Assalamu'alaikum wr wb Cerita ini memang menarik.... tapi alangkah menarik lagi jika kita aplikasikan ke diri kita masing2 mulai dari diri kita sendiri, mulai dari sekarang dan mulai dari yang kecil (niru nasehatnya Aa' Gym ) Kesalahan masa lalu memang kadang menghantui perasaan untuk berubah dan menjadikan perubahan ke arah kebaikan itu bak perang besar yang teramat berat. Tapi kemauan untuk berubah baik itu juga sama dengan jihad. Wallahu'alam bishowab... Sedihnya tuh, masih banyak sekali di sekitar kita yang MUNAFIK.... contoh yang paling mudah.... banyak orang gembar-gembor tentang larangan GHIBAH, tapi nyatanya dia sendiri melakukannya. Banyak orang gembar - gembor bicara tentang MENGENDALIKAN DIRI, tapi nyatanya dia sendiri kesinggung dikit aja langsung nyap-nyap kayak anak kecil rebutan mainan padahal umur udah bangkotan. Jika didudukkan dalam majelis dan ditanya apa alasannya dia melakukan hal itu, macam-macamlah jawabannya dengan tujuan cuma satu.... ingin dinilai BERSIH dan IKHSAN. Bukankah hal ini malah berpeluang semakin menjerumuskan kita pada perbuatan RIYA' ?????? Nah loh.... complicated, isn't it??? Semoga bisa menjadi bahan perenungan.... Bagi yang merasa KESINDIR, mohon maafkan ane. Ane jujur pernah juga terjebak dalam hal seperti itu juga, tapi semoga dengan bantuan Allah melalui semua sodara muslim di sini, ane akan terus berjuang utk tidak kembali lagi dalam lorong gelap itu lagi semampu ane. InsyaAllah. Wassalamu'alaikum wr wb
"Tampubolon, Mohammad-Riyadi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Cerita yang menarik.. mungkin juga berarti: jika diri belum sempurna [adakah manusia yang bisa menjadi sempurna..?] janganlah mencoba melakukan nahi munkar nya orang lain.. biarkan Alloh sendiri yang melakukan nahi munkar orang lain tersebut.. memang amat besar murka Allah azza wa jalla terhadap orang yang mengatakan apa yang tidak dilakukan [amar ma'ruf tanpa melakukan amal ma'ruf].. tetapi memberi peringatan [nahi munkar] kepada saudara kita yang melakukan kesalahan merupakan kewajiban kita, sebagai konsekuensi logis dari ilmu/pengetahuan yang Allah terlah limpahkan kpd kita.. bukan menunggu dulu ilmu kita setinggi langit dan amal kita sebesar gunung.. agama ini adalah nasehat, jika kita tidak ingin dalam kerugian, mari kita saling nasehat menasehati dalam perkara yang haq dan kesabaran dalam menjalani kehidupan ini waLlahu 'alam bish showab ________________________________ From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Eva Novita Sent: Wednesday, January 24, 2007 2:53 PM To: Ica Harahap; pekerjamuslim Cc: Media Dakwah; Tauziyah Subject: Re: [media-dakwah] Tengoklah ke "Dalam" sebelum Bicara Subhanallah.. Mas/Mba Ica, benar sekali, Bacalah dirimu sebelum kau baca orang lain. Karena sering kali kita hanya melihat kekurangan dan kesalahan orang lain tp ga bisa melihat kesalahan dan kekurangan diri. Makasih bgt dah mengingatkan sy untuk lebih mengenal diri saya, kekurangan saya dan kesalahan yg telah saya perbuat. mudah2an kita bukan jadi bagian dari anggota NATO (No Action Talk Only) Jazakumullah.. eva ----- Original Message ---- From: Ica Harahap <[EMAIL PROTECTED] <mailto:ica_harahap%40yahoo.com> > To: pekerjamuslim <[EMAIL PROTECTED] <mailto:pekerjamuslim%40yahoogroups.com> > Cc: Media Dakwah <media-dakwah@yahoogroups.com <mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com> >; Tauziyah <[EMAIL PROTECTED] <mailto:tauziyah%40yahoogroups.com> > Sent: Wednesday, January 24, 2007 11:33:42 AM Subject: [media-dakwah] Tengoklah ke "Dalam" sebelum Bicara Tengoklah ke "Dalam" sebelum Bicara 1 Peb 06 10:23 WIB Oleh Sus Woyo Ada sebuah kisah kecil, ketika saya masih aktif bersama teman-teman di organisasi remaja masjid kampung saya. Namun kisah kecil ini telah menjadi 'prasasti' indah dalam kehidupan saya sampai sekarang. Waktu itu kami sedang giat-giatnya menggelar usaha keagamaan. Tiba-tiba di belakang masjid kami, salah seorang warga membuka rumahnya untuk dijadikan tempat judi togel. Setiap malam orang-orang ramai berkumpul di