Mungkin akan lebih bermakna kalau sekarang kita sama-sama mensyukuri, sebab -- meskipun proses yang dilalui "kurang menyenangkan" -- pada akhirnya anak-anak itu memperoleh kesempatan untuk hidup lebih baik, lewat perhatian dan bantuan yang diterima dari saudara-saudara muslimnya. Salam, Agus Satya
Anti Susah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Satu lagi tentang agama :D Terlepas dari agama yang dianut, apakah hidup anda sendiri sudah benar? Merugikan orang lain atau tidak kah anda? Saya percaya, setiap orang akan menerima semua karma yang dibuatnya. Kenapa musti Kristen yang dimasalahkan???? Kenapa harus Islam yang dipermasalahkan????? Ada apakah dari ke 2 kepercayaan tersebut??? Tidak ada 1 ajaran yang mengharuskan kita menjadi jahat, apakah dengan menolong itu jahat? Kalau saya menjadi muslim, apakah yang akan saya dapatkan? Kalau saya menjadi kristen, apakah yang akan saya dapatkan? Itu berpulang kepada diri masing2. Jadi jangan mengajak orang untuk menjadi bingung. Untuk yang masalah Rp. 18.000 itu kayanya yang kurang rumah sakitnya deh, bukan yang mo ngadain pembaptisan. Kan di situ di tulis bapak itu kekurangan uang untuk bayar rumah sakit sebesar Rp.18.000. Tolong, jangan memancing isu yang tidak benar yah. Uruslah dirimu, dapurmu, perutmu sendiri. BUKAN URUSAN orang lain. Salam anti susah Wido Q Supraha <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Geger âKristenisasiâ di Depok Rabu, 03 Januari 2007 Idul Adha yang seharunya semarak dengan suka cita ternyata mendadak geger. Beberapa orang Nashr ani, di Depok dikabarkan âmembaptisâ 72 anak-anak Muslim Hidayatullah.com--Menjelang Idul Adha 1427, kampung Lio-Depok geger. Pasalnya seorang laki-laki, bernama Sugito, yang selama ini dipercaya warga setempat, membawa 72 anak-anak Muslim ke Gereja Bethel, Depok. Rabu tanggal 26 Desember 2006, sekitar pukul 3 sore, anak-anak SD dan SMP kumpul di Rumah Singgah âBina Tulus Hatiâ, RT3/RW19, Kampung Lio Depok. Menurut rencana, mereka akan diajak jalan-jalan oleh Pak Sugito dan teman-temannya. Tak jelas, kemapa mereka akan dibawa. Anak-anak yang jumlahnya 72 orang itu, berangkat dengan Metro Mini. Setelah berputar-putar, sekitar jam 16.30 mereka sampai di sebuah gereja Depok. âNamanya gereja Bethel,âujar Iis kelas 2 SMP, yang ikut dalam rombongan itu. Sesampai di gereja itu puluhan anak-anak itu disuruh duduk di dalam gereja. Di ruangan gereja itu, sudah ada puluhan anak-anak lain, entah dari mana. Selain itu, di depan anak-anak berdiri laki-laki dan perempuan dewasa yang jumlahnya sekitar 10 orang. âKita disuruh menyanyi puji Yesus,âujar gadis kecil Muslimah itu di depan aktivis ormas-ormas Islam Depok, di Masjid Baiturahman, Kampung Lio, Depok, Ahad lalu (31/12/2006). Bagaimana nyanyiannya? âDiantaranya : Dia lahir untuk kami, dia raja di atas raja, âujarnya. Melihat acara di dalam gereja seperti itu, beberapa anak Muslim melarikan diri terbirit-birit ke luar ruangan gereja. Anak-anak Muslim yang lain, mungkin takut, tetap duduk mengikuti acara yang dipimpin seorang ibu itu. Mereka kemudian disuruh berdoa dan seorang ibu kemudian mendatangi masing-masing anak itu dan memegang kepalanya. âBunyinya kira-kira: Semoga Tuhan memberkati dan roh Kudus membimbingmu. Tuhan Kami nggak ingin kamu kalah..kalau kamu ikut Tuhan Kamu kamu kalah, kalau kamu ikut Tuhan Kami kamu menang,âungkap anak-anak belia itu. Setelah acara-acara itu, mereka pulang. Sebelum balik ke rumah naik bis yang sama, mereka diberi bingkisan. âKita semua diberi bingkisan yang isinya pakaian,âungkap Sita, 12 tahun, siswi kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah yang juga ikut dalam rombongan itu. Penjelasan Sita ini diamini oleh Indah (13 th) dan Lusi (12 tahun). Acara di gereja yang berlangsung