Assalamu'alaikum

Bapak2, Ibu2.... sementara hentikan perdebatan yang belum ketemu 
ujung pangkalnya. Ada masalah yang lebih serius.

Bagi yang punya akses kepada para raja atau pemimpin di Timur Tengah, 
akses terhadap lembaga-lembaga donasi, akses terhadap sumber sumber 
keuangan, harap dioptimalkan akses tersebut untuk membantu perjuangan 
saudara kita.

Berikut beritanya

Israel makin berani melakukan perusakan di kompleks Masjid Al-Aqsa di 
Yerusalem. Al-Aqsa Foundation melaporkan, buldoser-buldoser Israel 
mulai menghancurkan bagian-bagian gedung Dewan Tertinggi Islam yang 
terletak di dekat Masjid suci ketiga bagi umat Islam itu.

Menurut Al-Aqsa Foundation, buldoser-buldoser Israel telah 
menghancurkan bagian depan gedung di sisi barat dan selatan, serta 
sejumlah ruangan di gedung yang terletak hanya beberapa meter dari 
dinding Al-Buraq dekat pintu gerbang Jaffa di Kota Tua, Yerusalem 
Timur.

"Bangunan-bangunan itu runtuh akibat perang yang kejam yang dilakukan 
oleh institusi-institusi Israel, dalam rangka Yudaisasi Yerusalem dan 
memusnahkan semua peradaban Arab dan Islam, " demikian pernyataan Al-
Aqsa Foundation.

Yayasan itu juga menyatakan bahwa didekat gedung Dewan Tertinggi 
Islam, orang-orang Israel membangun sejumlah apartemen bergaya Barat, 
yang model arsitekturnya sangat tidak mencerminkan arsitektur gaya 
Arab-Islam.

Sejak menduduki wilayah Yerusalem Timur, selama puluhan tahun Israel 
secara sepihak menguasai sejumlah bangunan Islam bersejarah milik 
bangsa Palestina. Sebagai upaya untuk mem-Barat-kan kawasan Kota Tua, 
orang-orang Israel sengaja menjual gedung-gedung tua bersejarah di 
kawasan itu ke orang-orang Yahudi Amerika, yang kemudian diubah 
menjadi gedung-gedung apartemen mewah.

Otoritas Israel juga menghancurkan rumah-rumah milik warga Palestina, 
dengan alasan tidak memiliki izin pembangunan rumah.

Salah seorang warga Palestina yang menjadi korban baru-baru ini 
adalah Nawaf Muhammad Al-Shalaldeh. Rumahnya di Al-Tur, sebelah timur 
Kota Tua, dihancurkan oleh otoritas Israel karena dituduh tidak 
memiliki izin. Padahal rumah itu baru selesai dibangun, dan Shalaldeh 
bersama isteri dan tujuh anaknya, baru saja memindahkan sebagian 
barang-barang milik mereka ke rumah itu.

Gencatan Senjata

Sementara itu, perkembangang terakhir di Palestina, sejumlah faksi 
pejuang Palestina menyatakan bersedia kembali pada komitmen gencatan 
senjata di Jalur Gaza. Namun mereka menegaskan akan melanjutkan 
serangan roketnya, jika Israel tidak menghentikan operasi militernya 
di Gaza dan Tepi Barat.

Sumber-sumber di Palestina mengungkapkan, pesan itu disampaikan pada 
Israel melalui mediator Mesir, yang berusaha keras mencegah 
berlanjutnya konfrontasi antara sayap militer Hamas dengan pasukan 
Israel.

"Mayor Jenderal Burhan Hammad, utusan mesir yang menjadi mediator, 
telah menginformasikan pada Israel tentang komitmen baru faksi-faksi 
pejuang Palestina. Hammad juga menekankan bahwa faksi-faksi pejuang 
Palestina juga meminta Israel menjaga ketenangan di Gaza dan Tepi 
Barat, " kata sumber tadi.

Seperti diketahui, hari Selasa kemarin, sayap militer Hamas Brigade 
Izzadin al-Qassam menyatakan berakhirnya gencatan senjata dengan 
Israel di Gaza dan menembakkan roket-roket mereka ke arah Israel. Al-
Qassam mengambil langkah itu, sebagai balasan atas terbunuhnya 
sembilan warga Palestina akibat operasi militer Israel di Gaza dan 
Tepi Barat.

Merespon hal itu, PM Ehud Olmert sudah memberi lampu hijau untuk 
menggelar operasi militer terbatas ke Gaza. Dan untuk mengantisipasi 
serangan Israel, sayap militer Hamas sudah mengambil posisi di dekat 
perbatasan Gaza-Israel. Mereka berlindung di balik pepohonan.

"Musuh Zioinis harus paham bahwa pemikiran-pemikiran untuk menyerang 
Jalur Gaza akan membuka pintu 'neraka' dan ratusan roket akan 
diluncurkan ke kota Sderot dan Ashkelon (kota-kota di selatan Israel) 
serta kota-kota lainnya, " tegas juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu 
Ubaida. (ln/arabnews)

Kirim email ke