Adalah hak Anda untukmeragukan, tetapi itulah beritanya. Jangan dilupakan bahwa sejak tahun 1950-an banyak orang Belanda telah beremigrasi ke Australia, USA dan Kanada.
----- Original Message ----- From: Danny Lim To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 13, 2007 3:11 PM Subject: [mediacare] Re: Mijn vrouw is Indisch Mas Ambon/Sunny, 1/3 dari 16 juta penduduk Belanda = 5 juta lebih berdarah Melayu? Saya ragukan itu, namun saya sering mendengar jumlah 2 juta. 2 juta dari 16 juta berarti 12,5% penduduk Belanda "kecipratan" darah Melayu. Ada yang orang tuanya Indisch, ada yang kakek/neneknya Indisch atau orang tua dari kakek/neneknya yang Indisch. Di desa saya Wassenaar saja (penduduknya cuma 26.000 orang) saya kenal 3 meisjes bule yang kakek/neneknya Indisch. Cantik-cantik lho mereka. Rambut meisje yang satu kecoklat-coklatan, yang satunya lagi mendekati pirang dan yang ke tiga betul-betul blonde. Siapa yang menyangka di tubuh gadis-gadis bule itu mengalir darah Indisch? Bila orang Indonesia di Indonesia masih terus membenci orang Belanda, mereka secara tidak langsung menolak generasi berdarah campuran itu. Tindakan kolonial Belanda salah, itu saya setuju, namun tindakan Inlanders yang berkolaborasi dengan kolonial Belanda juga salah, dan jumlah mereka tidak sedikit, bukan? Bila orang Indonesia bisa lebih memakai ratio ketimbang emosinya, saya yakin kehidupan di Indonesia bakalan lebih bagus dibanding sekarang. Dalam arti Belanda selalu ingin membantu Indonesia dalam segala hal. Belum lama ini Belanda mengirim team water management-nya ke Jakarta atas biaya Belanda untuk membantu pemda Jakarta menanggulangi banjir, itu hanya merupakan salah satu contoh konkrit saja. Namun bila sikap orang Indonesia selalu memusuhi Belanda, maka bantuan Belanda terhadap Indonesia juga akan mengalami hambatan. Siapa yang rugi nantinya? Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pak Danny, > > Sedkiti tambahan. Memang sekarang begitu, tetapi lain sekarang lain djaman doeloe. Pada djaman doeloe, kalau dikirim foto ke orang tua atau familie di Belanda isterinya melajoe berpakaian kain kebaya jarang ditampilkan, hanya ayah dan anak-anak yang blond saja, hal ini bisa dilihat pada cerita-cerita tempo doeloe yang kadang-kadang muncul dengan gambar di Volkskrant atau NRC Handelsblad. Pernah ada artikel di salah satu koran Belanda dikatakan bahwa 1/3 penduduk Belanda itu berdarah "Melayu". > > Salam. > > > > ----- Original Message ----- > From: Danny Lim > To: KincirAngin > Cc: Media Care ; PMKRI Petojo > Sent: Tuesday, March 13, 2007 9:06 AM > Subject: [mediacare] Mijn vrouw is Indisch > > > > > www.ikenindonesie.nl > > > MIJN VROUW IS INDISCH > Maurice & Jessy > > "Mijn vrouw is Indisch" adalah artikel menarik terbaru (dalam bahasa Belanda) di www.ikenindonesie.nl. Di jaman penjajahan banyak terjadi pernikahan antara orang Belanda dan orang Hindia-Belanda, itu bagus. Setelah Indonesia merdeka, terjadi pernikahan antara orang Belanda dan orang Indonesia, itu juga bagus. Namun apakah pernikahan lain bangsa, dan tidak jarang juga lain agama, tidak menimbulkan problem? "Tidaaaak ........ " ujar Maurice dan Jessy seperti koor. > > Maurice (orang Belanda) telah menulis dalam bahasa Belanda perkenalan, pertunangan dan pernikahannya dengan Jessy, gadis Tionghoa-Indonesia asal Surabaya, khusus untuk pembaca www.ikenindonesie.nl. Selamat membaca. > > Salam hangat, Danny Lim, Nederland > www.ikenindonesie.nl > ------------------------------------------------------------------------------ No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.446 / Virus Database: 268.18.10/720 - Release Date: 3/12/2007 7:19 PM