Kalau saya,

Urang awak yang belon pernah ke Padang.
Kedua orang tua saya (abak saya sudah wafat) berasal dari Sumbar (Padang) 
and hijrah ke DKI (not PKI) tahun 1955 and semua anak-anak orang tua saya 
produk Betawi asli.

Me?
Pernah sekolah di Madrasah di Cipete Selatan selama 6 tahun.
Kagak ngerti sama kelakuan FPI, bawaannya ngaco terus.
Sekolah Kristen dibakar, Arab-Arab di tanah Arab yang memperkosa TKW, 
Kedubes Arab di DKI kagak pernah di demo.

Call me Urang Awak yang belon pernah ke Padang.

salam,
sensei deddy mansyur
university of houston
www.uh.edu/shotokan
www.houstonshotokan.com

----- Original Message ----- 
From: "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <mediacare@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, March 27, 2007 2:52 AM
Subject: Mangap Re: [mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan 
Islam radikal di Indonesia


> Soal kata-kata kasar onfatsoenlijk, Sato Sakaki jagoannya, tapi Sato
> Sakaki tidak tahu bahwa tahun lalu DPR RI mensahkan UU
> Kewarganegaraan yang berdasarkan Ius Soli. Dus semua keturunan
> China, Arab, India dll. yang lahir di Indonesia menjadi WNI asli.
> Sebutannya harus "sukubangsa Tionghoa, sukubangsa Arab, sukubangsa
> India" dll.
>
> "Kita" adalah kumpulan orang-orang yang fatsoenlijk, entah sudah WN
> Belanda atau masih WNI. Sejak lahir sampai usia 35 tahun saya di
> Indonesia termasuk kategori kelas kambing dengan predikat "WNI
> keturunan China", maka saya gembira sekali menyambut UU
> Kewarganegaraan RI yang baru, dan hendak menjaga jangan sampai
> timbul istilah baru onfatsoenlijk lainnya seperti "WNI keturunan
> Arab". Media berpengaruh besar dan media wajib fatsoenlijk, maka
> kode etik jurnalistik RI mesti melarang penggunaan istilah "WNI
> keturunan Arab". Understood?
>
>
> --- In mediacare@yahoogroups.com, Sato Sakaki <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>>
>> Siapa sebenarnya yang dimaksud oleh orang ini dengan
>> "kita"? Padahal dia dengan lantang mengatakan bukan
>> WNI dan mengangkat hidung berteriak bangga sebagai
>> warganegara Belanda (walau sipit), bukan inlanders
>> kasta rendah yang perlu diajari banyak.
>>
>> Dan tulisan di bawah katanya rasistis. Dan dia
>> menyebut kode etik jurnalistik yang terang sekali
>> sebenarnya dia tidak tahu apa itu. Hanya mangap saja.
>>
>> Meneer, tulisan di bawah bukanlah berita yang harus
>> tunduk pada kode etik jurnalistik. Itu OPINI. Dan
>> dalam tulisan opini, seseorang termasuk jurnalispun
>> boleh saja memuntahkan unek-uneknya, baik itu bernada
>> rasis, chauvinis atau apapun. Yang tak layak dilakukan
>> jurnalis adalah mem-"bumbu"-i berita dengan OPINI itu.
>> Kalau berita ya berita, berimbang, cover both sides,
>> reliable, seperti adanya, bebas dari caci-maki
>> keberpihakan si wartawan yang bikin berita, tidak
>> menjadikannya propaganda. Kalau opini tempatkan di
>> kolom editorial atau op-editorial atau kolom opini
>> atau feature.
>>
>> Mudah-mudahan menambah wawasan.
>>
>> --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Bila seseorang sudah bernaturalisasi menjadi WNI, maka
>> asal usulnya tidak boleh kita permasalahkan lagi.
>> Apakah WNI itu keturunan China atau Arab atau Belanda,
>> bila telah menjadi WNI maka hak dan kewajibannya sama
>> persis dengan WNI lainnya. Sehingga bila mereka
>> membom Bali, maka mesti disebut "WNI ('tok) membom
>> Bali", bukan ditambah embel-embel "WNI keturunan Arab
>> membom Bali", betapa pun marahnya kita kepada mereka.
>>
>> Tulisan di bawah ini jelas bersifat RASISTIS, dus
>> tidak layak dimuat di media massa Indonesia. Kecuali
>> bila media massa Indonesia tidak paham kode etik
>> jurnalistik. Semoga menjadi perhatian kita semua
>> demi membangun kerukunan di Indonesia, amin.
>>
>> Salam hangat,
>> Danny Lim
>> Nederland (negara sangat anti rasisme)
>>
>>
>> --- In mediacare@yahoogroups.com, Rudy Prabowo
>> <rudyprabowo2000@>
>> wrote:
>> >
>> > WNI Keturunan Arab dan Islam Radikal di Indonesia
>> >
>> > oleh He-Man
>> >
>> >
>> >     Tragedi pemboman di Bali kembali memunculkan
>> nama Abu Bakar Ba'asyr pemimpin Majelis Mujahiddin
>> Indonesia yang oleh banyak negara dituding terlibat
>> aksi-aksi terorisme di beberapa negara di Asia
>> Tenggara.
>> >
>> >    Dalam seminar "Arab dan Islam di Indonesia Dewasa
>>  Ini" yang diselengarakan PP Muhammadiyah padahari
>> Rabu  9 Oktober 2002 ==>>
>> >   http://w3.rz-berlin.mpg.de/~wm/PAP/BaliBomb-2.html
>> >
>> >   Pimpinan NU dan Muhammadiyah menyatakan
>> kekuatirannya akan aksi-aksi radikalisme Islam yang
>> dipimpin oleh para WNI keturunan Arab di Indonesia ,
>> dari Laskar Jihad yang dipimpin Ja'far Umar Thalib,
>> Front Pembela Islam (FPI) dipimpin Habib Rizieq
>> Shihab, Majelis Mujahidin Indonesia dipimpin Abu Bakar
>> Ba'asir, dan Jamaah Ikhwan al-Muslimin Indonesia
>> dipimpin Habib Husein al Habshi. Pada masa lalu kita
>> juga mengenal nama Abdullah Sungkar (alm)  WNI
>> keturunan Arab
>> yang melakukan sejumlah aksi pemboman di Indonesia.
>> Demikian juga gerakan tarbiyah yang dipimpin oleh WNI
>> keturunan Arab yang bermukim di Bogor.
>> >
>> >    Begitu pula tokoh-tokoh kunci lapis kedua
>> gerakan-gerakan Islam radikal di Indonesia pun
>> mayoritasnya dipimpin oleh  keturunan Arab atau orang
>> Indonesia alumnus universitas Saudi Arabia, Presiden
>> PK
>> Hidayat Nur Wahid misalnya , demikian juga tokoh-tokoh
>> lainnya seperti Ahmad Fais , Asmuni , Hambali , Aunur
>> Rofiq Ghufran,Yazid Jawaz, Abu Haidar, Natsir Harist
>> dll yang sebagiannya masuk dalam daftar hitam karena
>> dicurigai terlibat dalam aksi-aksi  terorisme.
>> >
>> > Kalau melihat sejarah pergerakan Islam di Indonesia,
>> komunitas warga Arab sejak lama memang menganut sikap
>> eksklusivme yang berlebihan , mereka menganggap ras
>> mereka lebih unggul dari orang melayu .Pernikahan
>> antara perempuan Arab dengan laki-laki pribumi
>> sangat diharamkan .Dan dikalangan masyarakat Arab
>> Indonesia sendiri terbagi dalam dua kelas yaitu kelas
>> Sayyid (atau juga biasa dipanggil Habib ataupun
>> Syarif) yang merupakan kelas "unggul" karena merupakan
>> keturunan nabi, dan kelas "masaikh" atau kelas
>> lebih rendah,  pertarungan antar kelas ini menimbulkan
>> friksi keras antar warga Arab, warga Arab dari kelas
>> Sayyid mendirikan Jamiat'ul Kheir, sementara kelas
>> Masaikh mendirikan Al Irsyad , dalam AD/ART Al  Irsyad
>> bahkan ditegaskan bahwa kaum Sayyid diharamkan untuk
>> bergabung. Di kalangan para sayyid , pernikahan
>> seorang sayyidah (perempuan sayyid) dengan non sayyid
>> apalagi orang ajam/ non Arab bisa berakhir dengan
>> kematian.
>> >
>> > Pada masa kekuasaan Ottoman masih jaya , kawasan
>> hejaz dan hadramaut bisa dikatakan sebagai wilayah tak
>> bertuan, walaupun secara administratif berada dalam
>> kekuasaan orang Turki Ottoman tapi kalangan Arab
>> disana rata-rata memiliki angkatan perang sendiri yang
>>
>> seringkali saling berperang antar  mereka sendiri ,
>> dan imbasnya juga terjadi di Indonesia. Perang antar
>> klan ini sedikit demi sedikit mulai menghilang paska
>> kejatuhan dinasti Turki Ottoman.
>> >
>> > Tapi pandangan yang menganggap ras Arab lebih unggul
>> masih menghinggapi warga Arab di Indonesia. Masih
>> sangat jarang terjadi pernikahan antara perempuan Arab
>> dengan laki-laki ajam/non Arab.
>> >
>> > Paham Islam Radikal di Indonesia
>> >
>> > Paham Islam radikal di Indonesia sebagian besarnya
