tks bung radityo telah seimbang memposting juga tulisan ini.

keseimbangan buat orang media itu seperti mertua yang
harus dijunjung tinggi.

persoalan wisudo adalah persoalan serikat pekerja. ada sikap
anti union yang ditunjukkan manajemen kompas saat ini.

wisudo bukan kriminal, bukan wartawan amplop. sebaliknya
banyak pihak mengenal dia sebagai wartawan berintegritas
tinggi dengan pribadi yang santun.

persoalan ini tak perlu diperluas yang tak ada juntrungannya.

saya kebetulan menjadi pengurus aji periode sekarang.

tak ada pihak yang ingin menghancurkan kompas. sama sekali
tidak ada. kompas adalah aset nasional dan stakeholder aji.
tapi bukan berarti manajemen kompas saat ini maksum dari
kesalahan dan tak bisa dikritik.

semoga ada solusi yang baik bagi permasalahan ini.



At 12:05 AM 1/31/2007, you wrote:

From: AJI JAKARTA
E-mail: <mailto:[EMAIL PROTECTED]>[EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 30 Jan 2007 15:44:13 +0700

Wisudo hadiri rapat PKK, Kompas buat seruan

Jakarta, Kompas Inside. Untuk kali kedua, Senin (29/1/2007) petang kemarin,
Bambang Wisudo kembali menginjak Gedung Harian Kompas.
Di saat yang sama, manajemen juga memobilisir wartawan senior untuk membuat
petisi wartawan Kompas untuk mengecam aksi solidaritas terhadap Sekretaris
Perkumpulan Karyawan Kompas (PKK) ini.

Wisudo hadir di Gedung Kompas setelah menerima undangan rapat PKK. Sebab, walau sudah menerima surat pemecatan secara sepihak dari Pemred Kompas Suryopratomo, Bambang Wisudo masih tercatat sebagai Sekretaris PKK. Sebuah organisasi serikat
pekerja yang telah terdaftar secara resmi di Depnakertrans.

Dalam rapat itu, Bambang Wisudo datang dengan ditemani tiga orang tim litigasi
Komite Anti Pemberangusan Serikat Pekerja (KOMPAS). Mereka adalah Jhonson
Panjaitan, SH (PBHI), Sholeh Ali dan Nadya (LBH Pers).

"Saat kami masuk tidak ada yang menghalang-halangi, " kata Ali saat dimintai
keterangan. Rapat sendiri berjalan aman. Rapat dimulai di ruang PKK pada pukul
16.00 dan berakhir pukul 18.30 WIB.

Seruan Wartawan Kompas

Sementara itu, manajemen Kompas kabarnya juga membuat manuver baru. Setelah gagal memaksa pengurus serikat pekerja PKK membuat pernyataan tidak ada pemberangusan serikat pekerja di harian Kompas, kini manajemen melakukan manuver baru.

Salah satunya dengan menyatakan ke wartawan dan karyawan Kompas bahwa aksi-aksi yang dilakukan 36 organisasi yang tergabung dalam Komite bertujuan menyerang dan
menghancurkan Kompas sebagai institusi.

Padahal jelas, dalam aksi-aksi yang digelar selama ini, Komite hanya mengecam
sekelompok petinggi Kompas yang telah berlaku semena-mena. Namun dengan trik
retorika ini, manajemen kemudian berhasil membakar beberapa wartawan senior.
Beberapa wartawan senior lalu membuat petisi berjudul "Seruan Wartawan Kompas." Lalu mereka meminta wartawan Kompas beramai-ramai menandatangani petisi tersebut. Ironisnya, dalam surat seruan ini tercatat nama-nama seperti Maria Hartiningsih,
Bre Redana, dan semacamnya.

Petisi ini menyatakan, bahwa pemecatan Bambang Wisudo merupakan masalah pribadi yang dibesar-besarkan. Bambang Wisudo juga dituduh mengklaim menjadi perwakilan
karyawan dan wartawan Kompas.

