** Rekan-2 yang terhormat, marilah kita tak perlu berburuk sangka dan 
tetap berhati dingin dan berfikir positif.
   Mereka berbuat seperti itu, pasti ada prosedure dari Kedutaan 
tersebut, ya kalau yang bersangkutan merasa keberatan ya dapat me-
laporkan ke Kepolisian atau menulis di media masa.
   Tapi, kan tidak perlu menyebut "ANJING KURAP ETC" (malah malah
kita benar-2 dicap orang tidak santun, be polite...lah)
** Berfikirlah yang jernih, bertindaklah yang bijak, karena Agama
kita mengajarkan kepada kita semua untuk berperilaku yang baik.
   Wass,.....from an Old Navy

--- In mediacare@yahoogroups.com, fery zidane <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wah durjana bin keji..masa orang motret aja sampe ke RT2nya 
diperiksa...mungkin yg meriksa orang2 indonesia lagi yah...semacam 
knilnya gitu...dasar anjing kurap.
>   coba deh klo kejadian ini menimpa sebaliknya...seorang wartawan 
amerika memotret kedubes indonesia di negaranya...apa kedubes kita 
juga ngecek2 sampe ke rt2 mereka..?...dasar durjana.
>   udah ga aneh lagi klo orang2 asia khususnya dari indonesia klo 
sampai di bandara2 amerika sana pasti diteliti, di karantina dan 
sebagainya..apalagi yg namanya berbau2 Islam...temen saya yg lain ada 
tugas belajar (dari perusahaan tempat dia bekerja...danperusahaan ini 
perusahaan amerika) tp ga jadi krn ga bisa masuk kesono...dasar 
durjana.
>   sebaliknya klo orang2 sono masuk ke indonesia...waduh di sembah2 
deh kaya raja aja....dasar durjana.
>   ada gitu ibu2 indonesia yg membawa anaknya ke mall kemudia anak 
tsbt deket2 dg orang bule kemudian dia dg kasar dan serta merta 
menarik tangannya dan berkata " jangan deket2 jijik tau"....(seperti 
yg dialami teman saya di mall di amerika)
> 
> rahmad budi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>           Larangan memotret objek di sekitar kedutaan AS (Merdeka 
Selatan) dan rumah kediaman dubes AS (taman Suropati) sudah menjadi 
aturan tak tertulis bagi para jurnalis fotografi
> 
> Seorang rekan fotografer sebuah koran nasional, ketika memotret 
demo terhadap kedubes AS langsung saja dibalas oleh pihak kedubes 
dengan dipotret wajahnya dari depan, samping, dan belakang. 
> Lalu diperiksa ID-nya, ditelpon katornya. Bahkan ketua RT tempat 
dia tinggal pun ditelepon.
> 
> Kalau mau motret kedubes AS tanpa ketahuan, naik saja kereta dari 
gambir. Berdiri di pintu bordes kereta yang menghadap ke barat. 
Silakan jepret sepuas-puasnya kedubes AS itu dari atas jembatan 
kereta api yang lewat di sampingnya. 
> Atau naik saja gedung Menara Kebon Sirih (Bimantara), tempat kantor 
Koran Sindo.
> Pakai lensa tele atau zoom 300 mm, hajar sepuas-puasnya !!
> 
> Up load hasil jepretan anda ke internet lewat flickcr.com, 
fotografi.net (tidak saya sarankan, kasihan rekan2 fotografer), atau 
berbagai website luar negeri lain.
> Dan tunggu saja tamu-tamu tak diundang
> 
> Berani mencoba?
> 
> 
>   On 1/8/07, GAYa NUSANTARA <[EMAIL PROTECTED]> wrote:            
Saya ikut beduka pada Usep atas pengalaman "istimewa" yang didapatkan 
di Philipina. 
> 
> Mungkin sekedar perlu diingat bahwa Amerika saat ini sedang terkena 
penyakit jiwa paranoid dan karena mereka "adikuasa" dan dibiarkan 
berkuasa jadilah mereka bisa berbuat sekenanya.
