''Bali TV'' Jadi Model Televisi Lokal Surabaya (Bali Post) - Minggu Wage, 3 Desember 2006 Perkembangan televisi lokal di Indonesia sangat pesat. Saat ini, ada 24 TV lokal aktif dan 37 TV lainnya dalam waktu dekat siap mengudara. Untuk memacu perkembangan televisi lokal di Indonesia, Bali TV dan JTV dijadikan model pengembangan televisi lokal. Apalagi, Bali TV saat ini mengudara selama 21 jam sedangkan JTV 20 jam dan banyak mengupas potensi daerah masing-masing. Mulai keragaman budaya, pariwisata, pendidikan serta kekayaan alam lainnya. Hal itu dikemukakan Ketua Umum Asosiasi Televisi Lokal Indonesia/ATLI, ABG Satria Naradha, dan Dirut JTV, Imawan Mashuri, ketika berbicara dalam seminar dengan tema ''Trend Dunia Komunikasi'' dalam rangka Dies Natalis ke-42 Stikosa-AWS di Hotel Santika Surabaya, Sabtu (2/12) kemarin. Kedua tokoh televisi lokal di Indonesia itu merupakan alumni dari Akademi Wartawan Surabaya/AWS. Satria Naradha yang juga Pemimpin Kelompok Media Bali Post, mengatakan negara Indonesia sangat besar dan jumlah penduduknya sangat banyak. Karena itu, keragaman budaya, pariwisata, dan kekayaan alam tidak cukup dipublikasikan lewat 10 televisi nasional. Karena itu, kata dia, dalam rangka menyebarluaskan informasi hingga ke daerah terpencil sekalipun diperlukan kehadiran televisi lokal agar dapat mengangkat keragaman seni dan budaya, pariwisata, kekayaan alam serta pendidikan setempat. Untuk itu diperlukan sebanyak-banyaknya televisi lokal. Mulai Aceh hingga Nusa Tenggara Timur/NTT. Menurut dia, efektivitas media elektronika yang ada selama ini tidak mampu mengakomodasi keragaman daerah Indonesia dan daya jangkauan siaran. Pertumbuhan ekonomi daerah dan pendidikan semakin meningkat. Tentang prospek TV lokal, Satria Naradha yang juga menjabat Dirut Bali TV menyatakan tergantung cakupan wilayah siarannya berdasarkan pembagian wilayah frekuensi. Misalnya, Jatim yang memiliki 39 kabupaten/kota, kata dia, bisa terbagi banyak wilayah siar. Sehingga kalau dihitung pertumbuhan TV akan menjamur seperti radio, terlebih dengan adanya TV digital. ''Saya juga minta restu kepada Bapak Basofi Soedirman (mantan Gubernur Jatim-red) Januari mendatang akan hadir televisi lokal di Surabaya yakni Surabaya TV,'' kata Satria Naradha kepada Basofi Soedirman yang kebetulan menghadiri seminar itu. Sementara itu, Dirut JTV, Imawan Mashuri, menambahkan kehadiran TV lokal tidak lagi menjadikan peringatan HUT DKI di televisi nasional seperti Indonesia sedang berulang tahun. Bahkan JTV saat ini sedang mengembangkan 11 pemancar di beberapa daerah yang ada di Jatim. ''Nantinya, masing-masing daerah diberi kesempatan mengudara dua jam secara lokal,'' katanya. Meski JTV banyak dikritik soal program pojok kampungnya, namun program itu tetap dipertahankan karena memang menampilkan budaya asli arek-arek Suroboyo. Sementara Ketua Badan Pembina Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur, H. Basofi Soedirman mengatakan ilmu komunikasi dapat membuat hitam dan putihnya dunia. (059)
LIVE RADIO GLOBAL ACARA RADIO & TV CUACA --------------------------------- Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!