Menimbrung omongan korupsi,

Saya punya kenalan, kerjanya di Pusdiklatwas BPKP.
Jabatan? Tidak ada, hanya peg kelas III a. Umurnya 42
tahun. Gayanya? Wah, mobil ada TV nya, katanya dia
juga bisa memindahkan banyak kepala2 atasannya karena
koneksinya kuat. 

Kerjanya? Setiap hari surfing internet, semua milis
yang ada pertemanan dan dia bisa "jual diri"
dimasukkin, gtalk lah, yahoo messeger lah. Yang bayar
siapa? Kantor ya..alasannya cari info. Lalu, dia juga
pegang supply sandal untuk dimasukkan ke pusat
training..bayangkan berapa puluh ribu sandal. Dengan
alasan kebaikan hati, menolong keluarga, maka supplier
utamanya adalah kakaknya sendiri. Harga? Jangan tanya.
Setelah dapat "rejeki" ...shalat..lari terbirit2 ke
mesjid. Mengucap syukur. 

Dia juga katanya "pioner" outbound, jadi semua hal
yang menyangkut outbound, kena "bagian komisi" juga
ya. Hebatnya, semua peralatan outbound punya
pemerintah khan, tapi dia sering pakai dengan nama CV
nya dia sendiri dan menawarkan fasilitas pemerintah.
Jadi pemerintah "menginvestasi" di kenalan saya itu.
Dan dengan CV dia "fasilitas" BPKP, dia mengantongi
banyak sekali "rejeki".

Dia pandai bernyanyi, pandai bersosialisasi, pandai
berkata2, dan juga pandai merayu hati banyak wanita.
Jadi wah, jangan dikata, koleksi teman2 bobo siangnya
banyak sekali. 

Hebatnya dia bilang dia pasti masuk "surga" karena dia
rajin shalat. 

Jadi, untuk saya, orang Indonesia yang tinggal di luar
negeri, sering bingung, ini namanya apa? Korupsi kah
atau apakah? 

Ada yang bisa menjawab? Saya perlu pencerahan...:)))

