Banyak sekali Alloh  SWT menunjukkan kemahakuasaanNya di Mekkah ..... 
tentang apa2 yg dianggap manusia adalah suatu kebetulan belaka , 

Mari kita simak bersama2 .....


----- Original Message ----- 
From: Nugroho, Eko Sasmito
Sent: Thursday, February 15, 2007 11:50 AM
Subject: RE: Ternyata Orang Cacat itulah Obatnya !


Ukhti Watty , 

Subhanalloh, kok bisa ya abses menjadi haji kancil ?
demikian otak kita menyikapinya , 

lalu coba kita tinggalkan otak sejenak , 

lau kita cerna dgn iman , 

tiba2 turun salah satu ayat Al Qur'an ke dalam dada : Maalikin Naas ( Raja 
diRaja - nya Manusia ) . 

maka kita pun faham & takjub !


Wass

Echost
Personal Email 



  -----Original Message-----
  From: Koesoema, Marwatty
  Sent: Thursday, February 15, 2007 11:20 AM
  To: Nugroho, Eko Sasmito
  Subject: FW: Ternyata Orang Cacat itulah Obatnya !
  Importance: High


  Subhanallah ....baca cerita ini hati saya ikut hanyut didalamnya.
  Saya jadi teringat sewaktu saya pergi haji 2005 yang lalu, kondisi saya saat 
itu masih lemah (habis operasi besar di bagian perut),  

  bahkan saat manasik haji di Indonesia pun dari jahitan diperut masih abses 
(infeksi dan bernanah), jalan pun masih ter tatih2,  
  tapi karena tekad bulat untuk menunaikan ibadah haji lebih kuat dibanding 
rasa sakit yang saya derita saat itu ,  
  di tambah rasa ikhlas untuk beribadah dan semua saya serahkan pada ALLAH. 

  Alhamdulillah.... sampai di tanah suci, rasa sakit hilang semua bahkan    
  saya sampai dijuluki haji kancil karena kelincahan , saat tawaf, sa'i , 
shalat masuk ke hijir ismail ,  
  dan bahkan bisa mengantar teman2 mencium hajar aswad, Subhanallah ...  
  semua bisa lancar padahal saat itu Mekah sedang dilanda badai seperti tsunami.

  QS. Asy-Syuaraa' (26) : 80-82 
  dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan 
aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), 
  dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat".   


  Watty 


  -----Original Message-----
  From: Nugroho, Eko Sasmito [GCG-AP_IDN] 
  Sent: Wednesday, February 14, 2007 6:49 PM
  Subject: Ternyata Orang Cacat itulah Obatnya !

  TERNYATA ORANG CACAT-LAH OBATNYA 

  Obat dokter tidak bisa menyembuhkannya, mengapa justru orang cacat itu yang 
bisa menyembuhkan penyakitnya...? 

  Pak Hasan, adalah jama'ah dari embarkasi Surabaya. Ia dan istrinya berangkat 
ke Mekkah kebetulan pada tahap gelombang ke dua. 
  Artinya mereka datang dari Indonesia langsung ke Mekah terlebih dahulu, baru 
kemudian ke Madinah. 
    
  Kondisi pak Hasan ketika berangkat memang agak sakit. Batuk pilek setiap 
hari. Sampai dipakai berbicara saja tenggorokannya sudah terasa sakit. 
  Batuk pilek yang semacam itu memang membuat badan begitu capek lunglai. Semua 
persendian terasa sakit. 
  Sehingga menjadikan tubuh menjadi malas untuk diajak beraktivitas. 
    
  Beberapa kali pak Hasan diobati oleh dokter kloternya. Tetapi tetap saja 
sakitnya tidak bisa sembuh. Rasanya semua macam obat yang berhubungan dengan 
penyakitnya sudah ia minum. Tetapi tetap saja badan lunglai, kepala pusing 
bahkan batuknya tidak pernah berhenti. Badan dengan kondisi semacam itu, 
mengakibatkan pak Hasan sehari-harinya berdiam diri saja di hotel. Beberapa 
kali istrinya mengajaknya ke masjidil Haram, tetapi rupanya tubuh pak Hasan 
tidak bisa diajak kompromi, ia malas untuk pergi ke masjid. 
    
  "Aku belum bisa bu, dan belum kuat untuk pergi ke masjid. Ibu dulu aja-lah. 
  Nanti setelah badanku sembuh aku akan ke masjid dan akan melakukan ibadah 
dengan sebaik-baiknya..." demikian kata pak Hasan kepada istrinya. 
    
