KEPADA KAUMKU , KAUM PEREMPUAN . <http://www.pustakalewi.net/detail.asp?section=rubrikberitadetail&rubrik\ beritamingguanid=646> Sabtu, 23 Desember 2006
Wanita dijajah pria sejak dulu Dijadikan perhiasan sangkar madu Namun, ada kalanya pria tak berdaya Tekuk lutut di sudut kerling wanita Oleh Indah Kurnia Tembang Ismail Marsuki diera 50-an menggambarkan bahwa sejak dulu perempuan diposisikan sebagai pihak yang lemah dan terjajah. Tetapi, mereka memiliki peran ganda. Perempuan mampu membuat segala sesuatu menjadi lebih indah, tertata, sejuk, manis, dan menyenangkan. Tetapi perempuan manapun membuat segala sesuatu menjadi hancur lebur. Seorang pria yang tergila-gila kepadanya akan bertekuk-lutut dan menuruti segala kemauan, keinginan, bahkan perintahnya. Harta sang pria bisa ludes. Karir, reputasi, dan juga rumah tangga bisa hancur. Pada hal perempuan hanya menggunakan salah satu anggota tubuhnya yang paling lemah dan tak diperhitungkan, yakni "kelopak mata" (mengerling ). Bangga sekaligus malu saya melihat gambaran ini. Pada momen Hari Ibu 22 Desember ini, saya berharap makin banyak perempuan Indonesia, juga metropolis ini, berjuang total untuk berkarya dan berkontribusi secara produktif dan efektif di bidangnya masing-masing. Termasuk sebagai ratu rumah tangga. Sebagai perempuan yang diizinkan Tuhan untuk hidup di dunia selama 44 tahun ini, dengan 35 tahun menggeluti dunia entertainment, 22 tahun di dunia perbankan, 4 tahun di dunia politik dan baru setahun di dunia bola, saya ingin memberikan opini tentang penyebab keadaan buruk bangsa ini. Bangsa yang baru menikmati era reformasi dan demokratisasi ini terseret dalam gaya hidup yang sangat konsumtif. Menghalalkan segala cara untuk hidup wah. Tak peduli di rumah tak mampu menanak nasi, yang penting diluar pasang aksi. Rate of consumption lebih banyak dari rate of production (lebih banyak konsumen dari pada produsen). Kerap kita sangat disibukan "takut kelihatan miskin", ingin dikatakan sebagai "orang yang sukses". Akibatnya, disparitas kesejahteraan ada dimana-mana. Kita menyaksikan hampir semua pejabat, aparat, birokrasi beserta keluarga dan orang-orang dekatnya hidup sangat mapan dan berlebihan. Di sisi lain (masih di Indonesia), kita menyaksikan anak-anak kurang gizi, gagal panen, setiap jam ada dua ibu yang meninggal persalinan, makin banya remaja terjerumus narkoba, tokoh-tokoh masyarakat (bahkan pendidik dan agamawan) berbuat asusila. Ah betapa kompleksnya problem bangsa ini. Disektor ekonomi, secara nasional jumlah kredit modal kerja Rp. 373 triliun yang terrealisasi ke masyarakat tidak jauh berbeda dari angkanya dari kredit konsumtif Rp. 215 triliun. Sementara NPL (Non Performing Loan-utang bermasalah,red) nasional 8,25 persen (idealnya kurang dari 5 persen). Ups! Maaf saya ngelantur. Saya lupa dengan topik hari ibu. Bagaimana peran perempuan menyikapi kondisi ini? Itu memang sulit dan perlu waktu panjang. Yuk kita berjanji pada diri sendiri untuk hidup dengan bersyukur, menikmati, mampu menghitung setiap berkat dari Tuhan yang telah kita terima. Seperti, kesehatan, keluarga, kawan-kawan yang baik, kesempatan beraktifitas dan kenikmatan sehari-hari yang jarang kita sadari. Perempuan metropolis cobalah tips sederhana berikut ini. Saat kamu merasa menderita karena tidak bisa memberi sepatu bermerek dengan model warna yang menggodamu, bersyukurlah karena Tuhan telah menerima kaki utuh untuk dapat berjalan tanpa alat bantu. Saat kamu merasa menderita karna tidak dapat membeli tas dengan bermerek dan model yang kamu impikan, bersyukurlah karena Tuhan memberimu tangan yang indah lengkap dengan sepuluh jari yang mampu mengendong dan memeluk anak-anakmu. Saat kamu menderita karena tidak mampu menggunakan uang jutaan rupiah untuk memoles dan merawat serta merombak wajah dan tubuhmu di klinik-klinik kecantikan, bersyukurlah karna kamu bisa bernafas normal dan bebas tanpa bantuan alat pernapasan dan tabung oksigen. Jika kamu tidak mampu mengucap syukur, jaminan seratus persen hidupmu akan selalu menderita segala waktu dan keadaan. Sebab, kita akan diperhamba oleh keinginan-keinginan daging (nafsu duniawi) yang tidak berkesudahan. Gunakan 4B (brain,behaviur,body,beaty)-mu dengan seimbang, tepat makna dan tepat guna. Akhir-akhir ini kita dipermalukan oleh tingkah polah kaum kita yang ingin mendapatkan harta dan harta tanpa menggunakan 2B tambahan (body,behavior), mereka lebih menggunakan 2B tambahan (body, beauty). Misal, kawan saya menulis tenang popularitas sesaat gadis yang tadinya bukan siapa-siapa tiba-tiba melejit. Dia mencontohkan Inul, Alda, dan Maria Eva yang dianggap mengunakan 2B tambahan. Ada lagi cerita tentang modus operandi yang sedang tren, yakni "prostitution money laundering". Mengubah uang dan harta haram yang di dapat dari menjual diri dan harga diri menjadi harta yang seolah-olah bersih, halal, dan hasil kerja keras. Perempuan-perempuan itu mampu menempatkan diri di posisi-posisi prestisius dalam suatu organiasi. Konyolnya, tokoh-tokoh karbitan gadungan tersebut diterima masyarakat kita yang matrialistis ini. Betapa memilukan dan memalukan. Maka, sebagai perempuan Indonesia, pandai-pandailah menjaga citra diri dan selalu sibuklah dirimu dengan kegiatan-kegiatan yang berdampak positif bagi sesama. Jangan fokus pada kegagalan-kegagalan, tetapi tengok dan syukurilah keberhasilan dan kenikmatan (berkat) yang telah kamu terima selama ini. Biarlah orang menghormati dan menilai kita sebagai adanya. Be the real you bukan you are what you wear. Jadilah perempuan yang mampu berkarya dan berdedikasi serta membuat orang merasa lebih baik setelah berjumpa dengan kita (filosofi hidup Bunda Teresa). Kita harus bangga karena Tuhan tetap menempatkan surga di telapak kaki ibu, bukan bapak (Hadis Rasulullah,red). Hingga hari ini pula, belum ada rencana pemerintah untuk mencanangkan hari Bapak.(he...he..sorry, men!) *Indah Kurnia, Jemaat GKI Pondok Tjandra,Surabaya, bankir yang gemar sepakbola. Sekarang menjabat sebagai manager Persebaya. *artikel ini dimuat di harian Jawa Pos tanggal 22 Desember 2006 dalam memperingati Hari Ibu. Artikel ini dapat dibaca bersama dengan arikel maupun berita lainnya di; www.pustakalewi.net <http://www.pustakalewi.net/> Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi; [EMAIL PROTECTED] <mailto:[EMAIL PROTECTED]>