Cuman menitip pertanyaan, atau barangkali tepatnya adalah pernyataan: Apa pendapat anda jika saya katakan: 1. Apakah *berfikir* itu memang BUKAN -sekali lagi- BUKAN *budaya* orang Indonesia? 2. Apakah yg namanya *budaya* -atau tepatnya *BUAYA*- Indonesia, itu? 3. *Budaya* Indonesia itu *CEREMONIAL* belaka, praksisnya adalah *BUAYA*. 4. Apakah yg namanya *kajian* itu memang hanya santapan yg rasanya lebih *enak* dan *lezat* dalam ruang ruang pengap akade... MISTIK???... 5. Mengapa tidak sekalian *lempar handuk* aja, biar kesannya ada upaya membudayakan *budaya malu* dari para budayawan dan sosiolog akade...MISTIK...??? Sekaligus -setidaknya- bisa menjadi contoh kepada generasi muda, bahwa *senior*nya juga ternyata punya *budaya malu* itu... May FUN be with you Kopitalisme http://kopitalisme.tk
---=GuN=-- <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Salam, Bagi yang tertarik dengan diskusi ini, silakan hadir... Undangan Diskusi Freedom Institute bulan Desember ini akan menggelar diskusi tentang Memperbincangkan kembali Pemikiran dan Teori Clifford Geertz. Awal November lalu, Clifford Geertz meninggal dunia. Bagi mahaiswa dan sarjana bidang studi ilmu sosial, nama Geertz sudah tak asing. Clifford Geertz adalah antropolog yang lebih memperhatikan situasi empiris orang Islam dalam konteks tertentu. Kehebatan Geertz terletak pada kemampuan analitik dan teoritisnya dalam memahami dan menjelaskan fenomena Islam seperti yang ia amati di Mojokuto (The Religion of Java) dan perbandingannya dengan orang Islam di Maroko (Islam Observed). Tentu bukan Geertz yang menemukan istilah santri, abangan, dan priyayi dalam The Religion of Java, karena istilah-istilah itu sudah dipakai di kalangan yang lebih terbatas. Namun, Geertz-lah yang pertama-tama mensistematisasi istilah-istilah itu sebagai perwakilan kelompok-kelompok kultural yang penting. Pengaruh Geertz melampaui batas disiplin antropologi. Sarjana Asia Tenggara, apapun disiplinnya, tak dapat melewatkan karya-karya Geertz. Begitu juga kajian-kajian agama dan khususnya Islam modern di Indonesia dan Asia Tenggara tetap merujuk pada karya Geertz. Untuk membahas dan mendiskusikan tentang pemikiran dan teori Geertz, Freedom Institute mengundang Anda untuk hadir dalam diskusi ini dengan pembicara Nono Anwar Makarim, Ketua Yayasan Aksara, dan Bambang Pranowo, intelektual senior yang pernah menulis disertasi tentang pemikiran Geertz. Diskusi akan dilaksanakan pada, Hari / Tanggal : Senin, 4 Desember 2006 Waktu : Jam 18.00 21.30 (diawali makan malam) Tempat : Ruang Diskusi Freedom Institute Jl. Irian 08 Menteng Jakarta Pusat Konfirmasi Kehadiran Tata telpon 021-31909226 / 27. Salam, Hamid Basyaib Direktur Program --------------------------------- Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. --------------------------------- Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.