Organisasi yang mampu menghasilkan pahlawan (bagian 5)
   
   
  Prinsip acuan;
   
  Orang orang luarbiasa dihasilkan oleh nilai nilai luarbiasa
  -wishnu Iriyanto-
   
   
  Nilai nilai luarbiasa yang dianut otomatis akan mempengaruhi cara pandang 
luarbiasa.
  Cara pandang yang luarbiasa otomatis akan membentuk prilaku luarbiasa.
  Prilaku luarbiasa yang dilakukan berulang-ulang akan menciptakan kebiasaan 
luarbiasa.
  Dan kebiasaan-kebiasaan luarbiasa akan dengan sendirinya menghasilkan 
orang-orang luarbiasa.
   
  Mari kita bicara dalam tataaran organisasi yg paling besar yaitu bangsa.
   
  Mengambil ide dari tulisan salah seorang rekan di milis tetangga, kemajuan 
ekonomi di negara negara seperti china, Taiwan, hongkong, dan Singapore 
digambarkan oleh lee Kuan yee sebagai hasil dari bentukan nilai nilai kong hu 
cu, atau persisnya disebut “etika Kong Hu Cu”.
  Nilai nilai yang dihasilkan oleh Kong Hu Cu, setidaknya menghasilkan individu 
individu pekerja luarbiasa keras dan ulet, orang orang dengan kemampuan 
menabung paling hebat diseluruh dunia (disamping bangsa yahudi), dan network 
kuat yang saling mendukung melintasi batas negara.
   
  Juga masih menurut sosiolog, keberhasilan bangsa bangsa western, dijelaskan 
oleh nilai nilai protestan yang mereka anut dan meresap begitu kuatnya dan 
tetap mempengaruhi prilaku mereka sampai sekarang walau mungkin seperti 
diberitakan oleh detik.com dimana sebagian besar anak anak di inggris saat ini 
bahkan tidak tahu kalau natal itu merupakan kelahiran Yesus Kristus.
   
  Di western, hukum kasih diterjemahkan menjadi prinsip prinsip keadilan bagi 
semua golongan termasuk kalangan cacat, minoritas dan perempuan.
  Bahkan prinsip keadilan ini mengalahkan prinsip agama bila memang mereka 
bersinggungan. Misalnya di Negara bagian Victoria, Australia, ada rumah sakit 
yang menyimpan alkitab (biasanya selalu ada disamping tempat tidur pasien) 
karena ada keluhan dari kalangan minoritas yang merasa tidak adil dan alkitab 
tersebut hanya diberikan apabila ada pasien yang memintanya.
   
  Keadilan yang berakar dari hukum kasih juga akhirnya mempengaruhi sekali 
nilai nilai yang berkaitan dengan kesetaraan dalam semua kesempatan baik 
pendidikan, kehidupan sosial, politik, peluang yang sama untuk berhasil, 
pengakuan dan lain lain, tidak perduli apapun latar belakang agama, ras, dan 
gender.
   
  Hukum kasih juga diterjemahkan menjadi prinsip prinsip toleransi, makanya 
negara negara western mampu menjadi rumah yang nyaman bagi talenta telenta 
terbaik dari seluruh dunia yang merasa tidak nyaman ditempat dimana mereka 
berasal sebelumnya.
   
  Prinsip pencarian akan kebenaran oleh negara negara western diterjemahkan 
menjadi nilai nilai yang mengijinkan masyarakat untuk mempertanyakan tafsiran 
tafsiran yang dianggap salah dan menyimpang dan merupakan pedoman bagi 
masyarakat untuk terus menerus mengkritisi kebijakan kebijakan pemerintah yang 
dianggap salah secara terbuka.
   
  Prinsip melakukan kebenaran mendasari nilai nilai yang berkembang kuat 
dimasyarakat western yang dirumuskan dengan slogan do the right things.
   
  Walau masih banyak kekurangan disana sini, tapi prinsip prinsip tentang 
pencarian kebenaran dan kewajiban untuk melakukan kebenaran memungkinkan 
bangsa-bangsa ini ber-evolusi terus menerus kearah baik.
   
  India walau belum meng-claim etika Hindu sebagai penjelasan atas keberhasilan 
ekonominya dan pertumbuhan nya yang hebat sebagai suatu bangsa yang saat ini 
disegani oleh dunia internasional, setidaknya mempunyai nilai nilai dasar hebat 
seperti mengijinkan kalangan minoritas selama dia memang berkapasitas memadai 
untuk menjadi pemimpin bahkan sampai pada level presiden sekalipun.
  Sebagai informasi, India sekarang dipimpin oleh presiden beragama muslim dan 
perdana mentri beragama sikh (keduanya adalah golongan minoritas).
  Sepanjang sejarah semenjak merdeka-nya India, mereka bahkan pernah dipimpin 
oleh presiden beragama muslim lebih dari satu kali.
   
