Peluncuran Kampanye Komunitas Perlindungan Anak dan
Penghapusan Trafficking & Peringatan Hari Ibu
(Perempuan Indonesia)
Oleh: Ana

Peluncuran Kampanye Komunitas ini dimulai dengan
peluncuran Kalender 2007 untuk Komunitas Jawa Barat
yang dilakukan dengan penyerahan poster tersebut dari
Direktur Eksekutif INSTITUT PEREMPUAN Ellin Rozana
kepada jaringan komunitas JAGAT JABAR (Jaringan
Gerakan Anti Trafficking Jawa Barat) dilanjutkan
dengan pemberian buku-buku dan alat kampanye lainnya
kepada komunitas dan sekolah-sekolah.

Upaya kampanye yang melibatkan komunitas dan sekolah
dipandang sangat penting mengingat komunitas dan
sekolah adalah lingkup langsung berada dalam
masyarakat dimana perempuan dan anak-anak rentan
menjadi korban trafficking. Ellin Rozana dalam
sambutannya juga memaparkan Laporan Tahunan Kekerasan
Perempuan dan Anak di Jawa Barat, khususnya mengenai
Trafficking. Sangatlah disayangkan upaya yang
dilakukan pemerintah saat ini masih kurang serius
dalam memerangi trafficking. Sebaliknya sebagai upaya
untuk memerangi trafficking dan melindungi anak dari
kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi,
komunitas-komunitas telah menginisiasi upaya berupa
kampanye pencegahan dan pendidikan mengenai
perlindungan anak dan penghapusan trafficking.
Berbagai kampanye di komunitas yang berbasiskan
situasi masing-masing komunitas dilakukan, mulai dari
siaran lewat radio komunitas, pemutaran film bersama,
penyuluhan/diskusi komunitas di sekolah/kegiatan
keagamaan, dsb.

Acara yang berlangsung pada 20 Desember 2006 di Hotel
Yehezkiel Bandung ini, dilanjutkan dengan Diskusi yang
menghadirkan Narasumber: Andi Akbar (LAHA), R.
Valentina Sagala (Pendiri dan Executive of Board
INSTITUT PEREMPUAN), dan Siti Rohmah (FORMAT/Forum
Masyarakat Anti Trafficking Subang), dengan moderator
Qorihani (Yappika). 

Siti Rohmah dalam presentasinya berbagi pengalaman
mengenai kasus-kasus trafficking di Subang dan upaya
yang telah dilakukan komunitas dalam melawan
trafficking pada perempuan dan anak, termasuk yang
saat ini dilakukan adalah kampanye komunitas memerangi
trafficking. Siti Rohmah mengatakan bahwa korban
trafficking kebayakan adalah perempuan dan anak
perempuan. Dalam hal penangananan kasus, yang
dirasakan sulit adalah dibutuhkannya rumah aman untuk
korban. Selain itu, Siti Rohmah juga menekankan bahwa
saat ini terdapat modus operandi ”perkawinan” untuk
kasus-kasus trafficking di Subang, dimana korban
dijanjikan oleh orang/agent akan dikawinkan, padahal
kenyataannya dia diperdagangkan. 

Andi Akbar dalam paparannya menekankan perkembangan
terminologi dan persoalan-persoalan menyangkut
Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak,
Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA), dan
Trafficking. Andi juga menyampaikan beberapa pemikiran
kritis mengenai pasal-pasal pemidanaan dalam UU
Perlindungan Anak, yang dalam beberapa hal seperti
pasal mengenai perkosaan, belum mengakomodir
penderitaan korban, bahkan cenderung lebih buruk
dibandingkan KUHP.

R. Valentina menekankan tentang pentingnya melihat
persoalan perempuan dan anak secara komprehensif
mengingat kedua subyek tersebut kerap mengalami
diskriminasi dan kekerasan. Dipaparkan pula konsepsi
Hak Asasi Manusia yang mendasari keterkaitan antara
persoalan penegakan hak asasi manusia dan hak asasi
anak, terutama misalnya dalam perkembangan HAM,
instrumen-instrumen hukum internasional yang melihat
persoalan trafficking perempuan dan anak. Berbagai
persoalan, mulai dari kurang seriusnya pemerintah dan
DPR mensahkan UU Penghapusan Tindak Pidana Perdagangan
Orang yang berpihak pada perempuan dan anak, hingga
masih terbatasnya kelahiran Perda di daerah-daerah
juga diungkapkan Valentina. Kritisi terhadap UU
Perlindungan Anak dilihat Valentina lebih pada
substansi HAM yang masih setengah-setengah dalam UU
Perlindungan Anak, namun demikian dalam beberapa hal,
UU ini dapat dan penting digunakan untuk melindungi
anak. Selain itu, pada kesempatan ini, Valentina juga
mensosialisasikan adanya Perda Jawa Barat No. 5 Tahun
2006 tentang Perlindungan Anak dan Perda Indramayu No.
14 Tahun 2005 tentang Pelarangan Trafficking untuk
ESKA.

Pemaparan Narasumber dilanjutkan dengan tanya jawab
yang akrab dengan Peserta. Peserta yang kebanyakan
adalah anggota Komunitas-Komunitas dan perwakilan
sekolah-sekolah di Jawa Barat seperti Indramayu,
Cirebon, Kuningan, kabupaten Bandung, juga secara
aktif berbagi pengalaman di komunitas dalam memerangi
trafficking dan persoalan-persoalan yang mereka hadapi
sehari-hari. Kegiatan ini terselenggara atas dukungan
Atas dukungan TdH Netherlands (*)


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Reply via email to