Milis itu mirip pasar Mambo
Oleh : Robert Nio 
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=12&dn=20061203225152
  
04-Des-2006, 03:13:18 WIB - [www.kabarindonesia.com] 


      Banyak orang berpendapat, bahwa di milis suasananya tidak nyaman. Banyak 
artikel-artikel yang bersifat penghinaan, entah menghina agama, pemerintah, 
pejabat maupun orang-orang tertentu. Disamping itu banyak sekali gosip ataupun 
hal-hal yang bersifat provokatif dengan menggunakan kata-kata kasar maupun 
kata-kata jorok. Kenapa?

Kalau kita perhatikan dengan seksama milis itu mirip seperti juga dengan pasar 
dimana banyak penjual maupun pembelinya. Kita mengenal berbagai macam jenis 
pasar ada pasar sayuran, pasar hewan, pasar pakaian, pasar hewan, pasar 
tradisionel maupun pasar gedongan. Begitu juga dengan di milis, ada milis 
rohani,  politik, sastra, makanan, kesehatan, budaya dan puluhan macam jenis 
milis lainnya. Maka dari itu sebelumnya anda bergabung di salah satu milis 
harus tahu terlebih dahulu barang apa yang anda akan beli ataupun jual. Tentu 
tidaklah benar kalau anda mau beli sayuran pergi ke pasar hewan. Begitu juga 
dengan milis.

Seperti juga layaknya dipasar, kalau kita mau jualan harus dapat ijin terlebih 
dahulu dari sang pemilik pasar. Untuk ini kita harus menyetujui terlebih dahulu 
semua peraturan yang berlaku di pasar tersebut, begitu juga di milis, kita 
harus dapat ijin terlebih dahulu dari pemiliknya

Ijin yang diberikan pun macam-macam, ada yang langsung diberi ijin untuk jualan 
apa saja dan kapan saja atau dalam bahasa kerennya ijin ini disebut 
"unmoderate" sedangkan pasar yang ketat ingin selalu memeriksa terlebih dahulu 
barang jualannya, karena khawatir barang-barang yang dijual disitu tidak halal 
atau tidak sesuai dengan peraturan pasar.

Di pasar milis ini, kita bisa jualan produk agama, mulai dari jualan kecap 
agama A sampai dengan kecap agama Z semuanya ada dipasar rohani. Masing-masing 
penjual saling  mempromosikan, bahwa kecap mereknya adalah yang terbaik dan 
yang nomor satu disamping halal dijamin tidak mengandung racun

Mereka mempromosikan bahkan menjamin, bahwa  pemakai kecapnya bisa hidup sehat 
bukan saja hanya sekedar bisa umur panjang, bahkan bisa hidup kekal mirip 
Highlander. Sedangkan kecap merek saingannya dituduh sebagai kecap yang 
mengandung  racun bukan saja sekedar formalin melainkan racun ala Baygon yang 
bisa lansung mematikan seseorang.

Para penjual produk politik pun tidak beda jauh dengan para penjual agama, 
bedanya yang satu berusaha untuk menjual atau mempromosikan illahnya sedangkan 
dalam dunia politik mereka untuk mendewakan tokoh idola atau ideologinya.

Seperti layaknya dipasar para penjual yang paling keras nada teriakannya, 
merekalah yang paling banyak mendapatkan perhatian, walaupun tidak dijamin 
bahwa produknya itu baik.

Hal ini dilakukan oleh para salesman; apabila produknya buruk dan kurang laku, 
maka wajarlah apabila ini harus ditunjang dengan teriakan-teriakan promosi yang 
berlebihan ataupun yang bersifat provokatif. Dan lucunya lagi banyak orang 
percaya, entah kosumennya yang dunguk atau si penjualnya yang pinter, walaupun 
terkadang tidak masuk diakal sekalipun juga, tetapi tetap saja di Amin kan dan 
minum glek begitu saja.

Lihat saja iklan rokok, sudah jelas bahwa merokok itu tidak sehat dan juga 
tidak baik bagi kehidupan kita, tetapi toh banyak orang terpengaruhi dan 
percaya akan iklannya :"Dapat membuat hidup jadi lebih hidup"

Persaingan tidak sehat bukan hanya berlaku dan ada di dalam pasar nyata saja, 
bahkan di pasar maya pun demikian. Para penjual yang iri berusaha untuk 
mengeluarkan gosip-gosip kotor maupun tuduhan-tuduhan palsu untuk menyudutkan 
penjual saingannya. Dengan demikian diharapkan dapat membuat dirinya menjadi 
semakin terpandang dan semakin dipuji orang.

Semakin bebas peraturan yang berlaku di pasar itu, semakin banyak pula 
premannya disitu. Disanalah kata-kata kotor dan kata-kata yang keras dapat 
berkembang biak dengan cepatnya. Budaya sopan santun disana sudah tidak ada 
lagi, sehingga akhirnya sering terjadi saling gontok-gontokan satu dengan yang 
lain.

Makanan yang dijual disanapun macam-macam rasanya, ada yang manis, asin, pedas, 
asem, pahit bahkan yang beracun sekalipun ada. Lucu bin nyata, sudah tahu bahwa 
masakan Padang itu pedas, tetapi tetap saja makanan itu yang dipilih, walaupun 
kenyataannya ia tidak suka makanan pedas. Maka janganlah sewot atau 
uring-uringan apabila makanannya kepedasan.

 
---------------------------------
Have a burning question? Go to Yahoo! Answers and get answers from real people 
who know.

Kirim email ke