  Nilai luarbiasa yang dianut India mengijinkan tiap tiap orang tanpa memandang 
latar belakang suku, agama dan gender untuk bisa menjadi pemimpin, membuat baik 
kalangan mayoritas dan minoritas bersinergi positif untuk membangun negeri itu 
dengan sungguh sunguh, tolong-menolong dan bahu-membahu, tanpa terganjal 
perasaan tersisihkan, diskriminasi dan perasaan perasaan negative lainnya yang 
menghabiskan banyak energi dan sangat merugikan.
   
   
  Mari bicara organisasi dalam skala yang lebih kecil yaitu militer dan gereja 
katolik.
   
  Gereja katolik dan militer dikategorikan sebagai organisasi yang paling rapi 
garis komando-nya diseluruh dunia, bahkan dibanding organisasi yang berbentuk 
Negara sekalipun.
  Gereja katolik dan militer mempunyai pencapaian yang hebat untuk masing 
masing bidang yang ditekuninya. Salah satu persamaan nilai yang mereka anut 
adalah KETAATAN LUARBIASA terhadap organisasi dan kepemimpinan.
   
  Militer dan gereja katolik sejauh saya amati tidak terlalu mengenal dan 
percaya pada demokrasi terutama voting, mereka percaya sekali pada 
ke-efektif-an OTORITAS KEPEMIMPINAN.
  Nilai nilai yang mereka percaya tentang kepemimpinan ialah, pemimpin 
seharusnya mendengarkan pendapat semua orang, tapi pada saat mengambil satu 
keputusan penting, pemimpin harus dapat mengambil keputusan yang dipercaya 
merupakan keputusan terbaik dengan menyingkirkan suara mayoritas bila perlu.
   
  Sebagai contoh; dalam militer, kita tidak dapat membayangkan bila mayoritas 
anggota sebuah pleton berdasarkan voting suara terbanyak mampu menolak misi 
menerobos garis belakang musuh dan melakukan pengintaian hanya karena mereka 
anggap penugasan itu berbahaya dan beresiko tinggi, walau sebetulnya misi itu 
penting sekali bagi keseluruhan peperangan dan berpeluang menghemat korban jiwa 
dalam jumlah banyak sekali.
   
  Aristoteles pernah bilang; suara mayoritas belum tentu suara TUHAN. Makanya 
beliau tidak pernah percaya bahwa system voting yang berdasarkan suara 
terbanyak, akan selalu dapat menghasilkan keputusan terbaik.
   
  Pertanyaan paling klasik adalah, apakah kepemimpinan otoriter yang 
mengesampingkan voting ala militer bisa menghasilkan keputusan terbaik 
dibanding demokrasi?
   
  Saya percaya militer akan berpendapat, lebih baik keputusan sederhana tapi 
dipatuhi dengan kesungguhan hati oleh segenap pelakunya dibanding keputusan 
bagus tapi tidak disertai dengan kepatuhan mutlak. 
   
  Salah satu mantan presiden amerika pernah bilang; Semua rencana paling 
sederhana-pun, mampu membuahkan hasil yang luarbiasa selama semua orang 
mengerjakannya dengan sungguh sungguh, menyingkirkan agenda pribadi mereka dan 
tidak perduli siapa yang mendapat nama olehnya.
   
  Jadi apabila kita bisa menerapkan prinsip ketaatan pada pemimpin secara 
luarbiasa dan terbiasa untuk mengesampingkan ego masing masing, maka organisasi 
hebat bukanlah sekedar impian belaka. Ini mungkin mirip dengan typical 
perusahaan-perusahaan di jepang dimana dukungan diberikan secara all out oleh 
segenap pegawai, ego pribadi dikesampingkan sedemikian rupa, dan kepentingan 
kolektif dan organisasi diutamakan
   
  Dari kopassus pun kita bisa belajar tentang nilai luarbiasa.
  Kopassus menanamkan nilai nilai keberhasilan yang sangat extreme pada setiap 
anggotanya dan tergambar dalam slogan mereka yang berbunyi: Lebih baik pulang 
tinggal nama daripada gagal dalam tugas. 

Jadi setiap prajurit tahu secara jelas apa yang dituntut dari masing masing 
dari mereka dalam setiap aktivitas maupun operasinya.

Makanya tidak heran mereka mampu secara konsisten menghasilkan prajurit 
prajurit hebat diatas rata rata.
   
  Bagi orang awam, slogan ini mungkin terdengar mengerikan, tapi kalau kita 
melihat dalam konteks yang lebih luas bagaimana organisasi mampu menghasilkan 
pahlawan luarbiasa, pastilah harus dimulai dengan penanaman nilai-nilai yang 
luarbiasa terlebih dahulu.
   
