Aa Gym Membuka Pintu Berfikir...

Apakah seorang Ustadz yang memiliki pengaruh besar
seperti Aa Gym tidak menyadari bahwa dirinya jadi
panutan hampir sebagian besar umat muslim bahkan non
muslim negeri ini? Apakah dengan semua kiprahnya baik
yang beskala nasional maupun internasional Aa Gym
tidak menyadari dampak tindakan dan keputusannya?
Apakah sebagai seorang ulama yang tentu saja memiliki
dasar-dasar ilmu agama yang memadai, Aa Gym tidak
menyadari konsekuensi secara agamis tindakan yang
dilakukannya? Apakah dengan latar belakang pesantren
dan ilmu nyantrinya, Aa Gym akan segegabah itu
mengambil tindakan polygami?

Menurut saya, jawaban atas pertanyaan itu rasanya kok
tidak. Dengan semua kapasitas, kapabilitas, koneksitas
(baik dengan kalangan Kyai mmaupun bukan, muslim
maupun non muslim)yang dimiliki Aa Gym, saya yakin ada
alasan lain yang melatar belakangi tindakannya
berpoligami. Lebih dari sekedar menikahi seorang janda
beranak tiga, seorang wanita cantik, ber-IPK 3,6 dan
sebagainya. Sebuah alasan yang secara lisan tidak dia
sampaikan. Sebuah alasan yang bahkan secara
tersiratpun tidak terbayangkan atau bahkan tidak
terpahami oleh kita (publik ataupun umatnya). Saya
tidak bisa mengatakan dengan pasti, apakah alasan itu?
Bahkan apakah diperlukan sebuah alasan atau tidak,
saya juga tidak tahu.

Yang pasti saja, sejak Aa Gym menikah lagi, wacana
publik tentang Polygami dibuka lagi. Lebih luas
daripada saat seorang Puspo Wardoyo mengumumkan dan
manasbihkan dirinya sebagai pelopor Polygami. Lebih
dalam kajian publik tentang Polygami, lantaran yang
melakukan hal itu seorang ulama dengan umat yang luas
dan lintas agama. Sementara, pada kalangan terbatas
sejumlah kyai atau haji melakukan tindakan Polygami
atau bahkan nikah mut'ah. 

Publik tidak menyambut 'semeriah' saat ini, ketika AM
Fatwa yang ketua DPR melakukan Polygami. Publik
anteng. Milispun tidak ramai. Infotainment juga tidak
mengupas habis siapa istri AM Fatwa. Padahal, kalau
mau dikait-kaitkan Pak Fatwa adalah pejabat publik
dari sebuah lembaga yang outputnya bisa mempengaruhi
merah biru negara ini. Yaaa...meski bisa aja orang
mendebat, lantas apa hubungannya punya istri lebih
dari satu dengan kemampuannya menelurkan
keputusan-keputusan penting... The point is, tindakan
Pak Fatwa tidak dibicarakan, tetapi tindakan AA Gym
dikupas tuntas oleh berbagai kalangan.
Puncaknya...kalau boleh dibilang begitu...adalah
komentar atau tanggapan pejabat pemerintah mengenai
Polygami. Yang pertama Meneg Pemberdayaan Perempuan,
Ibu Meutia Hatta dan yang kedua adalah pejabat dari
Departemen Agama. Tidak kurang Presiden melalui
Mensesneg, Sudi Silalahi bilang akan memperluas aturan
mengenai Polygami yang sebelumnya hanya 'mengikat'
pegawai negeri sipil menjadi lebih luas lagi.

Di area bawah tanah - maksudnya yang tidak diungkap
oleh pers atau media - keputusan Polygami Aa Gym
dibicarakan dari tingkat sopir angkot sampai dengan
Doktor yang mengkaji bidang keagamaan. Berbagai
argumentasipun dikemukakan, baik yang bersifat
sekadarnya, maupun yang menggunakan kajian historis
zaman Rasulullah. Pendek kata, semua orang, semua
lapisan saat ini sedang mencari tahu dan memaknai
kembali berbagai hal tentang Polygami.

Lepas dari kontroversi itu, inilah keberhasilan Aa
Gym. Dia, dengan tindakannya, telah membuat orang -
suka tidak suka - kembali merenung tentang
aturan-aturan agamanya (Islam). Kembali mengkaji
dengan lebih seksama, dengan lebih detil dan mendalam.
Orang tidak bisa lagi sekadar bersandar pada alasan,
ah dia kan mampu...atau...dia kan ustadz jadi alasan
apapun asal demi agama bisa dibenarkan...atau
alasan-alasan lain yang lebih bersifat mencari
pembenaran. 

Pintu berfikir itu dibuka oleh Aa Gym melalui topik
yang menyentuh bukan hanya persoalan pria dan wanita.
Mungkin - entah kapan - akan muncul wacana lain
tentang bagaimana sikap orangtua jika anaknya dilamar
untuk jadi istri kedua, atau topik tentang hak waris
bagi anak dari istri kedua atau ketiga, atau apakah
jika hukum negara membolehkan polygami, kejahatan
seksual akan makin berkurang? Wallahualam...

Jadi, sepatutnyalah kita berterimakasih pada Aa Gym
yang telah 'mengusik' ketenangan kita dengan
keputusannya. Seperti ketika Aa Gym memperotes film
Buruan Cium Gue sebagai film yang mampu mendorong
penonton untuk berzinah, seperti ketika Aa Gym
memprotes Amerika yang menyerang Irak, atau seperti
saat Aa Gym membentuk Gema Nusa, atau seperti ajakan,
himbauan Aa Gym lainnya yang kerap kita dengar atau
lihat di media. Semuanya dia lakukan agar kita terus
berfikir dan mencari kebenaran...terimakasih Aa...

Hary
Al Fakir


 
____________________________________________________________________________________
Have a burning question?  
Go to www.Answers.yahoo.com and get answers from real people who know.

Kirim email ke