  Karena sudah beberapa kali, jawaban pak Hasan selalu seperti itu, maka pada 
hari itu istri pak hasan memohon dengan agak setengah memaksa kepada pak Hasan 
agar siang itu mereka bisa bersama ke masjid untuk melakukan ibadah. Baik itu 
thawaf, maupun shalat-shalat wajibnya. 
    
  Maka dengan agak terpaksa, berangkat juga mereka ke masjid. Pak Hasan di 
sepanjang perjalanan menuju masjid tiada henti-hentinya batuk. 
  Bahkan kakinya begitu capek dipakai untuk berjalan. Tetapi toh, akhirnya 
sampai juga mereka di masjidil Haram. 
  Meskipun jarak dari maktab mereka menuju masjid cukup jauh. 
    
  Sesampai di masjid, mereka mencari tempat yang cukup nyaman. Pak Hasan dan 
istrinya melakukan thawaf sunah sebagai penghormatan masuk masjidil Haram, 
sebelum mereka melakukan ibadah lainnya. 
    
  Ketika pak Hasan dan istrinya melakukan thawaf inilah bagian dari cerita ini 
dimulai... 

  Dengan terbata-bata, dan masih digandeng oleh istrinya pak Hasan mulai 
melakukan thawaf. Diayunkannya kaki kanannya untuk memulai thawaf. 
    
  "Bismillaahi allaahu akbar...!

  "Demikian kalimat pertama yang dilontarkan pak Hasan sebagai pertanda ia 
memulai thawafnya. Maka dengan hati-hati sekali, karena khawatir badannya 
bertambah lunglai, pak Hasan melangkahkan kakinya berjalan memutari Ka’bah. 
Pada saat pak Hasan beberapa langkah memulai thawafnya itu, tiba-tiba di 
sebelah kanannya, yg hampir berhimpitan dengan pak Masan, ada seorang bertubuh 
kecil yang jg bergerak melakukan thawaf, beriringan dengan pak Hasan. 
  Entah apa yang menyebabkan pak Hasan tertarik dengan orang 'kecil' itu, 
sambil berjalan lambat pak Hasan memperhatikan orang itu lebih seksama . 

  "Mengapa orang itu tubuhnya pendek, bahkan cenderung seperti anak kecil ?" 
pikirnya. 
    
  Setelah beberapa lama pak Hasan memperhatikan orang tersebut, di tengah 
riuhnya para jamaah yang juga sedang melakukan thawaf itu, 
  tiba-tiba pak Hasan menjerit lirih ! " ................akh ! " katanya. 
    
  Begitu terkejutnya pak Hasan, sampai-sampai pak Hasan agak terhenti 
langkahnya. Anehnya, orang itu pun ikut berhenti sejenak, kemudian menoleh 
kepada pak Hasan sambil tersenyum. Ketika pak Hasan berjalan lagi, dia pun 
berjalan lagi, dan terus mengikuti di samping pak Hasan. 
  Ketika pak Hasan mempercepat langkah kakinya, orang itu pun ikut mepercepat 
gerakannya, sehingga tetap mereka berjalan beriringan. 
    
  Muka pak Hasan kelihatan pucat pasi. Bibirnya agak gemetar menahan tangis. Ia 
betul-betul terpukul oleh perilaku orang tersebut. 
  Seperti dengan sengaja, orang itu terus mengikuti gerakan pak Hasan dari 
samping kanan. 
  Bahkan yang membuat pak Hasan mukanya pucat adalah orang tersebut selalu 
tersenyum, setelah menoleh ke arah pak Hasan. 

  Siapakah orang tersebut ? 
    
  Ternyata dia adalah seorang yang berjalan dan bergerak thawaf mengelilingi 
ka'bah dengan hanya menggunakan kedua tangannya saja. Dia orang yang tidak 
memiliki kaki....! 

  Kedua kakinya buntung sebatas paha. Sehingga ia berjalan hanya dengan 
menggunakan kedua tangannya. 
    
  Bulu kuduk pak Hasan merinding, jantungnya seolah berhenti berdegub. Keringat 
dingin membasahi seluruh pori-pori tubuhnya... 
  Pak Hasan merintih dalam hatinya : 

  "...ya Allaah ampuni aku ya Allaah..., ampuni aku..." 

