. Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah
halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati
isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang[1485] 

[1485]. Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Nabi
Muhammad saw pernah mengharamkan dirinya minum madu
untuk menyenangkan hati isteri-isterinya. Maka
turunlah ayat teguran ini kepada Nabi.  

Nah masak guru-guru yang tidak maksum ketika
diingatkan dengan Al Qur'an tetap saja ngotot dengan
kekeliruannya. Hendaknya kita menasehati mereka agar
segera kembali berpegang kepada Al Qur'an.

Wassalamu'alaikum wr wb

--- Partono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut
> sudah memasyarakat
> sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa
> pasti hadirot
> terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat
> nabi, para Syeh dan
> guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan
> dengan doa.
> Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung
> kepada Allah yang
> Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan
> perantaraan yang saya sebut
> diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah
> sehingga Insya
> Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan.
>  
> Wassalam
>  
> 
> -----Original Message-----
> From: media-dakwah@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> On Behalf Of sonhadji
> Sent: 22 Januari 2007 10:15
> To: A Nizami; media dakwah;
> daarut-tauhiid@yahoogroups.com
> Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi
> bil Musthofa?
> 
> 
> 
> Trima kasih Ust>Nizami atas pencerahan ini.
> Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan,
> sejarahnya 
> sampai do'a yg sangat terkenal "Yaa Robibbi bil
> mustofa ..." 
> ini memmasyarakat demikian luas.
> bahkan jaman sy kecil dkampung di surau-masjid
> menjadi lahu wajib untuk
> menunggu imam datang(Iqomat).
> wassalam
> sonhadji
> 
> A Nizami <[EMAIL PROTECTED]
> <mailto:nizaminz%40yahoo.com> com> wrote:
> Assalamu'alaikum wr wb,
> 
> Di berbagai pengajian sering didendangkan "do'a",
> "Yaa
> robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana
> ma maadlo..." Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan
> perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah
> maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang
> lalu...
> 
> Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits.
> Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki,
> dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu.
> Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ?
> 
> Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa
> saja
> serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada
> aturannya
> misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan
> juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan
> syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang
> telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga
> atau
> meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa
> kecelakaan.
> 
> Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta
> langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan
> Nabi. 
> 
> Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang
> kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan
> diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah
> berhala: 
> 
> "Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang
> bersih
> (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil
> pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak
> menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan
> kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya."
> Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
> tentang apa yang mereka berselisih padanya.
> Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
> pendusta dan sangat ingkar." [Az Zumar:3]
> 
> Karena memakai perantaraan itulah mereka disebut
> musyrik.
> 
> Itu juga seperti kelakuan orang-orang Nasrani yang
> memakai perantaraan Yesus untuk mendekatkan diri
> kepada Tuhan Allah.
> 
> Padahal di dalam Al Qur'an dan Hadits, Allah dan
> Nabi
> mengajarkan untuk meminta langsung kepada Allah.
> Ud'uuni astajib lakum. Mintalah padaKu niscaya
> Kukabulkan, kata Allah.
> 
> Dalam surat Al Ikhlas disebut Allahush Shomad. Allah
> tempat meminta.
> 
> Do'a-do'a yang berasal dari Al Qur'an dan Hadits
> serta
> yang diamalkan oleh para imam Madzhab tidak ada yang
> pakai "Bil Musthofa" (dengan perantaraan Musthofa).
> Coba perhatikan do'a sebagai berikut:
> "Robbighfir lii" (ya Allah ampunilah aku). Bukan
> Robbi
> bil musthofaghfir li (Ya Tuhanku dengan perantaraan
> Musthofa ampunilah aku)
> "Robbana aatina" (Ya Tuhan kami berilah kami). Bukan
> Robbana bil musthofa aatina.
> "Allahumma inni a'udzubika" (Ya Allah sesungguhnya
> aku
> berlindung padaMu). Bukan Allahumma bil Musthofa...
> "Allahumma nawwir quluubana...", dsb
> 
> Tidak ada satu pun do'a yang diajarkan Allah lewat
> Al
> Qur'an dan Nabi lewat hadits-haditsnya yang
> menganjurkan doa dengan perantaraan Musthofa. Tidak
> pula para imam Mazdhab. Oleh karena itu hendaknya
> kita
> tidak ikut taqlid (membeo) sesuatu yang tidak kita
> ketahui.
> 
> Dengan memakai bil Musthofa ada kesan kita telah
> mengangkat posisi Nabi Muhammad seperti orang
> Nasrani
> mengangkat posisi Nabi Isa menjadi sekutu Allah.
> Padahal dalam surat Al Ikhlas disebut wa lam yakun
> lahu kufuwwan ahad (dan tidak ada sekutu bagi
> Allah). 
> 
> Itu tentu sudah musyrik. Kaum Nasrani menganggap
> hanya
> dengan perantaraan Yesus lah mereka bisa selamat.
> Nah
> jika kita berkata hanya dengan perantaraan Nabi
> Muhammad bisa selamat, apa bedanya kita dengan ummat
> Nasrani.
> 
> Ummat Nasrani hanya menganggap Yesus sebagai anak
> Tuhan meski Al Qur'an menegaskan lain:
> 
> "Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul
> yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa
> rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar,
> kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan
> bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli
> kitab)
> tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah
> bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan
> ayat-ayat Kami itu). " [Al Maa'idah:75]
> 
> Nah, Nabi Muhammad juga merupakan manusia biasa:
> 
> "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul,
> sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang
> rasul.
> Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke
> belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke
> belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat
> kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi
> balasan kepada orang-orang yang bersyukur." [Ali
> 'Imran:144]
> 
> Meski Allah menganjurkan kita bershalawat kepada
> Nabi
> Muhammad, namun hendaknya sholawat yang kita lakukan
> sesuai dengan tuntunan yang diberikan Allah dan
> Rasulnya. Tidak berlebih-lebihan:
> 
> "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
> bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang yang
> beriman, bershalawatlah [1230] kamu untuk Nabi dan
> ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" [Al
> Ahzab:56]
> 
> [1229]. Bershalawat artinya: kalau dari Allah
> berarti
> memberi rahmat: dari malaikat berarti memintakan
> ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti
> berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan
> perkataan:Allahuma shalli ala Muhammad.
> 
> [1230]. Dengan mengucapkan perkataan
> seperti:Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga
> keselamatan tercurah kepadamu hai Nabi. 
> 
> Semoga tulisan ini bisa mengingatkan kita untuk
> teguh
> berpegang kepada Al Qur'an dan Hadits dan tidak
> menyimpang dari ajaran Imam Madzhab yang 4.
> 
> Wassalamu'alaikum wr wb
> 
> ===
> Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
> Kirim email ke: media-dakwah-
> <mailto:media-dakwah-subscribe%40yahoogroups.com>
> [EMAIL PROTECTED]
> http://www.media- <http://www.media-islam.or.id>
> islam.or.id
> 
>
__________________________________________________________
> Bored stiff? Loosen up... 
> Download and play hundreds of games for free on
> Yahoo! Games.
> http://games. <http://games.yahoo.com/games/front>
> yahoo.com/games/front
> 
> ---------------------------------
> No need to miss a message. Get email on-the-go 
> with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id


 
____________________________________________________________________________________
Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail.yahoo.com

Kirim email ke