Salam dari Kuala Lumpur..
Andri Noerwenda
--- debbie sumual <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Menyambung obrolan soal korupsi,
>    
>   Kita sering banget demo anti korupsi dengan kata2
> ganyang koruptor dan sebagainya. Grafiti2 di seluruh
> penjuru kota juga banyak yg menghujat koruptor dan
> mengharamkan korupsi. Kalau lagi pada demo, itu otot
> leher sampai nongol meneriakkan hukum koruptor
> seberat2nya, dan sebagainya.
>    
>   Tentu, saya juga setuju dengan perang melawan
> korupsi dan menginginkan koruptor dihukum secara
> adil.
>    
>   Tapi, yang sering tidak disadari adalah korupsi
> itu seringkali hanya diasosiasikan dengan "pejabat
> pemerintahan" dan "pemakaian uang negara sekian".
> Jangan lupa, bahwa kecil atau besar jumlahnya,
> asalkan itu bukan uang milik sendiri dan
> disalahgunakan untuk kepentingan pribadi, itu juga
> korupsi. Meminta uang pendaftaran SIM dan bikin KTP
> di luar biaya resmi, itu juga korupsi (lantaran
> memanfaatkan jabatan). Mengharapkan uang damai di
> jalan2, itu juga korupsi walaupun jumlahnya "cuma"
> Rp 50 ribu. Termasuk pula preman2 parkir yang
> --sudah tidak resmi--menarik biaya parkir lebih dari
> yang seharusnya, tanpa karcis pula (ngerti sih,
> kalau gak begini bukan preman namanya). Belum
> korupsi waktu kerja.
>    
>   Jadi, berteriak ganyang koruptor boleh saja, tapi
> jangan kita korupsi juga dong. Kita ini suka
> memaklumkan situasi, sih. Alaaahh.. cuma Rp 5 ribu
> doang, alaaah.. ini kan uang rokok aja..
>    
>   Katanya uang rokok, tapi kalau dikasih rokok
> merengut, minta mentahnya. 
>    
>   Debbie
>    
>   
>  
>   
> Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>           Belanda kagak pernah memakai hukum Islam
> malah lebih bersih korupsi 
> dari negara-negara Timur Tengah. Kalau tidak salah
> Belanda menduduki 
> urutan 10 besar dunia dalam hal kebersihan
> korupsinya, jauuuuh di 
> atas negara-negara Timur Tengah. Jadi membanggakan
> hukum Islam 
> sebagai pembasmi korupsi tentu tidak pada tempatnya.
> 
> Pwmotongan tangan, pemancungan kepala, hukum tembak,
> hukum gantung 
> adalah barbar, cocok di abad pertengahan tapi tidak
> cocok di jaman 
> modern ini. Uni Eropa paling anti bentuk penganiyaan
> fisik, termasuk 
> terhadap narapidana sekali pun. Namun dalam hal
> hukuman mati yang 
> disahkan UU negara masing-masing, ada persamaan erat
> antara AS 
> (Kristen/sekuler), China (Budha/Konghucu), Arab
> (Islam) dan 
> Indonesia (Islam). Praktis semua agama terwakili
> dalam praktek 
> hukuman mati. Bedanya, AS dan China menjadi bebas
> korupsi, Arab dan 
> Indonesia tetap saja amburadul. Jadi dari kelompok
> negara-negara 
> barbar, tokh Arab dan Indonesia masih menduduki
> urutan buncit, 
> uhuk :-(.
> 
> Salam hangat, Danny Lim, Nederland
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, fery zidane
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > di dalam Islam hukum tsbt sangat hati2
> digunakan...misalkan bila 
> ada pencuri dan memang dia mencuri krn utk makan
> (pokok) maka 
> dibebaskan dari hukuman, tapi bila mencuri tetapi
> dia sdh 
> berkecukupan ...nah ini yg wajib dihukum, jadi bukti
> bahwa pencuri 
> juga bisa jadi mencuri bukan utk makan (pokok)
> contohnya koruptor.
> > trs apa koruptor dibiarkan saja..? contoh kasus di
> china sana , 
> koruptor kelas kakap dihukum gantung (bahkan
> menteri) abis itu china 
> sepi korupsi...jelaskan hukum itu berhasil...(hukum
> Islam ).
> > trs knp saudara budi dan HS tdk protes ke sana
> (mayoritas agama 
> penduduk sana kan budha, hindu, kong hu cu dll) knp
> HS ga menghujat 
> agama itu...toh di milist ini banyak juga kok yg
> beragama itu
> > 
> > Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > budi.sulistiyo@ wrote:
> > > Buat member milist lainnya, sehubungan belum
> adanya 
> > > juklak teknis dari MUI tentang kotak uang amal
> yg dicuri, 
