Ha ha ha, hebat betul cara Anda "membungkam" orang untuk menutup perdebatan. 
Jadi, karena saya akademisi, maka saya cuma tahu ilmu. Karena saya akademisi, 
saya cuma tertarik soal benar dan salah. Karena saya akademisi, saya tak punya 
empati pada kenyataan. Dan, karena saya non-Muslim, maka saya tak tertarik 
dengan permasalahan orang Muslim. 

Simak baik-baik Saudara Van Helsing, baik dalam posting ini maupu 
posting-posting saya sebelumnya berkenaan dengan isu burqa ini, supaya semua 
orang di milis ini bisa melihat duduk perkara yang sebenarnya:

1). Selama perdebatan soal burqa ini, pernahkah saya ngomong pakai teori atau 
metode akademik atau istilah-istilah teknis? Siapa dalam diskusi yang mula-mula 
pakai istilah seperti "indigenous factor"? "hak azasi"? "integrasi"?

2) Selama dikskusi ini, siapa yang cuma bersikeras melihat persoalan sebagai 
benar dan salah? Justru yang saya lakukan adalah mencoba dengan tidak terlalu 
sederhana menilai: seolah-olah semua yang pakai burqa berpotensi jadi teroris, 
seolah-olah hukum anti burqa itu dibuat demi kebaikan, seolah-olah jika 
minoritas menolak pelarangan burwa, maka dia pasti tak mau bergaul dan 
eksklusif, dll dsb. Bukankah yang berpikiran sempit dan hitam putih justru 
adalah mereka yang dengan membabi buta mendukung pelarangan burqa ini?

3) Saya tak punya empati pada realitas umat Muslim? Nggak salah nih? Bukannya 
kebalik? Saya yang nyaris sendirian mengajak rekan-rekan miliser lain untuk 
berempati pada para perempuan berburqa yang akan jadi korban pelarangan ini, 
sedangkan kalian semua yang sama sekali tak mencoba untuk melihat persoalan 
darikaca mata mereka, dan selalu bersikeras: mereka kan minoritas, mereka kan 
cuma tamu di negeri orang, mereka kan cuma maunya sendiri? Siapa yang doyan 
melempar asumsi hitam putih tanpa empati seperti ini? Saya? 

4) Sebagai non-muslim saya tak tertarik pada nasib orang Muslim? Lalu Anda kira 
buat apa saya teriak-teriak menolak pelarangan burqa, meski dengan risiko 
dipandir-pandirkan dan kata-kata saya dipelintirkan serta diputar balik oleh 
geng Anda yang anti-burqa itu? Kalo saya tak peduli dan tertarik, buat apa saya 
buang-buang waktu membela kelompok minoritas berburqa yang 'dikeroyok' oleh 
Anda dkk itu? 

Apa sih yang membuat Anda berpikir bahwa Andalah orang Islam yang paling benar 
dan lalu boleh menilai orang Islam lain yang beda dari Anda dengan kaca mata 
yang merendahkan?

Saya menggunakan rasio saya dengan empati, bukan untuk merasionalisasi yang 
salah menjadi benar, seperti yang Anda dkk lakukan. Saya tak mengizinkan rasio 
saya membenarkan sesuatu hanya karena gara-gara dia telah menjadi fakta. Saya 
menggunakan rasio saya untuk mengkritisi fakta itu, supaya kita semua tak tidur.

Bagaimana cara Anda menggunakan rasio Anda, Van Helsing? Dengan segala daya 
upaya, termasuk mengintimidasi saya, Anda merumuskan berbagai dalih yang bisa 
dipakai untukmembenarkan suatu tindakan represif yang dilakukan oleh sebuah 
negara atas suatu kelompok warganya. Dan, Anda dengan bangga menyebut semua itu 
sebagai 'kepedulian'? Shame on you!

Anda menyebut saya ikut campur dalam urusan pribadi orang lain? Anda ngerti 
tidak sih makna kata-kata yang Anda ucpakan itu? Atau asal bunyi sja, yang 
penting komentar? Urusan pribadi siapa yang saya campuri? Urusan pribadi Anda? 
Bukankah kita bicara dampak UU pelarangan burqa pada kelompok minoritas pemakai 
burqa di Belanda? Inikah yang Anda sebut urusan pribadi? Cuma Anda yang boleh 
ngomong soal ini? Islam adalah Anda?

Terakhir, Anda menyebut burqa adalah 'pakaian agamawan' sama seperti suster? 
Wah, kalo sudah begini cara padangnya, ya nggka heranlah saya kalo diskusi 
pelarangan bruqa ini jadi kesana kemari dan berkembang secara tak proporsional. 
Suster itu perempuan yang secara resmi (lewat proses pendidikan dan sumpah) 
memilih untuk menyerakan seluruh hidupnya demi mengabdi dan melayani Tuhan. 
Maka itu, dia berpakaian seperti itu. perempuan Katolik awam tidak ada yang 
pakai pakaian suster, Bung. Burqa dipakai oleh perempuan muslim yang memang mau 
memakainya, bukan oleh agamawan Muslim. Bukan begitu?