Langkah ini menurut Ketua Tim Litigasi Komite, Sholeh Ali, SH, harus disesalkan.
Sebab solidaritas wartawan ini membabi-buta. Dan jelas digagas oleh manajemen
Kompas untuk mengkonter solidaritas dari luar. "Sudah jelas Bambang Wisudo diangkat sebagai Sekretaris melalui surat keputusan yang ditanda-tangani Ketua PKK," kata Ali.

Menurut Ali, jelas pemecatan Bambang Wisudo terkait dengan aktivitasnya selaku
aktivis Serikat Pekerja. Dalam konteks itulah ia menjadi korban kekerasan dan
penyanderaan satpam sebelum menerima pemecatan tanpa prosedur dari Pemimpin
Redaksi Kompas Suryopratomo tanggal 8 Desember 2006.

"Jelas, 36 organisasi yang tergabung dalam Komite tidak bodoh. Kami tidak akan membela korban bila masalahnya cuma masalah pribadi," tegasnya.Karena itu Sholeh menilai petisi itu hanya sebuah manuver baru dari manajemen. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk mengalihkan isu. Dari isu pemberangusan aktivis serikat pekerja menjadi masalah pribadi. Trik 'kebulatan tekad' ini memang kerap dilakukan di pabrik-pabrik. (nay/E2)

=====================================================

 Sumber: <http://kompasinside.blogspot.com>http://kompasinside.blogspot.com

(Sebelum Seruan Wartawan Kompas dibuat tanggal 27 Januari lalu, aktivis 36
organisasi sudah terlebih dahulu membuat petisi. Petisi ini belum ditanda-tangani semua elemen. Ini hanya menunjukkan bahwa persoalan pemberangusan aktivis serikat pekerja Kompas sudah masuk ke ranah publik, dan bukan semata persoalan internal
semata)

PETISI DARI PARA S AHABAT

Kami, para dosen, peneliti dan ilmuwan sahabat dan pembaca Kompas. Selama ini
kami menaruh hormat kepada Kompas sebagai suratkabar yang akurat dan terpercaya. Tidak bisa dipungkiri, dari segala keterbatasan ruang gerak yang dihadapi, Kompas
selalu mencoba berada di baris terdepan dalam memerjuangkan nilai-nilai
kemanusiaan, hak asasi, dan demokrasi, termasuk pada masa-masa represif di bawah
rejim Soeharto

Citra yang dibangun Kompas sebagai surat kabar yang mengemban "amanat hati nurani rakyat", menjadi "kata hati dan mata hati", telah tertanam pada diri kami. Akan
tetapi kami tiba-tiba dikejutkan dengan persoalan internal yang tiba-tiba
menyeruak menjadi isu publik menyangkut kekerasan dan pemecatan yang menimpa
wartawan Kompas, Sdr. P Bambang Wisudo. Dari pembicaraan maupun dari
tulisan-tulisan melalui milis, baru kemudian kami menyadari bahwa Kompas tengah
menghadapi persoalan serius berkaitan masalah komunikasi, kemampuan untuk
menyelesaikan masalah dengan dialog, kebebasan berserikat, toleransi terhadap
perbedaan pendapat yang justru melekat sebagai citra yang dibangun Kompas selama ini. Kekerasan sekecil apapun tidak bisa diterima sebagai cara dalam penyelesaian
perselisihan pendapat secara beradab.

Oleh karena itu, sebagai pembaca dan sahabat Kompas kami ingin mengemukakan
harapan agar kasus ini diselesaikan dengan cara sebaik-baiknya. Perjuangan untuk
kemanusiaan, demokrasi, dan hak asasi akan tidak sejalan tanpa usaha
menerapkannya pada diri kita sendiri. Kami berharap Kompas tetap setia pada
nilai-nilai yang diperjuangkannya dan segera melakukan pembaruan internal agar
tetap dapat menjadi contoh bukan hanya sebagai sebuah suratkabar tetapi juga
sebuah institusi bisnis yang menjunjung tinggi humanisme.

