Saya tak pernah menyebut DL dengan "He, monyong," atau "Punya otak kagak lu?" 
seperti disebut dalam paragraf DL terakhir, baik di mediacare sini maupun di 
Kincir Angin-nya. Jika ada rekan di mediacare yang masih punya arsip postingan 
saya yang mengatai DL seperti itu, mohon dapat ditunjukkan di sini lagi. Jika 
tidak, pengulangan fitnah atas saya di Kincir Angin kembali terjadi. 

Bahasa yang saya pakai untuk merespons DL seimbang dengan bahasa yang dia pakai 
untuk memberi berbagai macam label kepada orang Indonesia. Tapi tak pernah 
sekalipun saya merasa pernah mengatai dia dengan pakai istilah "monyong" atau 
"tak punya otak."

Pesan buat Pak Kartono, supaya bisa disampaikan ke DL: jika masih gatal dan 
punya unek-unek buat mediacare, silakan balik dan sampaikan pada kami. Tapi, 
jika sudah menyatakan keluar, ya lupakan saja mediacare sama sekali. Nggak usah 
pakai ninggalin amanat segala. Apalagi jika judulnya masih "Buang ke Tong 
Sampah" melulu. Fatsoenlijk? Ha ha ha, DL sendiri tampaknya tak mengerti makna 
istilah ini apa.

manneke

-----Original Message-----

> Date: Wed Apr 04 01:58:24 PDT 2007
> From: "Kartono Mohamad" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [mediacare] E-mail dari DL - Fw: Lebih baik memikirkan RI
> To: mediacare@yahoogroups.com
>
> 
> 
> -------Original Message-------
> 
> From: Danny Lim
> Date: 04-04-2007 15:00:31
> To: Pater Blasius Slamet Lasmunadi Pr.;  Ranesi - Aboeprijadi \"Tossi\"
> Santoso;  Robertus Priyo Husodo;  Mercurius Restyanto;  Satrio Arismunandar;
>  Radityo Djadjoeri;  R. Husna Mulya;  Omie Lubis;  Mardiana Ika;  Kartono
> Mohamad;  Isnan Wijarno;  Irma Dana;  Imas Nurhayati;  Ibrahim Isa Bramijn;
> Hoesein Rushdy;  Elok Dyah Messwati;  Deddy Mansyur;  Bulan Mendota;
> Budhiana Kartawijaya;  Benedictus Dwiagus Stepantoro;  Akhmad Murtajib
> (Najib);  [EMAIL PROTECTED];  Njoo Hwat Ling Tionghoa Indonesia
> Subject: Lebih baik memikirkan RI
> 
> Rekans,
> 
> Ini email japri tapi ditujukan untuk milis Media Care. Bila anda mau
> mempostingnya ke Media Care, terima kasih, mudah-mudahan diloloskan oleh
> moderator. Saya kirim ke anda sebab saya tahu anda juga menjadi anggota
> Media Care.
> 
> Begini: minggu lalu saya keluar dari Media Care secara baik-baik, artinya
> memberi penjelasan kepada moderator lewat japri, dalam hal ini mas Radityo
> Djadjoeri. Setelah itu saya menerima beberapa email dari beberapa rekans
> yang menggambarkan percakapan di Media Care tentang keluarnya saya dari sana
>  Menurut saya, ini PEMBOROSAN ENERGI!!! Please stop pro-kontra keluarnya DL
> dari MC, pusatkan perhatian pada RI saja. Beberapa perihal RI yang perlu
> mendapat perhatian (merupakan pengulangan dari apa yang saya tulis selama
> ini di Media Care):
> 
> --> Dibuang/tidaknya pasal 29 UUD/sila I Pancasila "Ketuhanan yang maha esa"
> ke tong sampah? Bila dibuang, maka perda agama yang sudah ada harus
> dibatalkan. Bila tidak dibuang, maka perda agama (Islam, Kristen, Hindu,
> Budha dll.) harus dimarakkan di seluruh Indonesia.
> 
> --> FPI harus dicekal. Adakah "orang kuat" di belakang FPI? Kalau ada, cekal
> juga secepatnya. Bila tidak ada, please berhenti mengisap jempol seakan ada
> orang kuat" yang mem-backing-i FPI.
> 
> --> Pilih gubernur Jakarta yang piawai menjinakkan banjir dan kemacetan LL,
> bukan yang didukung parpol-parpol berkwalitas "posko banjir".
> 
> --> Minta ketegasan Muhammadiyah dan NU yang mempunyai 70 juta umat muslim
> di Indonesia, dan yang di tahun 2003 membuat perjanjian bersama untuk
> memberantas korupsi di Indonesia. Seriuskah mereka berdua mengganyang
> korupsi? Atau perilakunya masih sama seperti dulu, yaitu "siapa menyumbang
> pesantren dapat suara di Pemilu"?
> 
> --> Ungkapan rasistis "WNI keturunan China/Arab/India" harus dihapus. Bila
> UU Kewarganegaraan RI yang baru belum 100% Ius Solie, bikin menjadi 100% Ius
> Solie. Pendek kata, setiap WNI yang lahir di Indonesia harus otomatis
> menjadi WNI asli dan berhak menjadi presiden RI sekali pun. WNI yang lahir
> di LN boleh disebut "WNI kelahiran China/Arab/India dll."
> 
> Penutup, satu setengah tahun saya menjadi member Media Care, sebuah periode
> amat berkesan. Pro kontra adalah pilar demokrasi, beberapa email saya diblok
> oleh moderator juga normal, namun kalimat-kalimat barbar seperti "He monyong
>  atau "Punya otak kagak lu?" dsb. berasal dari Sato Sakaki, Ida Khouw,
> Manneke Budiman dll. yang konstan diloloskan oleh moderator Media Care,
> membuat saya memutuskan keluar dari Media Care. Saya senang fatsoen, dus
> menolak barbarian.
> 
> Salam hangat, Danny Lim, Nederland
> www.ikenindonesie.nl
> 
>

Kirim email ke