dari sore sampai malam itu, memaksa anak-anak Muslim tidak dapat melaksanakan shalat maghrib. Melihat kejadian di gereja yang tidak wajar itu, anak-anak laki-laki dan perempuan itu mengadu ke orangtuanya. Dan menjadi ramailah kampung itu. Setelah berembuk secara cepat akhirnya warga membentuk tim untuk mengusut tuntas kasus âkristenisasiâ ini. Mereka kemudian melaporkan Sugito ke kepolisian Pancoran Mas, Depok. Sugito ditahan. Tapi ketika warga Muslim setempat memproses pengaduan untuk Sugito ini, tiba-tiba Sugito sudah bebas dan kabarnya, terbang ke Yogya. Entah siapa yang membebaskan. Kampung Lio, memang bukan kampung berkecukupan. Banyak masyarakat dhuafa di situ. Di wilayah itu terdapat puluhan keluarga pemulung, anak jalanan dan lain-lain. Di situlah sekitar tahun 2004, Sugito dan kawan-kawannya bergerak membuat Rumah Singgah Bina Tulus Hati. Sekitar 119 anak-anak laki dan perempuan, kelas setingkat SD-SMP dibina di situ. Mereka diajari baca Al Qurâan (Iqraâ) dan pelajaran-pelajaran umum. Sebagian pengajarnya ada mahasiswa-mahasiswa Nashrani dari Universitas Indonesia. âYang non Muslim itu ngajar pelajaran-pelajaran umum,âjelas Iis. Karena merasa dikhianati oleh Sugito, marahlah warga Muslim. Kini Rumah Singgah itu ditutup. Dan warga mengambil alternatif melanjutkan kegiatan anak-anak itu, di Masjid Baiturrahman, Kampung Lio, yang kini masih dalam tahap pembangunan. Dalam silaturahmi Dewan Dakwah Islamiyah (DDI) Depok dengan Tim Independen kasus itu, FPI Depok dan pengurus masjid Baiturrahman disepakati untuk melanjutkan bantuan beasiswa ke anak-anak dhuafa itu. âPuluhan anak-anak itu perlu diberi bantuan agar mereka tetap dapat melanjutkan sekolahnya,âujar Insan Mokoginta, Ketua Umum DDI Depok yang baru. [nuim/cha] Source : http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=4055&Itemid=65 Powered by Gentoo! --------------------------------- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 03, 2007 10:55 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [pks-depok] Geger âKristenisasiâ di Depok mungkin ini peringatan untuk kita yang mengaku sebagai muslim, bahwa kita sering mengabaikan kaum marjinal seperti mereka. akibatnya, dengan mudah mereka dirangkul pihak lain untuk dimurtadkan. saya sendiri pernah bertemu seorang kakek dalam angkot di margonda yang bertanya2 kemana arah gereja muria di pancoran. Bapak tersebut berpeci, sehingga saya langsung berasumsi dia muslim. Saya tanya: bapak ada apa mau kesana? Kakek: Mau dibaptis, disuruh dateng kesana Saya (kaget): Bapak tahu dibaptis itu apa? bapak agamanya apa? Kakek: Islam. saya ngga tahu dibaptis itu apaan. Saya: Pak, dibaptis itu berarti bapak bisa pindah agama jadi kristen, apa bapak emang mau pindah agama? Kakek: Lho...ngga mau, saya ini cuma mau minta bantuan karena istri saya dirwat di RSCM dan sekarang belum bisa pulang karena biaya perawatan kurang. dan saya pinjam sana sini ngga ada yang ngasih, terus ada yg mau kasih, tapi saya disuruh dibaptis dulu ke gereja muria, nanti dikasih uang. Saya: Bapak kurangnya berapa? Kakek: ini...(sambil memperlihatkan tagihan RS yang mencantumkan biaya khusus untuk keluarga miskin tapi masih kurang 18.000). Kurang ajar ya? cuma 18 ribu mereka berikan tapi dengan syarat dibaptis dulu. Akhirnya saya dan kawan2 memberi si kakek ongkos sekedarnya dan kekurangan bisaya RS yang kebetulan tidak terlalu besar itu. Sepanjang jalan, si kakek cerita, bahwa dia tak mau masuk kristen, dan hari itu dia sedang shaum juga. tapi dia tak mengerti apa itu istilah 'baptis'. Mudah2an si kakek tetap muslim ditengah kemiskinannya. Saya yakin, masih banyak lagi sasaran kristenisasi diluar sana. resti __________________________________________________ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com