Jakarta, 20 Desember 206

Ttd Terlampir

Adriana Elisabeth (P-2P LIPI)
Hargyaning Tyas (P-2P LIPI)
Tri Ratnawati (P-2P LIPI)
Sarah Nuraini Siregar (UI)
Afad Lal (Universitas Budi Luhur)
Sri Nuryanti (RIDEP)
Retno Handini (Budpar)
Hamdan Basyar (P2-P LIPI)
Syafuan Rozi (Dosen IISIP Jakarta)
Djoko K (PMB-LIPI)
Heru Cahyono (P2P LIPI)
Ikrar Busa Bhakti (P2P LIPI)
Jaleswari Pramodhawardani (PMB-LIPI)
Thung Julan (PMB-LIPI)
Tri Nuke Pudjiastuti (P2P-LIPI)
Johan Azhar (P2P LIPI)
Riwanto Tirtosudarmo (PMB LIPI)
Anas Saidi (PMB LIPI)
Asvi Warman Adam (P2P LIPI)
Ary (UMB)
Arfan (UMB)
Ferdi (Orientasi UMS)
R Siti Zuhro (P2P LIPI/The Habibe Center)
Ranni (P2P LIPI)
A Iriwati (P2P LIPI)
Mardyanto Wahyu T (P2P LIPI)
Ganwati Wuryandari (P2P LIPI)
Dewi Fortuna Anwar ( LIPI)
Usmar Ismail (LKN)
Tiur (Kabar)
BB (Didaktika)
Budi (Didaktika)
Nadya (LPM Diamma)
Sasmito (Transformasi)
Irham (Didaktika)
Dessi Rosdiana (LPM Diamma)
Y Roza (Didaktika)
Yohanes R (LPM Diamma)
M Yamin (Sekjen Serikat Nelayan Merdeka-Sumut)
Syahril (LPM Orientasi UMB)
Rachma (LPM Orientasi UMB)
Sari (Didaktika)
A Fauzan (Orientasi)
Realisti (LPM Diamma)
Jendra S (Orientasi)
Anggri (LPM Diamma)
Imah (Diamma)
Agnes (LPM Purnama)
Mail (FPPI)
Dan Dan N (KSR Garut)
Uhyana (STRIP)
Dkol (FPPI)
Ramly SY (FPPI)
Emots (FPPI Garut)
Ripan (FPPIGarut)
Awing (FPPI arut)
Adam (LPKL-G)
Agung Purnama (FPPI Garut)
Iwan Gunawan (FPPI Garut)
S Son (FPPI Garut)
Iwan M (FPPI Garut)
Bagas Adi (LS Garut)
Asep Saepuloh (BR Garut)
Iip T Poniman (FPPI Garut)
Ferry Shidarta (FPPI Garut)
Irmawan (FPPI Grt)
Ru Renjay (Perhimpunan Rakyat Pekerja/PRP)
Dudung (PRP)
Ndaru (PRP)
Fajar (FPPI Garut)
D Rosada (FPPI Garut)
Irwan Dani (FPPI Banten)
Marudut S (FPPI Medan)
Rahmat Pasau (PN FPPI)
Sahat (PN FPPI)
Wahyu R (Aji Jakarta)
A Bambani (serikat pekerja detk.com)
Alfa (PRP)
Irianto I Susilo (LBH Apik)
Lily (Serikat Buruh Migran)
Beno W (KASBI)
Aditya Wardhana (AJI Jakarta)
Nining E (GSBM KASBI)
Sultoni (Serikat Pekerja Madani Indonesia)
S Heri Dniyanto (Serikat Pekerja Madani Indonesia)
A Irwansyah (Serikat Pekerja Madani Indonesia)
Parsudi (Serikat Pekerja Madani Indonesia)

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com


Kirim email ke