Saya tokoh antagonis? Bukan. 
Saya hanya mual dengan propaganda dan pemutarbalikan
fakta, apalagi kalau propaganda itu (dari pihak
manapun datangnya) dikatakan sebagai "berita". Sebab
itu kalau saya tahu saya selalu berusaha untuk
meluruskannya, menjelaskan yang sebenarnya, apa
adanya.

Dan saya punya sikap kok, mengenai segala sesuatunya, 
bukan seorang yang terombang-ambing. Saya tegas tidak
suka Taliban dan FPI. Kalau anda pendukung Taliban dan
FPI saya tidak akan pernah di pihak anda. Sebagai
pemeluk agama Kristen (sekularis) saya menentang keras
mereka yang bermaksud hendak menegakkan syariat Islam
di Indonesia dan segala macam perda syariah. Dalam hal
RUU APP, saya adalah salah seorang penentang paling
keras dalam perbantahan di milis ini. 

Dan saya tidak suka komunis.  Yang asal anti
kapitalisme dan anti "imperialisme" AS dan
menjadikannya sebagai slogan dan pekikan untuk merebut
kekuasaan. Saya lebih menyukai perekonomian pasar
bebas yang terkontrol dan terawasi yang telah terbukti
dapat memberi kemakmuran pada rakyat di banyak negara
ketimbang sistem ekonomi yang sepenuhnya dikangkangi
birokrasi dan slogan-slogan yang hanya menyebabkan
kemelaratan dan hiper-inflasi. 

Namun saya mendukung demokrasi dengan kebebasan
mengemukakan pendapat yang luas. Karena itu saya
sependapat dengan Gus Dur, TAP MPR yang melarang
ajaran marxisme/leninisme seyogianya dicabut. Biarkan
mereka mendirikan partai komunis atau partai marxis
(asal ormas-ormasnya jangan berperilaku anarkhis
seperti FPI, MMI, Laskar Jihad dan sebangsanya). 

Dan sebagai nasionalis saya bangga sebagai orang
Indonesia. Saya cinta Indonesia, saya suka semuanya
mengenai Indonesia (minus korupsi dan
kesewenang-wenangan hehehe), saya suka perempuannya
yang semuanya cantik-cantik (tapi di milis ini tak
banyak yang sudi menyapa saya hehe). Saya bersorak
histeris berjingkrak-jingkrak sewaktu Rudy Hartono,
Christian Hadinata, Liem Swie King, I'i Sumirat, Icuk
Sugiarto dan Joko Suprianto memenangkan Thomas Cup,
dan bersedih ketika Timor Timur terlepas dari pangkuan
NKRI. 

Sebagai nasionalis saya berdiri kokoh di bawah tiang
bendera. Merah Putih, bukan bendera lain. Right or
wrong my country.  

Itulah saya, jadi bukan tokoh antagonis seperti anda
kira. 

sato
la, usa


--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> Kenafa ya Pak Goen?
> Apa mereka berenam memang tokoh antagonis,
> atau kita-kita yang terlalu 'generik'?
> 
> salam,
> 
> 
> "goenardjoadi" <[EMAIL PROTECTED]> 
> Sent by: mediacare@yahoogroups.com
> 04/02/2007 11:41 AM

Kirim email ke