  Pada saat Guus hidink melatih Korea selatan dalam piala dunia yang 
berlangsung di Korea&jepang, dan dimana Korea selatan mencapai prestasi 
fenomenal luarbiasa, salah satu nilai yang ditanamkan Guus hidink pada 
pasukannya adalah: Lebih baik kamu semua mati dilapangan karena kelelahan 
daripada kamu mempermalukan negara Korea di kancah internasional.
   
  Hasilnya team itu bertarung dengan kesetanan, bahkan pertandingan perebutan 
juara 3 dan 4, antara turki dan korea selatan disebut sebut sebagai 
pertandingan final sesungguhnya, dibanding pertandingan perebutan gelar juara 1 
dan 2.
   
  Slogan, tradisi, penggunaan symbol symbol dan terutama teladan para pemimpin, 
dipercaya sebagai alat management yang paling ampuh dalam menyampaikan pesan 
dari nilai nilai yang dianut.
  Tapi kalau harus dipilih salah satu yang terpenting, maka TELADAN lah 
pilihannya.
   
  Organisasi bisa saja membuat list nilai nilai yang mereka mau terapkan, tapi 
tanpa ada teladan, maka itu semua tidak berguna.
   
  Banyak perusahaan besar menyewa konsultan konsultan mahal untuk merumuskan 
nilai nilai mereka, tapi saya percaya nilai nilai tidak bisa disuntikkan dari 
luar melainkan dia harus tumbuh alami dari dalam.
   
  Kalau meminjam prinsip: warna pemimpin adalah warna organisasi, maka umumnya 
nilai nilai yang dianut pemimpin, itulah juga yang akan secara otomatis 
mengalir dan menular menjadi warna organisasi.
   
  JAdi kalau perusahaan menunjuk seseorang penjual terbaik mereka menjadi 
pemimpin tapi dengan karakter pribadi curang, maka cepat atau lambat organisasi 
itu akan berubah menjadi organisasi yang curang.
   
  Menurut ilmu prilaku organisasi, organisasi teroris yang radikal dan 
militant-pun, tidak pernah bisa diciptakan hanya melalui satu rangkaian nilai 
saja tanpa melibatkan teladan pemimpin yang juga radikal dan militan.
   
  Jadi pada saat kita bicara perangkat nilai disini, kita harus mengaitkan 
dengan teladan pemimpin.
   
  Karena ada prinsip berbunyi; Satu teladan, berbicara lebih nyaring dari 100 
himbauan.
   
  Mari kita persempit topik nilai nilai ini ke organisasi bisnis yang lebih 
kecil;
   
  Kalau kita bermaksud menciptakan organisasi bisnis yang berisikan pemenang, 
maka saya percaya kita harus mulai dari menerapkan seperangkat nilai nilai 
tentang menang.
  Kita sebagai pemimpin harus mulai dengan tidak mentoleransi kegagalan sekecil 
apapun.
  Kita harus mulai dengan tidak menaruh belas kasihan pada kegagalan yang 
bersifat human error, kita harus mulai menuntut orang orang kita untuk 
memperlakukan persaingan persaingan kecil sebagai sebuah peperangan, dimana 
kalah adalah kata kata yang “haram” terdengar.
  Karena bila organisasi kita terbiasa menang dalam skala kecil, maka 
kemenangan skala besar tanpa kita sadari akan terlampaui dengan sendirinya. 
  Bukankah kemenangan besar itu merupakan kumpulan dari kemenangan-kemenangan 
kecil?
   
  Tidak menaruh belas kasihan pada kegagalan yang bersifat human error, mungkin 
kelihatan kejam untuk kebanyakan orang, dan menimbulkan penolakan bagi banyak 
pihak.
   
  Tapi bila pemimpin mampu memberikan teladan maka segala sesuatunya menjadi 
lebih mudah untuk di duplikasi secara meluas.
   
   
  Satu cerita penutup;
   
  Maafkan bila contoh yang diambil berasal dari usaha kecil kami.
   
  Dulu pada saat saya merintis usaha saya, saya memandang enteng sekali konsep 
nilai nilai. Saya berpikir setiap orang pastilah tahu nilai nilai baik yang 
harus dilaksanakan.
   
  Tapi ternyata untuk satu area kecil saja yang bernama kerja keras, setiap 
orang datang dengan level pemahaman yang berbeda beda.
   
  Akhirnya saya merumuskan nilai nilai yang saya ingin diterapkan di organisasi 
kami, lalu mensosialisasikan melalui sms kepada tiap pegawai setiap paginya 
selama kurang lebih 2.5 tahun.
   
