Saya sih belum menonton film Kala ini. Seeing is believing, 
mudah2an memang sebagus seperti yang dikatakan. Tapi terus terang, saya sangat 
pesimis dengan kualitas film Indonesia, meski saya, dalam hati yang paling 
dalam, tentu saja ingin perfilman Indonesia maju dalam segi kualitas. Selama 
ini, setelah era "kebangkitan" perfilman Indonesia mulai akhir 90-an lalu, saya 
sering membaca review atau mendengar penilaian pers, kritikus ataupun kenalan 
yang mengatakan film "A" bagus. Bahkan penialain itu didukung dengan 
penghargaan tertentu yang didapat oleh film yang dimaksud. Tapi setelah saya 
menonton sendiri, muncul kekecewaan karena apa yang saya lihat tidak sesuai 
dengan apa yang saya harapkan. Maaf, saya bukan sutradara atau penulis 
skenario, saya cuma penonton. Tapi saya masih menemukan banyak kelemahan dalam 
film, entah itu kejanggalan skanario, kesalahan teknis, kelemahan akting 
(termasuk kesalahan casting) dan sebagainya. Sekali lagi, maaf, mungkin
 akan ada yang bilang "kalo film Indonesia jelek semua di mata elo, elo bikin 
aja film sendiri, bisa gak?" Nggak bisa. Tapi Roger Ebert pun hanya bisa bikin 
skenario film kelas B. Yang paling bisa saya "kompromikan" sekarang kalau 
menilai film Indonesia adalah, saya akan mengatakan film "B" ini lumayanlah, 
atau film "C" ini bagus untuk ukuran film Indonesia. Artinya, saya memaklumi 
keterbatasan kondisi negeri kita sehingga suatu film saya nilai bagus kalau 
bisa mengatasi kendala2 tertentu di negeri ini. Yah, mungkin orang-orang 
seperti sayalah yang menyebabkan film Indonesia sempat mati suri dekade lalu. 
Tapi kepesimisan saya ya itu tadi, tetap berharap ada perkembangan signifikan 
pada perfilamn Indonesia. Seperti sikap saya juga pada prestasi kesebelasan 
nasional kita, dimana saya sangat pesims sampai bersikap "masa bodoh mau kalah 
11-0 kek, emang kesebelasan kita katro!" Tapi pas nonton mereka bertanding kok 
ya teriak2 membela perjuangan mereka. 


 
 

Edwin Irvanus <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                  
Wah review Anda asyik sekali dibaca mas. Saya merasa terwakili pada hal-hal 
yang tak berhasil saya ungkap secara verbal dan paragraf penutupnya saya setuju 
banget. Bravo!!
 
EwinK
  http://ewink.blogspot.com


----- Original Message ----
From: dwi jati <[EMAIL PROTECTED]>
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Saturday, April 14, 2007 12:05:22 PM
Subject:  [mediacare] kala (sebuah cerita simpel dengan garapan manis)

                         
Gambar, suara, peran dalam film ini menurut saya memang cukup baik dari 
beberapa film yang beberapa waktu lalu telah saya lihat. Penggarapan paska 
produksi dalam film ini memang terkesan matang, itu bisa Anda lihat sendiri 
dalam film tersebut.
   
  Meskipun memiliki alur cerita yang terkategori menengah keatas, pesan yang 
disampaikan sutradara serta kualitas gambar yang disuguhkan bisa dibilang 
'awang-awang' . lebih serius dalam mencermati alur tontonan tersebut.
   
  Tapi, itu terkikis dengan rapihnya penataan gambar serta suara yang 
sepertinya padan dengan alur cerita. Sebut saja pematik rokok yang dikeluarkan 
dan hisapan rokok, suara dan gambar yang terdapat pada layar terkesan hidup.
   
  Jangan dulu terperangah, cukup banyak film yang memiliki kualitas yang sama 
hanya saja jauh sebelum atau sesudah 'kala', lihat saja nanti.......
   
           

---------------------------------
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check out new cars at Yahoo! Autos. 
     
      




          
---------------------------------
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check out new cars at Yahoo! Autos. 
     
                       

       
---------------------------------
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

Kirim email ke