By the way, saya tak mempan diintimidasi, apalagi dengan cara-cara konyol. 
Silakan sebut saya apa saja, saya selalu tahu bagaimana cara untuk secara 
konsisten membela prinsip-prinsip yang saya yakini kebenarannya dengan cara 
yang masuk akal.

manneke

-----Original Message-----

> Date: Fri Nov 24 14:02:09 PST 2006
> From: "helsing744" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [mediacare] Jawaban untuk Helsing - Re:   Belanda Berencana Larang 
> Jilbab
> To: mediacare@yahoogroups.com
>
> Mungkin anda benar dalam hal ini, anda memakai kaca mata murni 
> akdemisi, sementara saya mengikutsertakan personal interest (emosi) 
> berupa satu keinginan melihat berkembangya masyarakat islam di eropa.
> 
> Saya melihat anda tak menyentuh aspek politik,sementara UU tersebut 
> syarat dgn muatan politis, harus saya akui, anda lebih jujur dalam 
> melihat persoalan ini, sepertinya anda murni seorang akademisi, 
> idealisme anda sangat kuat, plus rasio anda sangat tangguh.
> 
> Tapi ada sayangnya, kepedulian anda hanya sebatas kebenaran diatas 
> kertas tapi tidak menyentuh permasalahan prinsip yg ada, anda tidak 
> mau tahu dgn kondisi umat islam di eropa yg sangat sulit untuk 
> barbaur dgn penduduk asli sebagaimana halnya imigran lainnya yg non 
> islam dan kesulitan pemerintah Belanda dalam upaya memajukan SEMUA 
> lapisan masyarakatnya sekaligus mengurangi resiko keamanan, terutama 
> ??ancaman?? keamanan dari kelompok fundamentalis islam, anda tentunya 
> setuju bahwa burqa hanya dikenakan oleh kelompok kecil mainstream 
> islam.
> 
> Kepedulian anda sebagai akademisi mungkin hanya sebatas benar-salah 
> dalam tataran kaidah ilmu, sementara aspek yg saya lihat jauh lebih 
> besar dari sekedar benar-salah seperti konteks anda, dan aspek 
> pertama yg mendorong saya untuk mensuport UU tersebut adalah demi 
> PEMBAURAN dan kemajuan umat islam pada khsususnya.
> 
> Dalam soal tujuan ini mungkin kepedulian anda tidak sebesar yg saya 
> miliki, sebab anda malihat murni dari kaca mata akademisi, sementara 
> saya lebih condong ke aspek politiknya, disini saya bisa setuju 
> bahwa UU tersebut represif sifatnya, tapi TUJUAN dari UU tersebut 
> jelas sangat baik demi masa depan masyarakat Belanda dan umat islam 
> pada umumnya.
> 
> Kenapa saya sebut UU tersebut sangat baik untuk umat islam? 
> 
> Anda sebagai non muslim mungkin tidak tertarik untuk hal ini, 
> terlebih anda sangat menjunjung KEBEBASAN individu TANPA mau melihat 
> lebih jauh apakah pemanfaatan kebebasan tadi akan terus membelenggu 
> individu tersebut dalam keterbelakangan atau dia akan menggunakan 
> demi kemajuan dan pengembangan diri mereka.
> 
> Well,anda benar, tiap2 individu BEBAS untuk tetap terbelakang atau 
> berniat untuk maju, tapi sebagai umat islam saya punya HAK untuk 
> mensuport agar saudara2 seiman saya TERGERAK hati dan pikiran mereka 
> untuk melihat konteks yg lebih luas lagi, membelenggu diri dalam 
> realitas mereka (bersikukuh ber-burqa HANYA demi keyakinan diri 
> sendiri dgn segala KONSEKWENSINYA)saya kira bukan satu tindakan 
> cerdas atau setidaknya ada niat untuk melihat realitas diluar diri 
> mereka.
> 
> Pendek kata, saya ingin ada reformasi pemahaman terhadap ajaran 
> khususnya SIMBOL2 islam dari umat islam, dan UU tersebut saya pikir 
> bisa menjadi triger agar umat islam di eropa (Belanda pada 
> khususnya) tergerak hati dan pikiran mereka agar mau melihat 
> realitas diluar diri mereka.
> 
> Dalam hal ini, anda benar2 clean untuk ukuran manusia yg mau PEDULI 
> dan atau mau ikut campur dalam urusan pribadi orang lain. Salut atas 
> keteguhan dan kejujuran anda, tapi menyesal atas rendahnya empatthy 
> anda pada realita yg ada dan sedang terjadi.
> 
> Salam,
> VH
> (Sorry ya, kali ini nggak saya tanggapi point-per point, tujuannya 
> agar konsep ide yg ada di benak saya tidak bias oleh ??masalah2 
> technis?? yg terkadang tidak relevan dgn konsep ide/pikiran saya, 
> and... salut untuk kejernihan pikiran anda, di mediacare ini banyak 
> sekali pemikir hebat, next time I have to be more carefull)
> 
> ehh...ada ketinggalan dikit koment dibawah, have a look please:
> 
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > JAWAB: Suster itu agamawan. Agamawan keluyuran di mall itu mau 
> ngapain? Uang saku dari biara aja pas-pasan. Bergaul dengan orang 
> awam (non-agamawan) tak perlu harus di mal. Bisa di sekolah, rumah 
> sakit, panti asuhan,dll.
> 
> << Nah, Burqa itu juga pakaian agamawan (simbol identitas agama) yg 
> digunakan ditempat umum, masak bawa2 identitas agama di sembarang 
> tempat? tahu kan konsekwensi atas pemakian pakaian ala agamawan 
> (simbol identitas agama) tersebut? SANGAT MEMBATASI AKSESS mereka...
> 
> Hasta pronto....



Web:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Klik: 

http://mediacare.blogspot.com

atau

www.mediacare.biz

Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke