Menyikapi tanda-tanda kiamat Beriman kepada hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima. Dengan demikian percaya adanya hari kiamat merupakan suatu keyakinan yang harus dimiliki oleh setiap orang mukmin. Hari kiamat juga disebut dengan hari akhir atau hari penghabisan, karena pada hari itu tidak ada siang maupun malam. Dapat pula diartikan permulaan akhirat berarti penghabisan hari-hari dunia. Hari kiamat atau hari akhir juga disebut hari hisab, hari ba'ats, hari jaza', mizan, sirat, surga dan neraka. Permasalahan berikutnya setelah kita mengimani hari kiamat adalah kapankah terjadi hari kiamat itu? Jawabnya adalah siapa pun tidak ada yang tahu kapan datangnya hari kiamat itu! Nabi pun tidak tahu kapan datangnya hari Kiamat itu, hanya Allah -lah yang mengetahui persoalannya. Namun kita wajib meyakini bahwa hari kiamat itu pasti terjadi. Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang kiamat, kapankah datangnya? Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhan-ku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katankanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." (Al A'raaf; 187). Dalam surat lain disebutkan, "Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur." (Al Hajj; 7) "Hari kiamat. Apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu, apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)-nya. Maka ia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)-nya. Maka tempat kembalinya neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apa neraka Hawiyah? (Yaitu) api yang sangat panas." (Al- Qari'ah; 1-11). "Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat). Dan bumi telah mengeluarkan benda-benda berita (yang dikandung)-nya. Dan manusia bertanya: Mengapa bumi (jadi begini)? Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperhatikan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula." (Az-Zalzalah; 1-8). "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang kiamat. Dia-lah yang menurunkan hujan, mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengetahui." (Lukman; 34). Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Kiamat tidak akan terjadi sebelum ada dua golongan besar berperang hebat, padahal keyakinan keduanya sama." Kiamat tidak akan terjadi sebelum dicabutnya ilmu, banyak gempa, waktu (terasa) saling berdekatan, banyak huru-hara dan banyak pembunuhan. Kiamat tidak akan terjadi sebelum munculnya dajjal-dajjal pendusta hampir tiga puluh orang banyaknya, masing-masing dirinya utusan Allah. Kiamat tidak akan terjadi sebelum ada seorang lelaki melewati kuburan orang lain lalu berkata, "Alangkah baiknya andaikan menempati tempatmu." Kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit dari barat. Apabila ia telah terbit dan diketahui orang banyak, maka mereka pun beriman semuanya. Tapi waktu itu iman seseorang tidak berguna lagi bagi dirinya, yang sebelumnya tidak beriman, atau (belum) berbuat baik dalam masa imannya. Kiamat tidak akan terjadi sebelum harta melimpah ruah di tengah kamu, sampai pemilik harta kebingungan, karena tidak ada orang yang mau menerima (sedekah)-nya." Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu, sabda Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Salam, "Kiamat tidak akan terjadi sebelum waktu (terasa) saling berdekatan. Satu tahun seperti sebulan. Satu pekan seperti satu hari. Satu hari seperti satu jam. Satu jam seperti lamanya membakar daun kurma." Iman Ahmad meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallahu Alaihi wa Salam bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi sehingga di muka bumi tidak terdengar lagi ucapan, Laillaha Illallah. Sedangkan menurut riwayat Muslim, "Kiamat tidak akan terjadi sehingga di muka bumi tidak terdengar lagi ucapan. Allah, Allah..." Nestapa Indonesia Bencana silih berganti datang di Indonesia. Mulai dari banjir, tanah longsor, tabrakan kereta api sampai gunung meletus tak henti-henti menghiasi berita di media massa. Hal ini menjadi keprihatinan bersama sebab bencana buka hanya mendatangkan kerugian jangka pendek tetapi juga kenestapaan jangka panjang. Dalam kacamata teologis, ada tiga kemungkinan dalam bencana, pertama kejadian ini merupakan wujud kasih sayang Tuhan untuk menguji hambanya apakah masih bersabar menerima cobaan atau tidak; kedua, azab karena Tuhan telah memandang bahwa kaum tersebut telah mengalami kedurjanaan, dan kemungkinan ketiga, merupakan peringatan karena kaum tersebut telah melakukan kerusakan di bumi ini. Kita masih ingat gempa bumi dan tsunami yang meluluhlantakkan daerah Aceh dan Sumatra Utara dan sekitarnya pada tanggal 26 Desember 2004. Pulau ini nyaris seperti pulau tak bertuan, tinggal tangis dan duka. Apa yang bisa dilakukan, ketika ketidakberdayaan mengadang saudara- saudara kita di Aceh dan Sumatra Utara secara serta merta, tanpa kabar tanpa berita, menghanyutkan dan menenggelamkan dua pulau ini, mencerai beraikan cinta dan cita-cita, putuslah harapan dan kehidupan. Menurut Dr Fauzi, Kepala Bidang Teknik Seismis dan Tsunami Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta mengatakan saat itu; "Gempa bumi dan tsunami yang menghancurkan dan meluluhlantakkan Pulau Aceh dan Sumatra itu disebabkan oleh tiga gempa di daerah zona pertemuan sebelah barat perairan Provinsi Aceh, kepulauan Nikobar dan Kepulauan Andaman. Belum usai penanganan rehabilitasi gempa tsunami Aceh dan Sumatra Utara, Sabtu subuh tanggal 27 Mei 2006 lalu gempa dengan kekuatan 5,9 skala Richter mengguncang Yogyakarta Jawa Tengah dan sekitarnya. Tak kunjung dari puluhan ribu jiwa meninggal akibat bencana ini, ditambah dengan puluhan ribu luka berat dan ringan. Puluhan ribu rumah rusak ditambah dengan infrastruktur. Malapetaka datang menyelinap di saat tak terduga, kepanikan melanda, ketakutan dan kecemasan menyerbu. Di tengah gelombang kebingungan yang memandekkan nalar, kecerdasan spiritual kita seolah-olah tergugah. Persaudaraan kita dan rasa saling merasakan penderitaan tidak lagi disekat oleh doktrin agama dan warna kulit atau bentuk mata. Kita semua tercenung melihat korban berjatuhan. Kita tidak lagi berpikir apa gunanya dan bagaimana kita mendoakan arwahnya. Kita tidak merasa jijik dengan luka yang menganga dan anyir darah. Kita tidak merasa risih dengan melihat korban dengan pakaian seadanya. Tidak ada pornografi di tengah bencana. Kiata hanya berharap yang jatuh korban bisa selamat. Sementara negara-negara tetangga telah membangun pusat-pusat perdagangan yang memiliki jaringan global. Membangun sekolah untuk anak-anak bangsanya dengan segala perpustakaan dan laboratorium. Juga membangun pusat penelitian dan pengembangan untuk mengelola sumber daya alam. Kita masih bersitegang menarik urat leher mencari jawab Tuhanmu atau Tuhanku yang lebih hebat? Sekalipun juga ada di sana sini di tengah kekisruhan bencana, juga masih berlangsung pemurtadan dan pendangkalan akidah atas nama kemanusiaan? Memang kalau kita kaji lebih jauh dalam kekalutan masih banyak tangan yang tega berbuat nista tegas Ebiet G Ade. Sekali lagi, bukan mempermasalahkan Tuhanku atau Tuhanmu yang lebih hebat. Bagaimana dengan saudara-saudara kita di Klaten dan di lereng Gunung Merapi? Empat sikap Oleh karena itu minimal ada empat sikap yang harus kita bangun sebagai wacana memulihkan kembali semangat juang untuk tetap hidup bertahan para korban bencana alam itu, di antaranya adalah, pertama, koreksi diri, tingkatkan kewaspadaan dan ketakwaan. "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah mengadakan koreksi diri atas segala perbuatan yang telah dikerjakan, untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al- Hasyr; 18). Kedua, tingkatkan ibadah dan amal saleh. "Sebaik-baik hamba-Ku adalah orang yang diberikan umur panjang dan baik amalnya, dan sejelek-jelek hamba-Ku yang diberikan umur panjang dan jelek perbuatannya." (HR Ahmad) "Bekerjalah untuk duniamu, seakan-akan kamu hidup di dunia selama-lamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu, seakan-akan kamu mati esok hari." (HR Baihaqi) . Ketiga, berzikir kepada Allah dan banyak mengingat mati. "Wahai orang- orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada Allah di waktu pagi dan petang." (QS Al-Ahzab; 41- 42) "Mereka berzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk, tidur, telentang dalam keadaan berbaring, mereka selalu memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, seraya berkata: Ya Tuhan kami, tidaklah Kau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksaan api neraka." (QS Ali Imran; 191). Keempat, bersabar dan bertawakal kepada Allah. "Dan sungguh kami akan berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Innaalillahi wainna ilahi rooji'uun. Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami dikembalikan." (QS Al-Baqarah; 155-156). - Drs Sakur Mahasiswa pascasarjana UNU Solo, penyuluh agama tinggal di Salatiga
kunjungi:http://groups.yahoo.com/group/KorbangempadiKLATEN