  Air mata pak Hasan tidak bisa dibendung lagi. Sambil tetap berjalan pak Hasan 
terus mohon ampun kepada Allah. 
    
  Tanpa terasa, pak Hasan sudah memutari ka'bah untuk yang ke 2 kalinya. Dan 
pak Hasan pun masih terus menangis. 
  Ingin rasanya ia berlari memutari ka'bah itu. Ingin rasanya ia menjerit 
keras-keras untuk melampiaskan emosinya....
  pak Hasan tidak tahu bahwa pada putaran yang ke dua itu ia sudah tidak 
bersama lagi dengan orang tanpa kaki tersebut. 
  Tidak tahu ke manakah perginya orang cacat itu. 

  Seorang yang selalu tersenyum meskipun tanpa kedua kaki. 
    
  Apa gerangan yang dipikirkan pak Hasan saat itu ? 
  Pak Hasan begitu malu pada dirinya sendiri! Apalagi kepada Allah Swt. 

  Pak Hasan merasa bahwa memang sakit. Sakit flu, batuk, badan capek. Dan sudah 
beberapa hari berdiam diri saja di hotel tidak ke masjid untuk thawaf. 
  Dengan alasan badan capek, tenggorokan sakit, bahkan obat dokter tidak ada 
yang bisa menyembuhkannya. 
    
  Sekarang, ditengah-tengah hiruk pikuknya para jama'ah yang sedang melakukan 
thawaf, ternyata ada seorang yang tidak punya kaki, 
  yang kondisi tubuhnya sangat menyedihkan, tapi dengan mulut tersenyum ia 
melakukan thawaf...

  Akh ! ....betapa terpukulnya harga diri pak Hasan. 

  Ia punya kedua kaki, badannya tegap, pikirannya cerdas, datang jauh dari 
Indonesia, tetapi terserang penyakit ringan sejenis flu saja sudah tidak mau 
beribadah ? 

  Sementara orang itu..... 
    
  Sungguh pak Hasan tidak kuasa bicara lagi. Ingin rasanya ia menjerit mohon 
ampunan Allah Swt.... Atas kesalahan fatal, yang ia lakukan. 
  Dan sejak saat itu, pak Hasan tiba-tiba dapat bergerak gesit. Ia berjalan 
penuh dengan semangat mengelilingi ka'bah pada putaran-putaran berikutnya. 
  Dan secara tidak ia sadari badan pak Hasan menjadi kuat. 
  Ia tidak batuk-batuk lagi, bahkan tenggorokannya terasa begitu ringan, ketika 
dipakai untuk berdo'a kepada Allah...! 
    
  Istri pak Hasan yang berjalan di samping pak Hasan, tidak mengetahui secara 
detail, apa yang terjadi dalam diri pak Hasan. 
  Yang ia tahu tiba-tiba pak Hasan tidak batuk lagi, jalannya tidak lamban, 
bahkan cenderung gesit. Ah, rupanya pak Hasan sudah sembuh 
    
  Ia disembuhkan oleh Allah lewat 'peragaan' orang cacat, yang selalu tersenyum 
meskipun ia tidak punya kaki. 
  Obat dokter tidak bisa menyembuhkan pak Hasan, justru thawaf seorang 
cacat-lah, yang menjadi obat mujarabnya.. 
  Mengapa bisa demikian ? 
    
  Sebab begitu pak hasan menyadari akan kesalahannya, ia langsung mohon ampun 
sejadi-jadinya atas kekeliruan yang telah ia lakukan. 
  Penyesalan yang tiada terhingga itulah rupanya obat yang sesungguhnya. 
    
  QS. Hud (11) : 3 
  Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. 
(Jika kamu, mengerjakan yang demikian), 
  niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai 
kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang 
yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. 
  Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari 
kiamat. 

    
  QS. Hud (11) : 90 
  Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. 
  Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. 
    
  Sembuhnya pak Hasan, karena rasa penyesalan yang mendalam. Sembuhnya pak 
Hasan karena ia bertaubat pada saat itu juga. 
  Sembuhnya pak Hasan, karena Allah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu 
itu telah meridhainya. 
  Sembuhnya pak Hasan karena Allah memberikan sebuah obat berupa sebuah adegan 
atau suguhan menarik, yang sangat mempengaruhi jiwa pak Hasan. 
    
  QS. Asy-Syuaraa' (26) : 80-82 
  dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan 
aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), 
  dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat".  



  Wassalam



  B'Rgrds
  -Tutik-

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke