Ida, Van Helsing, dan rekan miliser mediacar lainnya,

Dari pihak saya pribadi, saya tak minat lagi melanjutkan diskusi soal burqa 
ini. Saya pikir posisi kita masing-masing sudah sangat sangat jelas dan tak 
mungkin dipertemukan. Kita ucapkan saja selamat dan sukses kepada bangsa 
Belanda dalam membangun persatuan nasionalnya.

Buat Ida, thanks atas apresiasinya. Meski suara kita minoritas di sini, saya 
senang suara itu telah diperdengarkan dan ditanggapi dengan cukup seru oleh 
yang lain. 

Buat Van Helsing, saya bukan orang yang Bapak maksud itu. Saya dosen di 
Fakultas Ilmu Budaya UI, persisnya di Departemen Susastra. Salam kenal, Van 
Helsing, saya sudah nonton film Anda yang penuh adegan seru perburuan vampir 
itu lho :))

manneke


-----Original Message-----

> Date: Sat Nov 25 14:20:19 PST 2006
> From: "helsing744" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [mediacare] Budaya indigeneous - Re: Belanda Berencana Larang Jilbab
> To: mediacare@yahoogroups.com
>
> --- In mediacare@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >> Meminjam perbandingan yg dipakai Manneke, logika peraturan anti burqa
> > itu kan persis logika RUU APP yang mengatur dress code perempuan.
> > Kenapa terhadap RUU APP banyak dari kita berani vokal (yg saya setujui
> > dalam hal ini), tapi tidak terhadap pemerintah Belanda? Di sini saya
> > melihat gejala shock-nya sekian banyak orang2 Indonesia yg tinggal di
> > negara2 maju. 
> > Ida Khouw 
> > 
> -----------------------------------------
> 
> Dalam melihat hukum, saya kira perlu atau malah wajib untuk 
> melihat "siapa" yg membuat UU dan apa "tujuan" UU tersebut dibuat.
> 
> Di sini kita bisa melihat beda prinsip antara RUU APP dan UU di 
> Belanda. 
> 
> Dalam kasus RUU APP, RUU tersebut -disyinyalir-  di rancang oleh tokoh2 
> agama yg mengambil nilai2 agama sebagai dasar rancangan UU dgn TUJUAN 
> memperkuat eksistensi dan dominasi agama terkait. Disini, yg namanya 
> KEMAJEMUKAN akan -sebisa mungkin- dibonsai dan akan dibuat konsep yg 
> seragam sesuai dgn nilai yg dipakai (agama). Sementara kita tahu, agama 
> dan nilai2 agama HANYA bisa diterima bagi yg mengimaninya saja, itupun 
> masih terpecah karena perbedaan tafsir. Memaksaan RUU APP yg jelas 
> berbasis pada nilai2 agama tertentu saja JELAS kontra dgn realitass 
> masyarakat Indonesia yg MAJEMUK. Disini yg "dikorbankan" adalah 
> KEMAJEMUKAN/ keaneka ragaman.
> 
> Sementara, dalam kasus kedua,(UU di Belanda itu), UU tersebut 
> dikeluarkan oleh NEGARA dirancang BUKAN oleh tokoh2 agama dan TIDAK 
> atas dasar nilai2 agama, tapi atas dasar nilai2 masyakarat SECARA LUAS 
> dan ditujuan demi kepentingan umum/ kebaikan BERSAMA. Yg jadi "korban" 
> disini hanyalah satu kelompok kecil,teramat sangat kecil, dan itupun 
> ditujukan demi KEBAIKAN kelompok itu juga -medidik secara paksa-.
> 
> Kalau kita mau jujur, argument rekan Manneke memang benar kalau 
> mengatakan bahwa UU tersebut bersifat diskriminan atau cenderung rasis, 
> tapi TAK ADA HUKUM atau UU yg dibuat TANPA dasar alasan yg kuat dan dgn 
> tujuan yg jelas, tentu saja kebaikan bersama (kepentingan umum) yg 
> dijadikan acuan penilaian utamanya.
> 
> Saya masih percaya, bahwa busana yg kita pakai akan memberi dampak 
> psikologis pada yg memakainya, karena itu saya MENENTANG mendewakan/ 
> menuhankan "satu jenis pakaian" demi yg namanya keyakinan/ keimanan, 
> umat islam fanatikun yg percaya bahwa burqa adalah satu2nya pakaian 
> keimanan harus sadar atau ??dipaksa?? disadarkan (dgn UU tsb) bahwa Tuhan 
> tidak melihat bentuk fisik dan jenis pakaian mereka untuk menilai kadar 
> keimanan seseorang, hal ini jangan dianggap sepele, sebab sifat2 
> fanatisme buta biasanya berangkat dari hal2 yg kecil seperti ini. 
> 
> Kalau seseorang menjadi fantisme buta kemudian menjadi seorang ibu dan 
> kemudian dia mendidik anak2 mereka, maka sangat besar kemungkinannya 
> mereka akan mengajari kepada anak2 mereka dg pemahaman yg sama dgn yg 
> dinmilikikinya, dan kalau siklus seperti ini tidak dihentikan, maka 
> umat islam akan terus terkungkung dalam keterbelakangan mereka baik 
> dari sisi peradaban manusia maupun dari pemamahan keimanan yg benar yg 
> bisa di nalar. Karena sejatinya kita beriman tidak cukup dgn hati dan 
> YAKIN semata, tapi pikiran/ rasio kita juga harus digunakan, jelas 
> dikatakan dalam islam, bahwa islam itu HANYA untuk orang2 mau berfikir.
> 
> VH
> (Eh, numpang lewat; rekan Manneke ini mengingatkan saya pada ??legenda?? 
> apakabar Beckyhoo, cendikia non muslim tapi sangat dicintai oleh 
> milister muslim di apakabar karena sikap obyektif, tegas,lurus,jujur 
> dan cerdasnya, apakah benar anda orang yg sama? kalau tidak keberatan, 
> maukah anda confirm cukup dgn jawaban "ya" atau "tidak" saja -dari pada 
> dipendam dalam hati, sorry!-:)



Web:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Klik: 

http://mediacare.blogspot.com

atau

www.mediacare.biz

Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke