Setuju!!! Maksud saya, saya setuju untuk tidak setuju sebentar-sebentar menyalahkan TV untuk hal-hal & kontrol yang seharusnya dijalankan orangtua / orang yang lebih dewasa dan mengerti. Bukankah orangtua memilik otoritas dan kewajiban untuk mendampingi, memperingatkan dan memarahi anaknya bila menonton hal yang tidak sesuai umurnya / belum sepantasnya? Jangan-jangan nanti tv kabel juga bakal dilarang karena membuat anak Indonesia tidak mendengarkan acara-acara dalam bahasa Indonesia? Bingung khan??!!! Salam damai.
Dewono Siswardiyanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Buruk rupa, cermin dibelah .... :) Itu tepatnya! On 11/30/06, stefen gelass <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya tidak setuju dengan pelarangan acara Smackdown di TV. Maaf, bukannya saya tidak bersimpati dengan para korban dan keluarganya dan saya pun sama sekali bukan penggemar acara tersebut, sungguh. Namun saya hanya cemas bahwa pelarangan acara Smackdown akan menjadi pintu bagi pelarangan-pelarangan acara lainnya yang mungkin dinilai membawa impact buruk bagi masyarakat. Kita tahu memang banyak sekali acara "sampah" di TV, namun jangan dipungkiri bahwa "sampah" itu ada penggemarnya juga. Saya hanya ingin mengatakan, berhentilah menyalahkan TV! Katakanlah acara Smackdown mengandung unsur kekerasan, memengaruhi anak-anak, lalu timbullah korban. Bagaimana nanti kalau ada film yang menampilkan adegan kekerasan (jangan prejudice bahwa semua adegan kekerasan dalam film itu pasti tidak baik karena banyak film bertema kekerasan yang sangat berkualitas macam Scarface, Godfather, bahkan film seri CSI yang cerdas itu dan sebagainya), lalu ditiru anak-anak dan menimbulkan korban, lalu orangtuanya protes dan dilaranglah semua film yang ada kekerasannya di TV. Maka akan semakin terbataslah kesempatan kita menyaksikan film-film bermutu yang ada adegan kekerasannya. Bagaimana pula dengan siaran olahraga tinju misalnya? Cabang olahraga yang diakui namun tak dapat dipungkiri jelas ada unsur kekerasannya. Saya ingat, sewaktu kecil saya dan teman-teman sebaya begitu menggandrungi siaran olahraga tinju ketika Elyas Pical sedang jaya-jayanya. Namanya anak-anak, sehabis nonton Ely meng-KO Caesar Polanco saya dan teman-teman menggelar "adu tinju" dengan sarung tinju seadanya dan tanpa mengindahkan bobot tubuh untuk menentukan lawan. Saya mendapat lawan yang lebih muda namun bobotnya lebih besar dari saya. Saya pun kena hook telak dan KO. Untungnya saya tidak apa-apa. Dan tak ada seorang teman pun yang mengalami nasib yang lebih buruk selain KO sejenak. Tetapi seandainya waktu itu ada diantara kami yang gegar otak atau lebih parah lagi, lalu orangtua kami menuntut ke TVRI agar siaran tinju tidak disiarkan, atau bahkan lebih parah lagi, olahraga tinju dilarang sama sekali seperti di Swedia, apakah itu suatu tindakan yang adil? Bagaimana pula dengan siaran olahraga cabang bela diri yang lain? Sekali lagi, kenapa menyalahkan TV? Kan sudah ada batasan-batasannya seperti waktu tayang, rating umur dsb, jadi kalau stasiun TV-nya melanggar ketentuan itu, inilah yang bisa dikenakan sanksi atau semacamnya. Namun pelarangan atau penghentian acara, ini saya rasa betul-betul tidak adil. Menyalahkan acara TV untuk suatu tragedi sudah menjadi lagu lama yang berulang-ulang. Habis nonton film merangsang lalu memerkosa, habis nonton film perampokan lalu dapat ide merampok dan sebagainya. Habis nonton acara sirkus dan akrobat lalu anak kita meniru dan celaka. Apakah solusinya melarang semua itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan? Tidakkah yang lebih tepat adalah kontrol diri sendiri, pengawasan keluarga dan semacamnya? Sebaiknya dampingi saja anak-anak kita kalau nonton acara Smackdown dan sebagainya, selama menonton berikan penjelasan bahwa pertandingan ini dilakukan oleh orang profesional, sebagaimana halnya pertunjukan sirkus, yang tidak boleh dicoba-coba, ataupun kalau mau mencoba ya perlu kursus bela diri khusus dulu dan sebagainya. Melarang hanya akan menambah populer acara-acara semacam itu dan akan menjadi kegiatan ilegal yang justru menambah "keasyikkan" bagi anak-anak. Dan untuk acara-acara "sampah" yang lainnya, tinggal jangan ditonton kalau memang kita rasakan tidak ada manfaatnya. Kalau tidak ditonton kan lama-lama mati sendiri programnya. So stop blaming TV. Just take a look in the mirror. --------------------------------- Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.