IMO, ini contoh diskusi tentang media yang sering dikeluhkan kurang diekspos di mediacare. Jadi bagi mereka yang sering mengeluh, keberadaan diskusi seperti ini perlu direvitalisasi, he, he, he, apalagi oleh wartawan Republika semacam bung Rahmad Budi.
Wajar kok orang menanyakan 'cap' TERBAIK untuk Republika karena pertimbangan2 berikut. 1. Apa kriteria UTAMA cakram untuk nilai TERBAIK (bukan terlaris, tercantik, dsb, lho)? IMO kriteria utama TERBAIK harus dari segi ISI berita, bukan TAMPILAN (layout, dsb yang lebih cocok untuk kriteria berpenampilan TERCANTIK) atau dari segi pangsa pasar (yang lebih cocok untuk kriteria TERLARIS), khususnya dilihat dari sisi OBYEKTIFITAS isi berita yang IMO paralel dengan prinsip KESEIMBANGAN isi berita. Salah satu cara menilai dan menguji obyektifitas atau keseimbangan isi berita Republika yang bisa dilakukan oleh SETIAP ORANG AWAM adalah dengan memilih topik2 berita tertentu dari Republika dan perhatikan pemberitaan Republika ketika menyoroti topik2 kontroversial, apakah opini2-nya memberitakan opini kedua belah pihak? Apakah kata2-nya menggunakan kata2 netral atau kata2 berkonotasi negatif untuk satu pihak, tetapi sebaliknya netral atau berkonotasi positif untuk pihak yang lain? Contoh topik yang bisa diambil adalah topik tentang kasus 15 tentara Inggris (yang akhirnya 'mengaku' di depan 'pihak2 independen' bahwa mereka memang melanggar wilayah Iran, bukan lagi berada di wilayah Irak), topik tentang RUU APP di masa lalu, dst, dst. 2. Saya yakin banyak orang2 awam spt saya pun tak pernah sebelumnya mendengar nama Cakram. Begitu mendapat info (mudah2-an tak benar) bahwa Cakram bergerak khusus dibidang jasa periklanan, pikiran negatif saya langsung ber- tanya2: jangan2 Cakram pun menerima order iklan khusus untuk 'cap' TERBAIK? Maklum aja di jaman akal2-an ini, iklan pun bisa tersembunyi di dalam berita, didalam pengumuman, dsb. Kecurigaan negatif saya agaknya diperkuat dengan 'kegembiraan' secara berlebihan (bukannya bersikap hati2, apalagi bersikap malu2) mendapat titel dari majalah yang kurang dikenal awam ini. Kalau tak dikritisi, praktek penilaian koran Republika 'media terbaik' versi salah satu media (cakram) bisa diulang atau ditiru dalam bentuk2 lain, misalnya penilaian 'siaran radio terbaik' oleh satu stasion radio lain yang sudah terbiasa mencari dana untuk siaran2 komersial atau bahkan mungkin nanti anda pemilihan 'anggota DPR terbaik' oleh salah satu (BUKAN semua atau sebagian) anggota DPR. Mentalitas yang membutuhkan badan INDEPENDEN yang bisa berperan sebagai wasit yang adil tetapi tegas untuk melakukan penilaian thd badan2 se profesi, instansi2 pemerintah, dsb, memang tak dimiliki oleh KITA, sebab sejak SD pun ketika bersaing secara terbuka dengan pihak2 lain (mis. bersaing dalam ujian negara), KITA terlalu sering dibantu oleh atau minta bantuan pihak sekolah (kelompok) lewat cara2 yang tak benar dan tak fair (minta pengkatrolan nilai, dsb). Salam --- In mediacare@yahoogroups.com, "rahmad budi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ndesoo semua. > > Kayak gitu aja diributin > > Katroo .... > > Rahmad Budi H > Republika > Jl Warung Buncit Raya 37 Jaksel > 0856 711 2387