DL - Pak menteri tinggal mengirim sarjana-sarjana pertanian Indonesia ke Belanda untuk belajar sistim perkebunan bunga/tanaman hias. Belanda adalah eksportir bunga/tanaman hias terbesar di dunia dengan omzet lebih dari 5 milyar euro/tahun. Omzet ekspor Indonesia yang 13 juta dolar atau sekitar 10 juta euro masih harus dikalikan 500 untuk menyamai nilai ekspor Belanda, padahal luas daratan Indonesia 2 juta km2 sedangkan luas daratan Belanda cuma 40.000 km2. Membangun pusat pelelangan bunga/tanaman hias di Indonesia is a must, agar rantai percaloan yang membubungkan harga produk pertanian, bisa dipangkas habis. Sukses ya.
SUARA PEMBARUAN DAILY -------------------------------------------------------------------------------- Perdagangan Tanaman Hias US$ 13 Juta [BATU] Permintaan terhadap tanaman hias dalam lima tahun terakhir terus naik, baik di dalam maupun dari luar negeri. Neraca perdagangan tanaman hias (ornamental) dan bunga (floriculture) terlihat meningkat bahkan mengalami surplus, dari US$ 9 juta menjadi US$ 13 juta, dengan tingkat pertumbuhan 1,13 persen menjadi 7,7 persen per tahun. "Usaha tanaman hias dan bunga diharapkan dapat menciptakan peluang usaha baru dan menyerap tenaga kerja terutama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah," ujar Menteri Pertanian Anton Apriyantono saat membuka Festival dan Bursa Tanaman Hias 2006, di Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (26/12). Di Jawa Timur, yang dipusatkan di Kota Batu, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian bekerja sama dengan Universitas Brawijaya terus berupaya mendorong percepatan pengembangan bunga dan tanaman hias, khususnya melalui kegiatan Pengembangan Komoditas Strategis Nasional (PKSN). Pengembangan itu, antara lain dengan menciptakan model pemasaran terpadu tanaman hias dan bunga, yang nantinya dapat direplikasikan ke daerah lain. PKSN merupakan kegiatan berbentuk proyek percontohan dengan model penerapan aplikatif untuk membangun sistem pemasaran di tingkat petani. Melalui pendampingan dan penguatan kelembagaan petani, diharapkan petani yang bergabung dalam Gabungan Kelompok Tani atau Gapoktan dapat berusaha secara mandiri, mampu mengakses permodalan untuk usahanya, dan memiliki jaringan pemasaran yang luas. Akses Permodalan Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Djoko Said Damardjati mengungkapkan, dalam pengembangan pemasaran bunga terpadu di Kota Batu telah terbangun Gapoktan bunga mawar "Mekar Sari" dan Gapoktan tanaman hias "Sekar Indah". Kedua Gapoktan ini telah memiliki badan hukum sehingga memenuhi syarat untuk mengakses permodalan. Pengembangan tanaman hias sebagai sumber devisa negara banyak dilakukan di wilayah Pulau Jawa dari Jabar, Jateng, dan Jatim. Untuk luar Jawa di Sulawesi Selatan dan Bali. Tanaman hias yang diekspor meliputi mawar, anggrek, pakis, arachnis, dendrobium, chrysanthemum, dan oncidium. Negara tujuan ekspor terutama ke Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Hong Kong, Uni Eropa, Kanada, dan negara Timur Tengah. Sayangnya, manajemen yang diterapkan masih konvensional sehingga lamban dalam mengantisipasi kebutuhan pasar, misalnya untuk tren model tertentu. Djoko Said mengemukakan, Jawa Timur sebagai salah satu sentra penghasil tanaman hias memiliki potensi pengembangan seluas 1.756.982 hektare yang dapat dikembangkan menjadi kawasan tanama hias. Potensi itu didukung tersedianya infrastruktur jalan, jalur distribusi udara maupun laut, serta pasar tanaman hias yang telah beroperasi sejak tahun 1957. [S-26] -------------------------------------------------------------------------------- Last modified: 26/12/06