> 
> setahu saya Philipina itu memang negara yang sudah dikangkangi 
amerika dan mereka akan berbuat semaunya asal babe amerika senang.
> 
> poin tambahan, saya juga hobi fotografi dan memang sangat 
menyenangkan bisa mengambil foto-foto apapun disekitar kita, selain 
untuk membawa memori itu bersama kita, juga ada kenikmatan yach 
mengabadikan sesuatu yang unik. 
> 
> saya kurang setuju kalo kita menyalahkan "oknum" yang tak jelas 
sebagai pihak yang bermasalah ketika seseorang yang sudah jelas 
membuat pekara malah didiamkankarena dia orang amrik, menurut saya 
orang Indonesia nggak semua teroris (termasuk saya sendiri tentu 
saja) dan kalo kita memang se "istimewa" itu mungkin sudah saatnya 
kita protes untuk predikat itu. 
> 
> maria
> 
> GAYa NUSANTARA
> Mojo Kidul I # 11A
> Surabaya 60285
> East Java-Indonesia
> 
> Phone/fax: + 62 31 591 4668
>   
> ----- Original Message ----- 
> From: Sato Sakaki 
> To: mediacare@yahoogroups.com 
> Sent: Friday, January 05, 2007 6:41 PM
> Subject: Re: [mediacare] Fwd: Pelecehan Hak Sipil Warga Indonesia 
oleh Kedutaan Amerika di Manila - Filipina
> 
> Bung Usep,
> Dugaan saya karena anda orang Indonesia, petugas
> keamanan Kedubes AS di Manila itu mengira anda anggota
> jaringannya Dulmatin dan Umar Patek yang oleh AS
> dijanjikan hadiah masing-masing $10 juta dan $ 1 juta
> dollar bagi yang bisa memberikan info yang
> menghasilkan penangkapan mereka. Jadi barangkali dia
> itu mengira anda itu ber-potensi "rejeki". 
> 
> Selain itu hendaknya anda tahu orang Indonesia itu
> "termasyhur" di Filipina dan karena itu sering
> diperlakukan "istimewa". Selain Dulmatin dan Umar
> Patek
> ada lagi yang namanya Fathur Rakhman al-Ghozi yang
> sempat lolos dari penjara tetapi kemudian ditembak
> mati di Pulau Mindanao. Selain dia ada lagi Agus Dwi
> Karna yang namanya pernah jadi berita setiap hari. 
> 
> Dan bersamaan dengan pemberitaan mereka, orang
> Filipina juga mengenal nama Riduan Isamuddin alias
> Hambali dan Abu Bakar Baasyir. Belum lagi Umar
> al-Farouk, Imam Samudra, Amrozi, Mukhlas dan
> lain-lainnya. Belum lagi penggorokan tiga siswi kelas
> satu SMU dari desa miskin yang sedang jalan kaki ke
> sekolah melintasi hutan di Poso. Jadi orang Indonesia
> itu "termasyhur", dan kebetulan anda memotret-motret
> seenaknya, di depan gedung kedutaan Amrik lagi.
> Klop-lah nasib buruk anda. 
> 
> Kalau anda hendak mempersoalkan dan menuntut ganti
> rugi keuangan dan penderitaan mental dengan nilai uang
> sekian ratus juta atau semilyar saya kira pantas, cari
> saja pengacara. Tetapi yang juga patut anda maki atas
> kesulitan yang menimpa anda adalah nama-nama yang saya
> sebut di atas. 
> 
> --- radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > From: "Usep Suhud Natapura" <[EMAIL PROTECTED]>
> > Subject: Pelecehan Hak Sipil Warga Indonesia oleh
> > Kedutaan Amerika di Manila - Filipina
> > 
> > Pelecehan Hak Sipil Warga Indonesia oleh Kedutaan
> > Amerika di Manila -
> > Filipina
> 
>   
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> -- 
> Si vis pacem Parabellum ---
> 
> Rahmad Budi H
> Republika
> Jl Warung Buncit Raya 37 Jaksel
> 0856 711 2387   
> 
>          
> 
>  __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail.yahoo.com
>


Reply via email to