Udah tahun baru, wacananya Meneer Lim ini masih yang itu-itu juga. Bosen ah. Mbok ganti style gitu? Nggak punya ide lain ya? Jangan-jangan pekerjaan sambilannya di Belanda sono adalah penjual tong sampah, kok promosinya tong sampah melulu?
manneke -----Original Message----- > Date: Thu Jan 04 03:46:57 PST 2007 > From: "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: [mediacare] Re: Sungguh kita merasa sedih, sebab kalau > dirunut-runut, nenek moyang kita semua adalah Negara Sriwijaya > To: mediacare@yahoogroups.com > > Karena itu diperlukan Soempah Pemoeda II yang bunyinya "Satu Nusa, > Satu Bangsa, Satu Budaya, Indonesia". Bahasa sudah termasuk budaya. > > Selama 61 tahun kemerdekaan ini, Indonesia memiliki budaya nasional > GONTOK-GONTOKAN. Jadi itu mesti di-Soempah Pemuda-kan menjadi budaya > RUKUN-RUKUNAN. Setelah rukun, mulailah memikirkan Water Management > agar tidak terjadi lagi banjir bandang. Mulailah memikirkan > pertanian/perkebunan supaya tanah Indonesia yang subur "tonggak kayu > pun jadi tanaman bisa menghasilkan produk optimal." Mulailah > melaksanakan pasal 34 UUD RI "Fakir miskin dan anak terlantar > dipelihara oleh negara". Buanglah Pancasila ke tong sampah dan "stop > masturbating with it", sebagai gantinya mulailah melaksanakan > sila "Keadilan Sosial." dll.dll. Sukses ya. > > Salam hangat, Danny Lim, Nederland > > --- In mediacare@yahoogroups.com, Goenardjoadi Goenawan > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > halo sahabat, > > > > kalau kita baca message beberapa teman yang diposting > > di Milis, kita bisa heran, contohnya.. > > > > Potret (Keliru) Poligami > > Cobaan dari Allah SWT untuk jemaah haji Indonesia > > The Next Bill Gates? A Chinese! > > Geger "Kristenisasi" di Depok > > Tuhan kelelahan > > Mengapa Kita Khawatir dengan Syariat Islam dalam > > berbangsa > > Adu jangkrik : Shiyah dan Sunni di Timur Tengah > > aa gym dan ferry surya > > Poligami? Jangan cari excuses lewat > > > > Banyak sekali energi yang terbuang sia-sia hanya > > mempermasalahkan nenek moyang kita. ada yang > > mempertentangkan AA Gym dan Ferry Surya, sampai-sampai > > masalah Jemaah Haji yang kelaparan dijadikan bahan > > untuk mempertentangkan antar agama. > > > > Sungguh kita merasa sedih, sebab kalau dirunut-runut, > > nenek moyang kita semua adalah Negara Sriwijaya, yang > > pusatnya di Palembang, dan kita masih mempertentangkan > > antar suku. Suku ini, itu, kita lupa bahwa kita semua > > pendatang dari pusatnya bangsa Melayu di Palembang. > > > > Namun kalau dulu, Bangsa kita jaman Sriwijaya > > membangun tempat ibadahnya yang paling megah sedunia > > yaitu Borobudur di Jawa Tengah, kita masih > > mengagung-agungkan suku ini, agama itu, apa tidak malu > > dengan nenek moyang kita? > > > > Susah-susah Dr. Soetomo, Ki Hajar Dewantoro > > memperjuangkan Negara Kesatuan Indonesia, kita masih > > mengeyel-eyel Islam melawan Budha, atau > > Kristenisasi... dan kita lupa, nenek moyang kita juga > > pernah beragama Budha, Hindu, bahkan dulu nenek moyang > > kita juga Pithegantropus Erectus, kita masih > > menganggap agama yang satu dipertentangkan dengan > > agama yang lain. > > > > Mari kita berpikir positif, kalau sudah meninggal, > > kita semua juga jadi abu... tidak ada warna kuning, > > coklat, atau merah. > > > > salam, > > Goenardjoadi Goenawan