Ribut2 soal gaji di trans TV jadi inget reportase ttg recruitment tersebut. 
Waktu itu ada salah seorang pelamar yg diwawancara reporter Trans ttg motifnya 
melamar kerja di Trans dan jawabannya cukup mengharukan karena dia bilang " 
ingin mengirim orangtuanya naik haji ".Mungkin dipikir gaji diTrans 15 juta 
ngkali yak.....

irzan blitz <[EMAIL PROTECTED]> wrote:           Bung Satrio, 
Saya kagum dengan tulisan-tulisan Anda di milis ini.
Kritik dan ulasan Anda sangat mengena. Tajam dan
akurat. Secara pribadi, saya sangat respect dengan
Anda. Tapi mengenai, jawaban Anda mengenai pola
rekrutmen Trans Corp yang menurut saya tidak etis dan
tidak berperikemanusian, menjadi tanda tanya besar
terhadap kredibilitas Anda.
Televisi tempat Anda bekerja mungkin menganut prinsip
Ideologi Pasar. Tidak mengindahkan norma-norma
kemanusiaan dan kondisi riil di masyarakat. lebih
mementingkan imej perusahaan yang kredibel. Secara
bisnis mungkin sehat, tapi secara etika sangat tidak
waras.
bagaimana tidak, lowongan kerja kok menjadi ajang
untuk mencari sensasi.
Melalui Anda, (untuk Trans TV or Trans 7), apakah
tidak terlintas sedikitpun bagaimana sulitnya
orang-orang mencari kerja. Dengan biaya Rp 1 MILIAR,
dihamburkan sekadar mencari piagam. 
Sudah SEJAHTERAKAH karyawan Trans Corp?? Apakah gaji
reporternya sudah sesuai dengan standar AJI (katanya
untuk reporter baru idealnya Rp 3,2 juta)...
Dari 11o ribu orang dengan yang diterima hanya 500
orang, kurang dari 10 persen saja tentu jadi bahan
ketawaan. Bukankah ini akan menjadi blunder bagi Trans
Corp sendiri, jika nantinya gaji karyawan baru itu
ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. 
Ada beberapa karyawan saya yang menyesal masuk Trans
TV. Sebelumnya dia bekerja pada salah satu media cetak
nasional. Kemudian pindah ke Trans karena tawaran
kerja sebagai reporter televisi. tentu saja dengan
prestise yang menyilaukan mata. Setelah diterima,
ternyata gajinya tak nyana sama sekali. Berada di
bawah kisaran Rp 1,5 juta. Modusnya, saat seleksi
manajemen TV tak menyebutkan berapa gaji yang
ditawarkan. 
"Ah, sialan ketipu gue," kata teman saya itu.
namanya juga bisnis, bagi Trans TV itu tentu sah-sah
saja. namanya juga ideologi pasar, apa saja dilakukan
demi meraih rating televisi yang lebih oke dan
kepercayaan narasumber dan pengiklan yang lebih baik.
Tapi secara kemanusiaan, cara-cara seperti ini sangat
kurang ajar. Bukannya dapat kerja, si pelamar cuma
ngabisin ongkos ke senayan dan browsing via
internet.... 
bagaimana Trans?

IR 



         

 
---------------------------------
Any questions?  Get answers on any topic at Yahoo! Answers. Try it now.

Kirim email ke