2 kubu garis keras yang selama ini ini bersama sama memerangi kafirun
mulai saling curiga mencurigai. Akhirnya garis keras harus berhadapan
dengan Densus 88.

----------------------------------------------------------


Karena Terlalu Mudah Mengafirkan

Mantan Panglima Laskar Jihad Ahlusunah Waljamaah Ja'far Umar Thalib
mengatakan, masalah Poso yang berkepanjangan disebabkan adanya
pemahaman yang kurang tepat di kalangan sebagian muslim di sana. Salah
satunya, jelas Ja'far, adalah pemahaman taksiri, yakni mudah memvonis
kafir terhadap orang lain yang berbeda pendapat.

"Karena gampang memvonis kafir, mereka mudah mengatakan halal
darahnya. Akhirnya, orang yang berbeda pendapat itu dianggap musuh.
Itu sebagian pemahaman yang dikembangkan beberapa kelompok Islam,"
kata Ja'far didampingi pengacara M. Syaaf usai memberikan ceramah
agama di Sepanjang, Sidoarjo, tadi malam.

Pria yang selalu mengenakan gamis itu mengaku tidak sependapat dengan
pemahaman tersebut. Karena itu, dia mendukung langkah Wapres Jusuf
Kalla yang menggandeng tokoh-tokoh Islam untuk memberikan dakwah di
Poso guna menetralisasi pemahaman ekstrem tersebut.

"Bentrok antara aparat dan muslim Poso baru-baru ini juga ekses dari
pemahaman ekstrem tersebut. Maka, kami menentang pemahaman itu, yang
salah satunya dikembangkan Abu Bakar Ba'asyir," jelasnya.

Menurut Ja'far, karena tidak sependapat dengan pemahaman itu, dia
menduga yang melatarbelakangi adalah pernyataan Ketua Tanfidziah
Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Irfan S. Awwas bahwa rencana
pengiriman tokoh Islam seperti dirinya ke Poso justru kontraproduktif.
Alasan itu dikemukakan Irfan karena Ja'far sudah ditolak masyarakat
Poso dan Tentena setelah sebuah kasus pada 2001.

"Saya tidak tahu persis, masalah apa yang dimaksud. Yang jelas, pada
2001 itu kami berhasil memukul mundur warga nashara (kristiani, Red)
saat pecah kerusuhan. Kami datang ke sana (Poso) karena dimintai
bantuan saudara-saudara kami (muslim)," katanya.

"Apa itu masalahnya? Atau, karena saya tidak sepakat dengan pemahaman
mereka sehingga seolah-olah saya ditolak warga Poso. Lebih jelasnya,
silakan tanya yang bersangkutan saja," tambah Ja'far. (sup)

http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=8100

Kirim email ke