>> berorientasi pada paham Wahaby/Salafy radikal di Timur
>> Tengah. Gerakan-gerakan yang berdiri di Indonesia
>> tidak bisa dilepaskan dari tokoh-tokoh ulama garis
>> keras timur tengah , mereka yang menentukan hitam
>> putihnya gerakan. Pemilihan para tokoh pimpinan
>> kelompok-kelompok fundamentalis biasanya ditunjuk
>> langsung dari pusat (timur tengah) bukan pilihan dari
>> bawah , kaum fundamentalis  dikenal sangat fanatik
>> sehingga mereka akan 100 % menurut pada keinginan  top
>>
>> leader  mereka tanpa membantah .
>> >
>> > Inilah yang menyebabkan kenapa WNI keturunan Arab
>> ataupun alumnus universitas di Saudi Arabia yang
>> selalu menjadi pemimpin gerakan-gerakan fundamentalis
>> di Indonesia. Paham yang mengunggulkan ras Arab sangat
>> kentara dalam gerakan-gerakan fundamentalis di
>> Indonesia.
>> >
>> > Paham Wahaby dikenal sangat radikal dan cenderung
>> pada aksi-aksi kekerasan , sejarah wahaby adalah
>> sejarah penuh darah dan peperangan , kaum wahaby
>> dimana pun di dunia akan selalu berusaha menggunakan
>> aksi-aksi kekerasan termasuk kepada sesama muslim demi
>>
>> mendapat kekuasaan. Dalam sejarah Indonesia, di
>> Sumatera Barat aksi kekerasan  kaum Wahaby yang
>> menyebut dirinya kaum Paderi menimbulkan perang
>> saudara yang kemudian akhirnya dimamfaatkan oleh
>> pemerintah
>> kolonial Belanda.
>> >
>> > Di Saudi Arabia sendiri kekuasaan kaum Wahaby
>> disertai aksi  teror terhadap kaum muslim penganut
>> aliran sunni-al asy'ariyah yang bermazhab syafi'i dan
>> maliki juga kaum syi'ah, demikian juga ketika  kaum
>> Taleban yang beraliran Wahaby berkuasa di  Afghanistan
>> , banyak  warga Syi'ah yang menjadi korban pembantaian
>> massal, begitu pula  madrasah-madrasah kaum
>> sunni-maturidy yang mayoritasnya bermazhab hanafi
>> banyak yang dihancurkan
>> >
>> > Jadi aksi kekerasan dan teror memang sudah menjadi
>> watak kaum  wahaby , sehingga tidaklah terlalu
>> mengherankan kalau kaum wahaby yang dipimpin oleh para
>> WNI keturunan Arab di  Indonesia pun sangat  identik
>> dan menyukai aksi-aksi teror dan kekerasan baik
>> terhadap kaum non muslim maupun pada muslim sendiri
>> yang  berbeda aliran.
>> >
>> > Dua tersangka pemboman Bali yang bali ditangkap pun
>> merupakan warga keturunan Arab yang bermukim di
>> Solo.Solo dan Jogja merupakan pusat gerakan
>> Wahaby/Salafy Indonesia yang berkiblat ke Saudi,
>> selain juga Bogor yang merupakan basis kelompok
>> Tarbiyah yang berkiblat pada Ikhwanul Muslimin
>> Yordania (yang lebih radikal daripada IM Mesir) .Jadi
>> tidaklah terlalu  mengherankan kalau sejumlah negara
>> Asing mengindikasikan Bogor , Solo dan Jogja sebagai
>> basis teroris, bahkan sejumlah negara Barat sempat
>> melarang  warganya berkunjung kesana.
>> >
>> > Dari sini kita bisa melihat bahwa gerakan
>> fundamentalis Islam Indonesia  bukanlah gerakan lokal
>> , tapi merupakan satu jaringan dengan gerakan
>> fundamentalis islam dunia , dan peran WNI keturunan
>> Arab sangat berperan   besar dalam hal ini sebagai
>> penghubung antara gerakan fundamentalis Islam di
>> Indonesia dengan kelompok induk mereka di Timur Tengah.
>>
>>
>>
>>
> _____________________________________________________________________
> _______________
>> Expecting? Get great news right away with email Auto-Check.
>> Try the Yahoo! Mail Beta.
>> http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html
>>
>
>
>
>
> Web:
> http://groups.yahoo.com/group/mediacare/
>
> Klik:
>
> http://mediacare.blogspot.com
>
> atau
>
> www.mediacare.biz
>
> ====================
> Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
> [EMAIL PROTECTED]
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
> 


Kirim email ke