Kalo saya berpendapat, media Televisi adalah media gambar, kendati apa yang 
dilakukan SCTV bukan gambar terbaru, namun barangkali kita bisa mengambil 
benang merah bahwa, " Dulu aja seperti itu, kok sekarang terulang lagi, apakah 
tidak ada niat kesungguhan untuk melakukan perombakan total pada sistem 
pembelajaran mereka,"
   
  Apa yang dilakukan SCTV menurut saya sangat bagus, ibarat "KAMPANYE ANTI 
KEKERASAN" .... bukan menjual kekerasan, SCTV memberikan contoh kepada publik 
begini lo yg terjadi di STPDN yang sekarang berubah menjadi IPDN. 

Maju Terus SCTV, jangan takut melawan arus !!!
   
   
   
  

Alexander Firdaust <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Saya juga setuju jika penayangan kekerasan di televisi ini bertujuan untuk 
menelusuri sejarah kelam berbagai arogansi yang telah dilakukan oleh berbagai 
kalangan masyarakat di negeri ini, khususnya bagi kalangan yang lebih lemah 
dari pelaku yang melakukan kekerasan tersebut.

Justru pemberitaan yang condong mengarah kekerasan yang ditayangkan oleh 
Station televisi SCTV ini, jauh lebih bagus dibandingkan dengan penayangan 
sinetron-sinetron yang juga sarat dengan kekerasa, namun tidak punya makna yang 
berarti untuk pencerdasan masyrakat Negeri Kita.

Gustinho Daniel <[EMAIL PROTECTED]> wrote:      saya setuju dengan pendapatnya 
bharata. salut saya
untuk liputan 6 sctv dalam mengangkat masalah
kekerasan di sekolah yang katanya akan menghasilkan
para pamong bangsa ini kan demikian adanya. mau dibilang tuli,
dungu nggak tau lagi. selalu terantuk pada batu yang
sama. padahal keledai saja nggak mau tuh....

saya rasa media tidak patut dipersalahkan dalam soal
ini. sudah sepantasnya kita terus... terus... dan
terus berteriak. jangan ada lagi kekerasan di sana.
orang militer aja sampe heran lihat model kekerasan
yang terjadi di lingkungan stpdn (ipdn) itu. 

karena itu, saya mendukung bukan saja sctv, tapi semua
media yang terus berteriak agar ipdn segera
direformasi. semoga cliff mutu adalah korban terakhir.

yang tidak suka melihat adegan itu, pindah aja channel
tv-nya dan jangan marah kalau besok-besok kalian atau
anak kalian digampar sama pak lurah atau pak camat,
karena suatu hal yang sepele. soalnya pak lurah dan
pak camat berasal dari sekolah itu sih....

hidup liputan 6 sctv....

--- bharata andi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> kalau saya melihat hal itu justru sudah sangat
> proporsional. Menurut saya, hal itu justru dilakukan
> untuk menekan pemerintahnagar menghentikan kekerasan
> yang dilakukan pwemerintah sendiri, baik melalui
> regulasi pendidikan yang menyebabkan ada pembolehan
> atas tindakan liar dan menjijikkan seperti yang
> terjadi di IPDN, serta juga melalui kurikulum
> pendidikan yang diterapkan di berbagai tingkatan
> sekolah yang justru membuat sang anak didik stres
> gak ketulungan. Kalau Anda mernyebutkan ahl itu
> sebagai propaganda, maka saya menilai kalaupun itu
> adalah propaganda yang baik demi mengakhiri
> keburukan. Sama seperti iklan kesehatan yang
> menggambarkan makanan/minuman tertentu racun bagi
> tubuh dan harus diakhiri dengan produk bagus yang
> dihuat si pengiklan. Propaganda untuk hal baik,
> tidak akan menjadi masalah kawan.
> 
> 
> ----- Original Message ----
> From: Aswan Zanynu <[EMAIL PROTECTED]>
> To: mediacare@yahoogroups.com
> Sent: Sunday, April 8, 2007 10:20:07 AM
> Subject: [mediacare] Berlebihan: Liputan 6 SCTV
> 
> Dear rekan-rekan,
> 
> Belakangan ini saya menyaksikan Liputan 6 SCTV
> begitu berlebihan dalam menayangkan kasus kekerasan
> di IPDN. Memang betul, IPDN meminta korban lagi.
> Namun cara SCTV menyajikan berita terkesan
> berlebih-lebihan. Sebelum berita di mulai,
> gambar-gambar pemukulan sudah terlebih dahulu
> disuguhkan kepada publik. Tidak ada penjelasan atau
> teks yang memberi informasi kapan cuplikan gambar
> itu diambil. Publik secara tidak sadar akan
> mengasumsikan, apa yang mereka lihat di layar kaca
> itu sebagai peristiwa yang baru saja terjadi.
> Belakangan ketahuan bahwa cuplikan gambar itu
> diambil ketika IPDN masih bernama STPDN. 
> 
> Saya dapat memahami SCTV melakukan itu untuk
> menekankan batapa pentingnya masalah kekerasan di
> IPDN segera dituntaskan segera. Namun selayaknya itu
> dilakukan dengan cara yang proporsional. Ketika
> sebuah peristiwa atau issu telah diangkat sebagai
> berita, sesungguhnya publik sudah mengetahui bahwa
> hal tersebut dianggap penting oleh media. Tidak
> perlu didramatisir hingga berulang berkali-kali
> dalam beberapa hari. Bahkan dalam sebuah waktu
> penayangan berita, topik itu di sajikan di awal,
> kemudian dimunculkan lagi di tengah berita. Dengan
> gambar yang sama dan tanpa penjelasan waktu
> pengambilannya. 
> 
> Berita yang tidak proporsional adalah bentuk
> "kekerasan" lain yang dilakukan media. Ini
> diparparah dengan gaya narasi berita yang begitu
> provokatif. Saya kemudian menjadi bingung untuk
> mengkategorikannya sebagai sebuah berita. Mungkin
> lebih tepat disebut sebagai sebuah propaganda. 
> 
> Rekan-rekan, mungkin saya salah. Tetapi itulah
> pendapat saya.
> 
> Salam,
> 
> Aswan Zanynu



    
---------------------------------
  Don't pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.    
---------------------------------
  Don't get soaked. Take a quick peek at the forecast 
with theYahoo! Search weather shortcut.  

                
---------------------------------
 
 Real people. Real questions. Real answers. Share what you know.

Kirim email ke