ooooo ... begitu, ya?
baru tahu neh kalau farid gaban ternyata jurnalis-nya kelompok-kelompok
radikal di indonesia ...
 
serem juga tuh milis ... orang bicara demokrasi, mereka bicara kembali ke
jaman firaun yg otoriter ... 
 
 
Regards,
LEO TOBING
 
-----
STOP! Domestic Violence!!!
 
 


  _____  

From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of Hari Wardana
Sent: Tuesday, March 06, 2007 1:45 AM
To: mediacare@yahoogroups.com
Subject: [mediacare] Ikut sedih, kasus milis jurnalisme


Sebagai manusia biasa dan tentu saja orang awam, saya ikut sedih atas
tindakan semena-mena yang dilakukan oleh moderator milis bernama JURNALISME
(J), dengan "menendang" para anggotanya. Saya sendiri tidak mengenal siapa
moderator milis tersebut, dan siapa yang jadi korbannya. Kebetulan saya
member pasif di milis tersebut, cuma baca-baca saja, tak pernah posting. 

Memang, sepertinya kerap terjadi "keributan" di milis itu. Untung hanya di
milis, jadi tak sampai terjadi adegan bacok-bacokan, atau jambak-jambakan. 

Saya pribadi kurang setuju dengan pemakaian istilah "pemecatan" yang kerap
dipakai moderator milis J tersebut. Apakah si mod menggaji para membernya,
kok pakai istilah tersebut? 

Jauh sebelum ditendangnya rekan Billy (wartawan di Medan) dan rekan Dimas
(wartawan di Jakarta), 
dulu juga si mod pernah "menendang" Reporter Jalanan, Reporter Berdarah,
Sato Sakaki, Radityo Djadjoeri dan masih banyak yang lainnya. Sepertinya Ida
Khouw (mantan wartawan The Jakarta Post) dan Ging Ginanjar (mantan wartawan
68h) juga terancam untuk "ditendang" oleh Khalifah Farid Gaban yang amat
norak itu. 

Milis J memang "milis hijau" yang berkamuflase sebagai milis jurnalisme.
Orang-orang Pena Indonesia yang dijuragani Farid Gaban juga amat
kehijau-hijauan, dimana dalam gerakannya selalu menggunakan link-link dan
kluster-kluster yang juga hijau. Jadi tak heran kalau mereka amat 
gerah dengan aneka ragam perbedaan. Maunya seragam, dan maunya menang
sendiri. 

Farid Gaban? Andai dia seorang wanita, dia itu sudah menopause. Andai dia
mantan pejabat, dia itu mengalami post-power-syndrome. Mosok moderator milis
kok lagaknya seperti pemred media ternama saja? Opo tumon? Mungkin itu
mimpinya dulu yang tak pernah kesampaian. Makanya dia mendirikan Pena
Indonesia. Saya pernah beberapa kali memergoki "reporter" Pena Indonesia
yang meliput ke beberapa acara, tapi tak ketahuan ditulis dimana. Di tulis
di milis mereka? Juga tidak tuh. 

Jadi milis J sebenarnya cuma cocok buat dayang-dayangnya Farid Gaban saja,
seperti Satrio Arismunandar, para wartawan Sabili, para reporter Era Muslim,
para reporter harian Republika, anggota FPI, MMI. HTI, Jundulah Islamiyah,
dan Sirikit Syah saja. 

Salam, 





 

Kirim email ke