Filosofi Menanam  6 Mar 07 04:36 WIB
  Oleh Sus Woyo
   
   
  Untuk apa kamu setiap hari mengajari baca tulis Al-Qur’an 
  kepada anak-anak orang lain, dengan timbal balik yang tidak seimbang? 
  Lagipula apa sih penghargaan orang tua mereka kepada kamu?
   
  Untuk apa kamu mengkoordinir orang-orang dan menjembatani 
  para pemuda untuk belajar agama, sementara tangapan dan antusiasme 
  mereka biasa-biasa saja dan seolah tak ada gairah untuk mengikutinya?
   
  Untuk apa kamu menulis setiap hari, sementara perbandingannya 
  dengan apa yang kamu korbankan tidak seberapa? Sudah tahu tidak 
  mendapat honor kenapa redaksi surat kabar itu masih juga kau kirimi 
  tulisan? Berapa waktu dan pikiran yang kau buang?
   
  Untuk apa kamu urusi anak orang, sementara kamu sendiri, 
  secara ekonomi bukanlah orang kaya. Untuk apa kau belikan ia susu, 
  kau asuh seperti anakmu sendiri, padahal bapak ibu anak tersebut 
  makan enak dan tidur juga enak di Jakarta?
   
  Kenapa tanah orang tuamu di pinggir hutan itu kau tanami pisang juga, 
  padahal setiap berbuah, dan saat buahnya mulai tua pasti dicuri orang? 
  Tidak tahukah kamu tentang untung dan rugi?
   
  Apa hasilnya kamu bikin taman baca untuk umum, sementara 
  kamu tak pernah sedikitpun memungut bayaran dari para pembaca? 
  Sedangkan jika kamu mau, mereka dengan lapang dada mau 
  menyewa buku-buku itu?
   
  Sering sekali saya mendapat teguran, baik dari teman, tetangga, atau 
  bahkan keluarga saya sendiri. Mereka sering sekali mengkritisi apa yang 
  saya perbuat selama ini. Tentu menurut pandangan mereka. Dan biasanya 
  saya hanya diam jika mereka mengkritik saya. Jawaban panjang lebar 
  seperti apapun, biasanya tidak memuaskan bagi mereka.
   
  Wajar sekali mereka bertanya seperti itu. Memang yang namanya hidup 
  sudah pasti membutuhkan “sesuatu” untuk melangsungkan kehidupan 
  itu sendiri. Dan sesuatu itu adalah imbalan atas apa-apa yang kita perbuat. 
  Pendek kata, setiap tetes keringat yang kami keluarkan, secara akal sehat 
  sudah pasti harus dihargai sesuai dengan apa yang kita perbuat itu.
   
  Untuk menghibur diri, saya sering mengingat seorang laki-laki 80-an 
  tetangga saya, yang tak pernah bosan untuk pergi ke kebunnya setiap hari. 
  Ia selalu menanam apa saja. Kata-katanya yang selalu terngingang di telinga 
  saya adalah, “Saya setiap hari harus menanam. Dan yang saya tanam adalah 
  kebaikan. Orang menanam itu akan panen, berapapun hasil panennya. Dan 
  jika saya tidak sempat memanennya, insya Allah anak cucu saya, atau 
  keturunan saya kelak yang akan menikmati hasil tanaman saya. ”
   
  Kalimat dari seorang kakek itu, sedikit memberi semangat tentang apa 
  yang sedang saya perbuat. Saya memaknai kata “menanam” dengan makna 
  yang maha luas. Tak hanya berkutat sebatas kepada tumbuh-tumbuhan, 
  tapi di segala sektor kehidupan.
   
  Menolong kucing yang masuk got, meminjami payung kepada orang 
  yang sedang kehujanan, menyingkirkan duri yang berserakan di jalan, 
  mengihlaskan hutang kepada para peminjam yang tidak mampu 
  mengembalikan, menjadi donatur tetap kepada TPA/TPQ kampung 
  yang fasilitasnya serba minim, dan segala apa yang saya tuturkan di atas, 
  adalah tak lepas dari filosofi “menanam”.
   
  Logikanya, siapa menabur akan menuai, orang yang menanam, pasti 
  akan memanen. Entah berapa yang akan dipanennya. Dan jika kelak yang 
  menanam saat ini belum bisa memanennya, itu juga bukanlah kesia-siaan. 
  Anak cucu kita bisa menikmati hasil tanaman baik kita. Tak percaya? 
  Tanyakanlah kepada kakek-kakek kita yang menanam pohon kelapa
  limapuluh tahun yang lalu. Siapa yang menikmati hari ini?
   
  Kalau mengingat perbuatan sang kakek tua itu, saya makin menikmati 
  apa yang saya perbuat selama ini. Walaupun secara finansial saya belum 
  mendapat apa-apa. Toh, ternyata Allah SWT maha segalanya. Dia tidak 
  akan membiarkan hambaNya yang sedang kesulitan dalam hidup, dibiarkan 
  begitu saja tanpa ditolongNya.
  ***
  Forum Lingkar Pena Purwokerto
  http://www.eramuslim.com/atk/oim/45ebc716.htm
  
 
---------------------------------
Expecting? Get great news right away with email Auto-Check.
Try the Yahoo! Mail Beta.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke