Allah Selalu Ada, Yakinlah!
  26 Peb 07 07:18 WIB
   
   
  Oleh Bayu Gawtama
   
  Entah kenapa saya ingin sharing cerita ini. Tiada maksud lain 
  kecuali berbagi pengalaman yang membuat saya semakin yakin, 
  bahwa Allah senantiasa ada disaat kita membutuhkan kehadiran-Nya. 
  Sekali lagi yang ingin saya tegaskan, Allah selalu hadir jika kita 
  membutuhkannya, meski sesungguhnya Allah tidak pernah ke mana-mana 
  dan senantiasa di dekat kita. Hanya saja, seringkali kita mengabaikan 
  keberadaannya, atau bahkan sedang 'tidak' membutuhkan-Nya.
   
  Pekan kedua di bulan Februari ini, saya mengalami banyak hal yang 
  cukup menguras pikiran. Ini bukan soal handphone yang hilang,
  lebih dari itu. Ibu saya sakit dan butuh biaya yang tidak sedikit. 
  Di pihak lain, Ayah (mertua) saya masuk rumah sakit, dirawat 
  dan sudah tentu membutuhkan biaya. Memang tidak hanya saya, 
  anak yang harus menanggung semua biaya tersebut dan biasanya 
  memang tidak demikian. Hanya saja, -saya yakin ini skenario 
  Allah- adik-adik saya, dan juga adik-adik isteri, untuk kali ini 
  tidak bisa maksimal membantu seperti biasanya. Jadilah, sebagian 
  besar biaya itu harus diselesaikan oleh saya.
   
  Saya mencoba tenang untuk mengatasinya. "Insya Allah ada, " 
  jawaban saya untuk isteri yang bertanya, "Abang punya uang?"
  Alhamdulillah uang di tabungan sudah dikirim untuk membeli 
  obat ibu. Kini giliran mengupayakan uang untuk biaya rumah sakit 
  Ayah. Di pekan kedua Februari itu, mulai bingung memutar otak 
  dari mana mencari uang, padahal tiga hari lalu Ayah sudah boleh pulang. 
  Saya pun teringat satu hal yang membuat optimis bisa mengatasi semua ini. 
  Bulan Februari adalah bulan pembayaran royalti buku saya. 
  "Semoga penerbit tidak telat mentransfernya ya Allah, " doa saya.
   
  Senin sore pekan kedua itu, mampir ke ATM untuk cek saldo. 
  Mengernyit dahi ini, melihat saldo tidak bertambah. Berarti belum 
  ada transferan royalti. Saya pun pulang dengan lesu. Dua hari lagi 
  Ayah pulang, uang belum di tangan. Esok malamnya, saya berniat 
  kembali ke ATM, lagi-lagi untuk cek saldo. Sebelumnya, mampir 
  dulu membeli martabak pesanan si kecil. Pada saat menunggu pesanan, 
  tiba-tiba seseorang mencolek lengan saya, "kasihan pak, minta uang pak..." 
  rupanya seorang nenek pengemis.
   
  Ada tinggal satu lembar uang di kantong, karena sebelumnya 
  sudah saya bayarkan ke tukang martabak. "bismillaaah..." 
  yang selembar itulah yang saya berikan ke pengemis tua itu. 
  Sedetik kemudian, meluncurlah sebaris doa, "dimudahkan urusannya, 
  dilancarkan rezekinya, dipanjangkan umurnya..." Tidak menunggu aba-aba, 
  saya segera mengaminkan doa pengemis tua itu.
   
  Memang, doa seperti itu yang saya harapkan. Secepat mungkin 
  saya mengaminkan doa itu, berharap Allah benar-benar memudahkan
  segala urusan yang tengah merumitkan pikiran ini. Setelah membeli 
  martabak, mampir lah saya ke ATM untuk cek saldo. 
  "Semoga sudah ada, " harap saya.
   
  Malang niang nasib lelaki ini. Baru saja memasukkan kartu ATM,
  rupanya mesin ATM-nya error. Kartu langsung 'tertelan', sedang hari 
  sudah malam. Tidak bisa complain terhadap petugas bank atau lainnya. 
  Saya mencoba membenahi hati, "terima kasih Allah telah melatih 
  kesabaran buat hamba" ujar saya dalam hati.
   
  Esoknya, tepat di hari Ayah akan pulang dari rumah sakit. Saya kembali 
  ke Bank tempat kartu ATM saya 'tertelan' untuk mengurusnya. Tak lebih 
  dari lima belas menit, urusan pun selesai. Saat itulah saya menuju ATM lagi, 
  dan "Subhanallah, terima kasih ya Allah..." saya bersyukur habis-habisan. 
  Sejumlah uang yang saya butuhkan untuk biaya rumah sakit nampaknya 
  bukan lagi masalah.
   
  Terima kasih Allah, atas pelajaran berharga di pekan kedua Februari itu. 
  Allah, memang selalu hadir disaat kita memang membutuhkan-Nya. 
  Walau saya pun tahu, andai kita mengabaikan-Nya pun, 
  Dia selalu ada. (gaw)
   
  http://www.eramuslim.com/atc/oim/45dec79d.htm
  
 
---------------------------------
Sucker-punch spam with award-winning protection.
 Try the free Yahoo! Mail Beta.

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to