apakah iya dimana di era digital ini jurnalisme
menjadi mati? kalau bentuk jurnalisme dibatasi pada
media massa cetak, mungkin iya. itupun mati bukan
terminologi yang pas. lebih tepat dibilang,
konsumennya berkurang. tapi saya yakin masih ada
'fans-fans' media cetak, dimana mereka merasa lebih
puas dengan printed media.

mengenai reportase yang bisa dilakukan dimana saja.
menurut saya itu tidak mematikan jurnalisme, karena
jurnalisme punya prinsip-prinsip yang harus dipenuhi.
taruhlah saja prinsip2 yang ada dalam nine element of
journalism (bill kovach's)...
reportase/liputan itu harus punya data yang kuat;
sudah dikonfirmasi dengan narasumber; etc. intinya,
sebuah reportase harus punya basis argumentasi yang
kuat, dan tidak akan jadi masalah apakah ia dituliskan
di blog,mailinglist, atau media-media komunitas yang
mungkin terkesan tidak independen. menurut saya,
terpenuhinya prinsip2 itulah yang membuat jurnalisme
tetap hidup.

terima kasih.


--- Budhiana Kartawijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> http://budhiana.blogspot.com/  The end of journalism
>       
> TANGGAL 9 November 2006, Saya menjadi pembicara soal
> jurnalistik, di Fikom Unpad, Jatinangor. Bersama
> saya, tampil pula sohib saya Arya Gunawan, mantan
> wartawan Kompas, mantan wartawan BBC, dan kini
> bekerja di Unesco untuk pengembangan media di
> Indonesia. Arya adalah lulusan Teknik Kimia ITB,
> saya lulusan FISIP Unpad.
> Selain itu, ada juga dosen jurnalistik Fikom.
> Pada intinya, saya dan Arya sepakat bahwa
> perkembangan teknologi menyebabkan perubahan pula
> pada dunia jurnalisme. Bahkan, mengutip the
> Economist, Arya memperkirakan 2040 adalah kematian
> surat kabar. Pada saat itu tidak ada lagi orang baca
> koran. Mereka membaca informasi digital, melalui
> sebuah alat yang kecil tetapi berkapasitas besar.
> Bagaimana jurnalisme waktu itu?
> Sekarang kita sudah mengenal konsep citizen
> journalism di mana setiap orang bisa mereportase apa
> yang dia dengar, atau dia lihat. Radio Elshinta
> misalnya, setiap saat menyiarkan informasi warga
> tentang berbagai peristiwa: situasi lalu lintas,
> bencana dll.
> Kalaulah mereka tidak mereport untuk radio atau
> koran, orang kini bisa mereportnya untuk mailing
> list di mana dia bergabung. Atau, dia bisa
> menuliskan untuk blog-nya.
> Jadi, kerja jurnalistik sudah bukan monopoli
> wartawan, dan penyebaran informasi bukan lagi
> monopoli perusahaan pers. 
> Di masa depan,"SETIAP ORANG ADALAH REPORTER, SETIAP
> ORANG ADALAH MEDIA,"
> Pada saat itu (bahkan saat ini) setiap orang bisa
> membuat reportase tanpa harus mengikuti
> kaidah-kaidah atau kode etik jurnalistik. Bacalah
> mailing list mediacare, di situ orang bebas
> melaporkan peristiwa dengan framenya sendiri,
> mencaci maki orang seenak udel dll. Kliklah
> youtube.com, Anda akan menyaksikan video pembantaian
> manusia di Poso, tanpa sensor! Luar biasa, ini tidak
> mungkin dilakukan oleh media tv mainstream.
> Ketika setiap orang adalah reporter dan setiap orang
> adalah media, maka apakah ini berarti metamorfosa
> jurnalisme ataukah matinya jurnalisme?
> Sayang, rekan dosen Fikom tidak memberikan
> perspektif bagaimana sebuah fakultas komunikasi
> mengantisipasi perkembangan ini. Saya curiga bahwa
> ini bukan tipikal Fikom Unpad. Akan tetapi mungkin
> juga semua jurusan Fikom di Indonesia tidak
> mengantisipasi metamorfosa, atau kematian jurnalisme
> ini. Padahal, Fikom adalah fakultas yang tiap tahun
> difavoritkan calon mahasiswa!***
> 
>  
> ---------------------------------
> Sponsored Link
> 
> Mortgage rates near 39yr lows. $510,000 Mortgage for
> $1,698/mo -   Calculate new house payment



 
____________________________________________________________________________________
Sponsored Link

Rates near historic lows - 
$200,000 mortgage for $660/ month - 
http://yahoo.ratemarketplace.com

Reply via email to