Terimakasih atas koreksi bung Metta,

    Semula saya hanya mendengar Sejak Presiden Gus Dur, Presiden Mega dan 
Presiden SBY sekarang ini sudah menggunakan sebutan Tiongkok/Tionghoa, 
ketika berhadapan atau pembicaraan resmi dengan pejabat Pemerintah RRT. 
Jadi, saya masih meragukan kebenaran Presiden SBY sudah menggunakan sebutan 
Tionghoa didepan warga Indonesia sendiri, karena laporan yang disampaikan 
Kompas menggunakan sebutan "China", sedang Suara Merdeka menggunakan 
Tionghoa.

    Baru yakin, setelah bung Benny S. yang ikut menghadiri upacara Perayaan 
Imlek tgl. 24 itu, memberikan ketegasan bahwa Presiden SBY dalam kata 
sambutannya sudah menggunakan sebutan Tionghoa. Dan sekarang dari bung 
Metta, saya mendapatkan ketegasan Presiden SBY sudah sejak menjabat Presiden 
menggunakan kembali sebutan Tiongkok/Tionghoa menggantikan sebutan Cina yang 
jelas berkonotasi penghinaan itu.

    Tentunya goodwill tersebut dari pejabat tertinggi Pemerintah RI harus 
dengan sabar kita tunggu untuk dilanjutkan maju selangkah lagi untuk 
mencabut secara resmi, sebagai koreksi kesalahan pemerintah yl. yang 
mengeluarkan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Tentang Masalah Cina 
No.SE-06/Pres.Kab/6/67.

    Dan yang jelas, goodwill Presiden SBY ini akan mendorong lebih lanjut 
kehidupan harmonis yang terjadi dalam masyarakat majemuk, dimana Tionghoa 
benar-benar dijadikan dan diperlakukan sebagai anak bangsa Indonesia asli. 
Bersaing bersama secara sehat untuk mempercepat perputaran roda ekonomi 
nasional, berlomba memberikan sumbangan besar untuk meningkatkan 
kesejahteraan rakyat banyak. Mewujudkan satu masyarakat adil dan makmur 
dalam kenyataan hidup.

Salam,
ChanCT

----- Original Message ----- 
From: metta
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, 27 February, 2007 10:58
Subject: Re: [nasional-list] Masyarakat Tionghoa Bagian Integral Indonesia


setuju pendapat anda, dengan sedikit koreksi : SBY sudah menggunakan sebutan 
Tionghoa dan Tiongkok sejak awal beliau jadi Presiden.
sekarang tinggal bagaimana goodwill itu dapat mendorong para "elite" 
Tionghoa untuk meujudkan secara nyata, apa yang akan dikerjakan.
banyak bidang seperti  politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, industri dlsb. 
yang menanti talenta para "elite" untuk menggarapnya. Rakyat (termasuk 
didalamnya orang Tionghoa kebanyakan) menunggu langkah nyata mereka.
Salam,
Metta
  ----- Original Message ----- 
  From: HKSIS
  To: HKSIS-Group
  Sent: Tuesday, February 27, 2007 8:42 AM
  Subject: [nasional-list] Masyarakat Tionghoa Bagian Integral Indonesia


      Saya tertarik dengan kebijaksanaan Presiden SBY untuk tetap menghadiri 
satu-stunya upacara Perayaan Tahun Baru Imlek  yang diselenggarakan MATAKIN 
tgl. 24 yl., kemudian akan menghadiri perayaan tgl. 28 besok setelah dirubah 
temanya menjadi Perayaan Persahabatan RI-RRT dengan mengharapkan kedua belah 
pihak kelompok Tionghoa yang bersangkutan bisa menghadiri kedua upacara tsb; 
kedua, Presiden SBY dalam kata sambutan secara resmi menggunakan sebutan 
Tionghoa didepan umum untuk menggantikan sebutan Cina atau China yang hampir 
selama 40 tahun digunakan itu.

      Maju terus pak Presiden, berani maju selangkah lagi untuk secara resmi 
mencabut Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Tentang Masalah Cina 
No.SE-06/Pres.Kab/6/67.

  Salam,
  ChanCT

  SUARA PEMBARUAN DAILY

------------------------------------------------------------------------------

  Masyarakat Tionghoa Bagian Integral Indonesia
 

Kirim email ke