> > > maka bila terjadi di kampung saudara/i, berikan
> saja.....
> > > Toh uang di dalam kotak itu buat beramal alias
> buat orang
> > > yang membutuhkan........maling kotak amal
> jelas-jelas 
> > > orang tidak mampu, kalo mampu, mana mungkin jadi
> maling!!!
> > > 
> > > 
> > 
> > Memang anda benar, secara manusiawi kita wajib
> melindungi manusia
> > manapun juga. Mencuri itu bukanlah kesalahan fatal
> yang pantas
> > dicabut nyawanya dengan cara2 hukum picis
> penyiksaan yang lebih 
> biadab
> > dari pencurian itu sendiri.
> > 
> > Kalo juklak MUI bisa dibaca dalam alQuran dimana
> pencuri cukup
> > dipotong tangan, tapi ada umat yang percaya bahwa
> mencabut nyawa
> > pencuri akan lebih besar pahalanya, untuk masalah
> ini sifatnya
> > hanyalah individual, karena kalo memang ajaran
> agama damai dan 
> kasih
> > sayang, tak perlu memotong tangan pencuri. Dizaman
> modern 
> sekarangpun
> > UU-negara sekuler tidak memotong tangan pencuri,
> cukup saja 
> sipencuri
> > mengembalikan barang yang dicurinya, dan hanya
> didenda sesuai 
> dengan
> > penghasilan sang pencuri, bahkan dipenjara
> sekalipun tidak pernah
> > terjadi di Amerika terhadap semua pencuri. Padahal
> Amerika tidak
> > pernah mengaku UU-nya sebagai agama damai seperti
> agama damai Islam
> > yang dari Allah ini.
> > 
> > Tapi bagaimana umat yang diracuni ajaran agamanya
> ini bisa dibujuk
> > untuk tidak menegakkan syariah Islam yang jelas2
> menghukum potong
> > tangan untuk pencuri, dan tidak ada satupun ayat2
> AlQuran yang
> > menyatakan bahwa pencuri itu boleh dibebaskan kalo
> tidak mampu ???
> > 
> > Kalo AlQuran saja sudah memvonis pencuri harus
> potong tangan, wajar
> > umatnya merasa lebih berpahala kalo sekalian
> mencabut juga 
> nyawanya. 
> > Setiap umat Islam merasa lebih berpahala kalo bisa
> mengamalkan
> > agamanya dengan cara2 lebih ekstreem.
> > 
> > Kalo kita bandingkan ajaran Yesus yang katanya
> "harus mengasihi
> > musuhmu" malah umatnya memusnahkan bangsa Indian,
> apa yang terjadi
> > kalo Yesus mengajarkan "musuh agama halal dijagal"
> ????
> > 
> > Demikianlah, bukan hal yang bisa dibenarkan untuk
> kitab yang 
> disucikan
> > mengajarkan hal2 yang kejam karena dalam
> prakteknya umatnya akan
> > melakukan hal2 yang lebih kejam lagi dari yang
> ditulis dalam kitab
> > sucinya. Demikianlah, potong tangan untuk pencuri
> hasilnya cabut
> > nyawa pencuri, tidak beda, ajaran mengasihi musuh,
> malah menjadi
> > pemusnahan musuh2 agamanya. Sama halnya, Islam
> yang menghalalkan
> > nyawa penyembah berhala, hasilnya adalah teror
> diseluruh dunia
> > terhadap umat yang menolak menyembah allahnya.
> Apakah kita sebagai
> > umatnya tidak bisa belajar dari pengalaman2 begini
> ??? Apa yang
> > terjadi pada orang lain tidak kecil kemungkinannya
> juga akan 
> menimpa anda.
> > 
> > Mencuri adalah tindakan yang memalukan, siapapun
> akan merasa runtuh
> > harga dirinya kalo dituduh sebagai pencuri, semua
> tidak ingin jadi
> > pencuri, tapi kalo memang terpaksa tidak ada
> pilihan yang lebih 
> baik,
> > apa boleh buat???? Semua tergantung kebijaksanaan
> anda apakah 
> memang
> > bijaksana menyiksanya sebelum mati terbunuh yang
> dalam hal ini 
> tidak
> > terlepas juga bisa dialami anda sendiri. Nasib
> kita bukan ditangan
> > Allah, demikianlah nasib si pencuri juga bukan
> ditangan Allah 
> tetapi
> > ditangan anda yang diracuni kepercayaan adanya
> Allah.
> > 
> > Ny. Muslim binti Muskitawati.
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > ---------------------------------
> > Now that's room service! Choose from over 150,000
> hotels 
> > in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find
> your fit.
> >
> 
> 
> 
>          
> 



 
____________________________________________________________________________________
TV dinner still cooling? 
Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.
http://tv.yahoo.com/

Kirim email ke