situ. Karena dari pihak desa tidak ada reaksi apa-apa terhadap judi itu, maka kami bersepakat untuk negosiasi dengan warga itu. Agar kegiatan yang banyak merugikan masyarakat itu dihentikan saja. Dengan semangat, kami bersepakat untuk mendatangi tempat tersebut. Namun sebelum berangkat, ada salah satu senior kami yang mengingatkan. Ia berkata pada kami. "Ini kerja besar.Ini perjuangan berat. Jangan gegabah kita melangkah. Kita harus lebih siap lagi untuk maju ke medan 'jihad' ini. Ada sesuatu yang harus kita laksanakan dulu sebelum kita maju kesana." Senior kami itu menyarankan agar kami mengoreksi diri dulu. Sudah sejauh mana ibadah harian kita kepada Allah. Sudah sejauh mana komitmen kita terhadap apa yang diperintahNya dan apa yang dilarangNya. Ahirnya, selama beberapa hari, kami disarankan untuk sebisa mungkin sholat wajib berjamaah. Kita juga harus bangun malam untuk qiamullail. Yang biasanya jarang puasa Senin Kamis, sekarang amalan Nabi itu harus dilaksanakan dengan intensif. Pokoknya, senior kami itu menyarankan agar sebisa mungkin mengaplikasikan bentuk ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT. Tidak hanya bentuk "amar ma'ruf" saja, tapi mesti diiringi juga dengan "nahi mungkar." Seperti yang masih merokok untuk segera meninggalkan perbuatan mubah itu. Beberapa hari kemudian, saat hari 'H' sudah tiba, kami berkumpul lagi. Namun kami tidak jadi menemui bandar togel itu. Sebab, dengan izin Allah, orang itu sudah menutup total usahanya. Rupanya ia sudah kembali berprofesi seperti biasa, yaitu sebagai kuli bangunan. Kami merasa gembira sekali. Dan semua ini sudah jelas merupakan pertolongan dariNya. Entah apa yang terjadi seandainya kami menyikapi perbuatan salah seorang warga di dekat masjid itu dengan emosional pada waktu itu, tanpa mengindahkan nasehat senior kami. Apakah ini sebuah kemenangan sebelum bertanding? Tidak juga. Sebab kami telah berjuang dulu, berjuang menaklukan napsu diri. Bukankah ini juga jihad besar? Pantas, jika sahabat Umar ra. sebelum berangkat perang dengan orang kafir, selalu memeriksa pasukannya sedetil mungkin. Mereka yang malamnya tidak qiamullail, sementara jangan ikut ke medan jihad dulu. Kata Khalifah kedua itu: "Saya tidak takut dengan musuh yang banyak, tapi saya lebih takut kepada banyaknya dosa yang kita bawa. Sehingga kita akan kesulitan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT." Dan sejarah juga mencatat gemilangnya perang Badar bagi kaum muslimin. Padahal erbandingan jumlah pasukan antara kaum muslimin dan kafir sama sekali tidak seimbang. Tentu sudah bisa dipastikan bahwa salah satu faktor kemenangan kaum muslimin adalah karena kwalitas iman orang muslim masa itu yang sangat prima. Dan tentunya sangat minim dengan dosa-dosa. Tidak seperti kami di jaman ini. Saya hanya bisa berpikir, seandainya saya, keluarga saya, lingkungan saya, atau skup yang lebih luas lagi negri saya, dalam mengatasi masalah berkiblat dengan cara mereka, mungkin Allah pun akan memberi kemudahan dalam mengatasi berbagai masalah. Ya, tentunya harus dimulai dari pribadi masing-masing. Sebab tak mustahil, bahwa saya, kita-kita inipun ternyata ada dalam barisan orang-orang yang menghambat pertolongan Allah. Sampai sekarang pesan senior kami di organisasi remaja masjid bertahun-tahun lalu itu, selalu terngiang ditelinga saya, manakala ada sesuatu pekerjaan yang harus berhubungan dengan orang banyak. Pesan yang pendek, namun sangat berarti: "Bacalah dirimu! Sebelum kau baca orang lain!" Atau dalam bahasa populer penyanyi ballada Ebiet G Ade: "Tengoklah ke 'dalam', sebelum bicara." # [EMAIL PROTECTED] com # ------------ --------- --------- --- Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed] __________________________________________________________ Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games. http://videogames.yahoo.com/platform?platform=120121 <http://videogames.yahoo.com/platform?platform=120121> [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center. [Non-text portions of this message have been removed]