Mas Budi yang baik,

Boleh tolong sedikit analitis,  bahwa sebenarnya dasar negara sudah
menyebutkan negara Indonesia memiliki warga yang berkeTuhanan. Artinya
ke-berkeTuhanan-nya harus mendasari seluruh kehidupannya, tanpa kecuali juga
dalam menjalankan usaha, menjalankan birokrasi, menjalankan legislasi,
menjalankan pendidikan, dll.,dll. Kalau semua warga negara mau memahami
sebetulnya dan seharusnya tidak perlu terjadi yang namanya korupsi,
perselingkuhan pejabat, suap menyuap, kolusi, penggelapan.
Mengapa hal itu masih terjadi adalah bukan soal sekulernya.. lha wong
mayoritas juga muslim, melainkan soal pemahaman kebergamaannya yang tidak
pernah mencapai spiritualitas yang dalam. Keberagamaannya hanya sekedar
selimut kemunafikan tanpa ada isinya sama sekali. Apakah untuk mencapai
spiritualitas yang dalam dan konsisten di segala bidang itu harus dengan
penegakan syariat ?
Ane haqul yakin tidak harus..! Karena semuanya tergantung niat dari individu
dan konsistensi moral serta ikhtiar kearah kesucian hati, bukan soal diatur
atau tidak diatur.

Wassalam.

*Budi P <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
>
> Menurut perhatian gue. Sebenarnya syariat Islam diterapkan untuk
> memberikan tatanan baru di negara kita.
> Karena sudah TERBUKTI, dengan kondisi sekuler spt sekarang ini negara kita
> gak maju maju.
> Kita sudah mencoba hidup di negara sekuler dan buktinya gagal, makanya ada
> yang mengusulkan syariat Islam, dan bahkan ada beberapa pihak yang mau
> mengusulkan syariat Komunis atau syariat Kristen.
>
> Itu kan suka-suka aja, karena dgn kondisi yang ada sekarang, terbukti
> negara Indonesia gak maju.
> Yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin.
> kan yang kaya di Indonesia kebanyakan ............. you know lah
>

Reply via email to