Ungkapan tersebut diatas diserukan oleh seorang security guard seorang Angola. Selanjutnya topik ini adalah sebuah excerpt dari tulisan yang bisa anda2 sekalian dapati dalam majalah TIME edisi 22 Januari 2007 dengan judul "China..Dawn of a new Dynasty"..."The Chinese Century" dengan imbuhan beberapa komentar dari penyodor postingan ini. Co-founder dari majalah TIME ini Henry Luce, yang lahir di China, anak seorang misionaris, mengatakan tahun 1941 menjelang Amerika terjun dalam kancah PD II untuk menstimuli rakyat Amerika dia bilang bahwa abad ini(20 century) adalah abadnya Amerika. Tapi Henry Luce tidak lupa ke-fasinasinya dan cintanya(kepada Tiongkok). Para netter yang tertarik akan perkembangan China bisa mengikuti berita2 selanjutnya, dan akan berturut-turut di turunkan oleh beberapa journalist dari majalah TIME ini dalam minggu2 berikutnya. Tidak ada berita...apalagi soal ekonomi yang menyangkut per-ekonomian dunia tanpa di-sebut2 motor penggeraknya, yang tidak lain adalah China. Kembali ke si security guard si Angola itu... thanks God ..for the Chinese......ini adalah ke-heranan-nya akan prestasi investasi2 Tiongkok di Angola yang membangun infrastruktur di Angola. Di banyak negara di benua Afrika terasa benar adanya "invasi" kapital, investmen yang berasal dari Tiongkok. Sementara si Amrik terbenam dalam lumpur perang Iraq Tiongkok yang haus akan energi seperti minyak dan batubara mulai meng-"invasi" negara2 yang kaya akan sumber2 alam. Dalam aktivitasnya ini rupanya Tiongkok tidak luput dari kritik karena Tiongkok rupanya, hanya demi dapat sumber energi alam dari negara2 yang kaya sumber alam tapi dikuasai oleh tiran2 bengis. Tidak lupa banyak negara, terutama negara Barat yang meng-kritik perilaku Tiongkok yang se-olah2 mendukung ke beradaan sistim tirani ini, dengan kerja sama dalam bidang ekonomi. Dari Angola dimana Tiongkok membantu pemerintah Angola membangun jalan k.a. dari Dondo ke Luanda, ini adalah salah satu contoh pembangunan infrastruktur. Bantuan dan kerja sama Tiongkok meluas ke seluruh dunia ...ke Brazil dan ke beberapa negara Amerika Selatan. Ini investasi nun jauh dari Tiongkok, belum kita lihat dimana Tiongkok ber-interaksi dengan negara2 terdekatnya seperti di Tahiland. Diberitakan di sini(Tahiland) di desa kecil Chiang Saen, desa mati karena infrastruktur yang deldel duwel......datanglah para insinyur Tiongkok dan mereka membangun jalan2 dan mem-bedah tebing2 agar kapal2 besar bisa masuk, maka tidak heran sekarang bahasa daerah desa ini sekarang berubah jadi bahasa mandarin. Demikian juga di Burma investasi Tiongkok tidak bisa dianggap kecil lagi. Disinilah kita luput dan baru menyadari, dalam hiruk pikuknya investasi negara2 Barat yang masuk Tiongkok dalam jumlah milyard-an, berita tidak banyak soal Tiongkok, se-olah2 melawan arus juga men-invest kapital dalam jumlah yang tidak sedikit ...keluar negara Tiongkok. Baru achir2 tahun ini terasa bahwa gerakan Tiongkok...memandang ke luar perbatasannya punya nilai berita yang tidak kalah pentingnya dari berita2 investasi2 Barat masuk ke Tiongkok. Tidak luput dari perhatian pemerintah Tiongkok, tidak saja mereka menstimuli perdagangan dunia tapi juga sekarang Tiongkok dalam aspek politis mulai menunjukan ke-beradaan-nya misalnya dalam bantuan bagi perdamaian di Lebanon. Setelah 200 tahun negara Tiongkok dalam kondisi yang deldel duwel, berkat pandangan Dhengsiauping yang mengacu kepada realita lapangan , praktisnya dalam 2 dasa warsa Tingkok bangun dan menjadi negara yang perkasa. Seperti apa yang dikatakan oleh Kenneth Lieberthal dari University of Michigan......"China is thinking in much more active terms about its strategy....not only regionally, but globally, than it has done in the past....we have seen a sea change in China's fundamental level of confidence" China is preparing for a date with destiny.....21st century ....is China century" Apakah Tiongkok bisa membusungkan dada dalam segala perkembangan pesatnya? Se0kali2 tidak karena apabila dilihat dalam stat-nya per capitanya Tiongkok masih jauh ketinggalan...USA $43 ribu sedangkan per capitaGDP Tiongkok hanya sampai $1,700. Betapa jauh ketinggalan, tapi meninjau,dan mengkaitkan dengan sejarah perkembangan suatu negara......first step yang benar dan akurat akan menolong mengejar ketinggalan. Sebagai imbuhan penutup, dalam era globalisasi, yang sebenarnya sangat tidak menguntungkan karena setiap negara di hadapkan atau di minta bersaing dalam dunia bebas restriksi perdagangan, maka negara yang kere akan jadi tambah kere karena harus bersaing dengan negara2 yang sudah mapan dan yang sedang nanjak. Disinilah korelasinya...apabila negara2 dunia ke-3 tidak membenahi dirnya dan capat melakukan reformasi yang meluas dan mendalam dalam segala bidang, ya moral ya ekonomi ya politis......maka negara semacam ini akan tambah deldel duwel. Sampai2 aku yang bisa dibilng 5 generasi adalah orang Indonesia turut merasa bangga dengan ancester-ku yang bisa meninggikan martabat orang2 Asia. Harry Adinegara
Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com