  Teknik ini mencontoh pendekatan wal mart dalam memberikan briefing pagi oleh 
CEO mereka melalui satelit dan dilihat oleh segenap pegawainya disemua belahan 
dunia melalui televisi. Hanya saja karena perusahaan kami kecil, maka teknologi 
sms menjadi pendekatan terbaik kami untuk menjangkau orang orang kami di lokasi 
lokasi yang berbeda beda.
   
  Dan pagi hari saya perhitungkan sebagai waktu terbaik dalam penanaman nilai 
nilai organisasi.
   
  Setiap kali ada permasalahan, saya merumuskannya menjadi nilai tersendiri, 
lalu menginformasikan ulang ke setiap staff dalam bentuk sms pagi.
   
  Misalnya; 
  -          Ketika ada peristiwa dimana pegawai senior telah berlaku 
berlebihan terhadap pegawai pemula, saya meng-sms setiap orang dengan bunyi; 
Seseorang dihormati karena sikapnya dalam melindungi mereka yang lemah, bukan 
sebaliknya. Tidak menyebut nama, tapi itu langsung menjadi peringatan bagi 
semua orang dimasa mendatang
  -          Lalu pernah ada peristiwa dimana ada pegawai baru, karena merasa 
pintar, lebih berpendidikan dan lebih tua, tidak menaruh hormat pada seniornya 
yang kebetulan lebih rendah pendidikannya tapi kami percayakan sebagai 
mentornya dalam hal product knowledge. Mendengar hal itu, saya meng-sms semua 
orang besok paginya dengan bunyi; Organisasi kami menghormati orang orang yang 
mempunyai karakter dan sikap yang baik, kepintaran dan latar belakang 
mengesankan tidak pernah membuat kami silau. Hasilnya, semenjak itu, tanpa 
ditegur langsung, pegawai baru itu berubah menjadi lebih positif, dan semua 
anggota di organisasi kami dapat mengerti nilai nilai dasar yang kami anut.
  -          Pernah ada pegawai senior dan memiliki kemampuan menjual yang 
sangat baik, hanya karena ditegur utk satu kesalahan, dia memperlihatkan bibit 
pemberontakan secara sangat mencolok dan berpotensi menularkannya pada pegawai 
lain, maka sms saya di pagi berikutnya adalah: Kalaupun organisasi kami harus 
terhenti pertumbuhannya beberapa tahun hanya karena kehilangan pegawai bagus 
tapi berkarakter jelek, itu akan kami pandang sebagai hal yang baik dibanding 
kami harus mempertahankan orang orang berkarakter salah dan berpotensi jadi 
masalah besar dimasa mendatang. Hasil akhirnya, pegawai itu keluar dengan 
sendirinya, tapi organisasi kami menjadi stabil dari potensi goncangan dan 
potensi penularan karakter jelek terhadap pegawai pegawai lainnya.
   
  Pada masa masa awal, sms seperti itu terasa sangat asing dan janggal bagi 
kebanyakan orang dan cenderung keras di penerimaan sebagian besar orang orang 
kami, tapi seiring dengan kedewasaan kami makin baik hari ke hari, maka hal hal 
seperti itu bisa dilihat sebagai makanan keras yang baik bagi jiwa kami semua.
   
  Dalam 6 bulan pertama, saya belum melihat buah nyata dari investasi saya di 
program sms tadi, tapi setelah 1 tahun keatas, saya boleh bangga kalau 
organisasi kami walau diisi beragam orang dari beragam latar belakang 
pendidikan, suku, agama dan didikan keluarga, akhirnya menganut nilai nilai 
yang jauh lebih seragam dan memudahkan kami selaku management untuk bergerak 
kearah baik dan bermanuver bila diperlukan.
   
   
  Every generation should live better than the last
   
   
   
  -Adalah naïf untuk berpikiran bahwa berkat yang dipercayakan Tuhan terhadap 
kita, hanya diperuntukkan untuk kita dan keluarga kita, anak anak yang kurang 
beruntung di luar sanapun punya hak didalamnya- 
   
   
  Wishnu Iriyanto
  Managing Director
  FUTURE education (agent sekolah ke luar negeri)
  &
  FUTURE English (kursus bergaransi TOEFL 580/ IELTS 6.5 dengan angka 
keberhasilan 100%)
   
  Kelapa gading; 021 4585 1123
  Kuningan; 021 5200 883
  Mega mall; 021 668 3847
  Pasar baru; 021 351 8116
   
  Semarang; 024 761 0900
  Pekan baru; 0761 44109
   
  Ps; saya berharap bisa berkenalan dengan rekan rekan di friendster.
  Nama; Wishnu Iriyanto
  Lokasi; Australia
   
   
  Kunjungi;
  Wishnuiriyanto.blogspot.com
     
  
 
---------------------------------
Need Mail bonding?
Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.

Kirim email ke