DL - Salut ke pada dubes baru RI untuk Belanda. Kritik keras yang membangun memang masih diperlukan oleh Indonesia. Ciri kritik yang membangun adalah "menghindari cercaan pribadi, menghindari kata-kata kasar, dan memberikan solusinya" sekaligus. Kita lihat apakah pak dubes nanti akan merangsang turis Indonesia/komunitas Indonesia di Belanda untuk melongok/berkenalan/mendalami Water Management, Pertanian/Perkebunan, Kebebasan Pers, Demokrasi Belanda yang nomor wahid di dunia, ketimbang "membiarkan" mereka keluyuran di De Wallen yang remang-remang di Amsterdam? Wait and see deh.
Radio Nederland Siaran Indonesia - Ranesi. http://www.ranesi.nl/arsipaktua/Asia/indonesia060905/junus_habibie_dubes_ri_061130 Habibie Dubes RI untuk Belanda Belanda Boleh Memberikan Kritik Membangun Ranesi 30-11-2006 Junus Effendi Habibie, Duta Besar RI untuk Belanda Hari Rabu tanggal 29 November 2006 Junus Effendi Habibie resmi menjadi duta besar RI untuk Kerajaan Belanda, setelah menghadap Ratu Belanda Beatrix untuk menyerahkan surat kepercayaan. Belanda bukan negara yang asing bagi saya, tandas saudara kandung BJ Habibie ini kepada Radio Nederland Wereldomroep. Sebagai negara sahabat, Belanda boleh saja mengkritik, tapi kritik yang membangun. Betah di Belanda Habibie: 'Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, saudara-saudara saya di mana saja saudara mendengar Suara Nederland Hilversum Bahasa Indonesia, saya mendapat kehormatan hari ini menyerahkan surat-surat kepercayaan saya kepada Yang Mulia Ratu Beatrix dan dengan demikian maka mulai hari ini saya adalah Duta Besar Republik Indonesia di Kerajaan Belanda.' Dengan semangat Junus Effendi Habibie, Duta besar baru Republik Indonesia untuk kerajaan Belanda mengatakan bahwa dia sejak tanggal 29 November 2006 resmi mengawali tugasnya sebagai dubes RI di Den Haag. Ketika ditanya apakah dia betah di Belanda, Junus Effendi Habibie mengatakan: Ik voel me thuis hier in Nederland. Saya merasa betah di Belanda. Dia memiliki rumah di Valkenburg, dekat Leiden, tambahnya. Habibie: 'Bagi saya Belanda itu kayak pulang ke rumah. Jadi bukan suatu hal yang aneh atau menyusahkan datang di negeri Belanda. Ik voel me thuis hier in Nederland.' Memang Belanda bagi Habibie adalah negara istimewa, tapi apakah ada tugas-tugas istimewa di Belanda buatnya, dia tidak menjelaskan. Saling menguntungkan Belanda bagi Indonesia, menurut dubes Habibie adalah pintu gerbang untuk Eropa. Sebaliknya Indonesia juga mempuyai peranan penting bagi negara bekas penjajah RI ini. Habibie juga mengatakan hubungan antara kedua negara ini berdasarkan prinsip saling menguntungkan. Habibie: 'Meneer, Indonesia adalah pintu gerbangmu untuk ASEAN. Dan nanti akan terbentuk Asia Timur di mana ASEAN sebagai nuklus. Di atasnya ada Cina. Ada India, ada Korea, dan Jepang. Kita saling win win sama Belanda. Kita tidak mau untung rugi, buat Belanda rugi. Tidak. Sama-sama.' Kritik membangun Meski hubungan kedua negara sekarang sangat baik, tapi itu tidak berarti bahwa seorang dubes RI di Belanda tidak banyak pekerjaannya. Selain memelihara hubungan yang sangat baik itu, menurut Habibie, hubungan itu perlu ditingkatkan kualitasnya. Sebagai negara sahabat Belanda boleh saja kritis terhadap Indonesia, tapi kritiknya harus bersifat membangun. Habibie juga menekankan bahwa Indonesia berbeda dengan Belanda. Takaran-takaran yang digunakan di Belanda berbeda dengan di Indonesia, tegas saudara kandung mantan presiden RI BJ Habibie itu. Habibie: 'Ada hal-hal yang tidak bisa dipakai takaran-takaran sini, dipakai di Indonesia. Hal yang begini yang saya mesti jelaskan sama teman-teman. Uitdrukkelijk zeg ik: vrienden. En een vriend moet dat begrijpen, en wil begrijpen, zoals ik ook begrijp. (Dengan tegas saya katakan: teman. Dan seorang teman harus dan mau mengerti itu, seperti saya juga mengerti, red). Kalau bicara sama orang Belanda: Ja, Jan wat je zegt is waar, maar dat kan ik nog niet uitvoeren in mijn land. Het gaat nog niet. ( Ya, Jan, apa yang anda katakan itu benar. Tapi itu tidak bisa kami laksanakan di negeri kami. Belum bisa, red) Tidak benci orang Maluku Mengenai ucapannya yang disitir televisi Belanda beberapa saat silam bahwa orang Maluku di Belanda itu malas dan tidak peduli dengan kampung halaman mereka, dubes Habibie mengatakan itu adalah salah faham. Dia tidak benci orang Maluku, malah sebaliknya. Habibie: 'Saya ini KTP saya bukan KTP Jakarta, KTP Maluku. Karena saya diangkat sebagai warga kehormatan Maluku. Bukankah itu berarti bahwa orang Maluku menghargai saya. Kalau ada lima belas orang atau dua puluh orang..... (yang marah,red), mungkin salah faham.' Reaksi: ali nasrun, [EMAIL PROTECTED], 30-11-2006 - germany Terlebih dahulu, ucapan menunaikan tugas baru sebagai Duta besar RI yang berkuasa penuh untuk kerajaan Belanda. Semoga kerja sama antara RI dan kerajaan Belanda menuju kearah kerja sama bilateral yang dapat memberikan keuntungan berlimpah buat pembangunan republik Indonesia. Mungkin Belanda dapat menjadi katalisator yang sehubungan kepentingan Indonesia dan Uni Eropa dalam segala bidang. Belanda yang mengetahui benar sejarah Indonesia dan apa yang dibutuhkan Indonesia dalam mengatasi krisisnya. Hak cipta Radio Nederland 2006
12490659
Description: Binary data
12490667
Description: Binary data