Hikayat Henpon Masuk Kampung
   
  Dulu pada masanya di kampungku
Ada mic tua, dengan lubang-lubang ujung berkarat
Dijadikan rebutan anak-anak yang tidur di surau ketika
ramadhan datang
Direbutkan untuk tadarus, juga direbutkan untuk
bangunkan orang sahur
Ada tabuh tua dari kulit sapi dari korban bulan haji
Digendangkan ketika ada kematian menimpa
Hingga berbondong-bondong orang melayat dan mendoakan
si ahli kubur
  
Tak lupa ada si belo penjaga masjid
Tak banyak cakap ia karena bisu ia memang
Bikin sendok nasi dari tempurung ia punya keahlian
hingga maut menjemput
Tak lupa pak tuo bahar si muazin abadi
Sering ia tidak enak hati jika ada yang
menggantikannya hingga maut juga
memanggil
  
Waktu berganti persis daun gugur berganti
Anak-anak menghilang
Tabuh kulit hancur
Si belo dan pak tuo bahar sudah dijemput ajal
Dan orang-orang pun beramai-ramai melupakan
kejadiannya
  
Berganti lagi waktu
Ketika orang kota berkeinginan dengan berbicara tanpa
bertatap
Bisa bicara dimana saja, dari wc hingga gedung tinggi
Dan dari iklan di ti-pi yang Cuma satu stasiun masuk
kampungku
Orang kenal dengan henpon
  
Pada awalnya pengurus masjid beli hen pon
Awalnya niat baik menggampangkan perhubungan dengan
orang rantau
Biar duit lancar tuk membangun masjid
Lalu beragam pula lah muncul alasan orang tuk
membelinya
Ada yang butuh perhubungan sanak di rantau
Ada juga Yang butuh kontak dengan cukong-cukong
penjual cat lemari
  
Dan kemalangan itu tidak tertolakkan lagi
Maka berlomba-lombalah orang membeli
Duit jual padi tidak lebih dari 20 belek tentu cukup
tuk membeli
Juga duit jual 4 lemari buatan sendiri juga cukup
membeli
Hingga anak-anak pun yang dulunya tidak tahu
menggunakan remote ti-pi
Merengek minta dibelikan
  
Padahal jamanku dulu, mobil-mobilan pun kami tidak
pernah beli
  Herannya aku, tidak segelintir pun aku melihat hen-pon
itu digunakan
Ia sekedar dijinjing, ditarohkan di celana yang sempit
Biar menyembul dan orang bertanya ada benda apa itu di
celana
Lalu ia katakan itu hen pon seperti orang kota
Melontarlah pujian dan senanglah hati sang empunya
Tidak jarang ia dikalungkan
  
Hingga bertambah takjublah orang yang melihat
Aduhai betapa kecil hen pon nya persis seperti yang
dikalungkan gadis cantik di
ti-pi
  
Semenjak demam hen pon itu
Aku melihat saban hari orang berbondong ke kota
Bukittingi kota itu, 12 kilo jaraknya dari kampungku
Padahal biasanya orang paling sering sekali seminggu
ke kota
Pada akhirnya tahulah aku...
  
Hen pon itu Cuma bisa digunakan di kota
Gelombangnya Cuma bisa ditangkap di sana
  
Hingga orang pun untuk bercakap harus menempuh jarak
12 kilo dulu
  
Pada mulanya orang berbicara di hen pon
Tentunya dengan menempuh jarak 12 kilo dulu
Untuk keperluan yang cukup penting,
  
Berbicara dengan sanak di rantau
Memberitakan ihwal kematian, perkawinan dan sebagainya
  
Tetapi dasar mental melayu
Semenjak tahu gelombang Cuma bisa ditangkap di kota
berbondong-bondonglah
Orang kampungku ke kota
Tidak lagi sekedar beritakan ihwal penting
Bahkan hanya untuk bercakap sesama mereka dan
kirim-kirim es em es
Mereka jauhkan diri dari kampung
Hingga anak-anak pun bolos sekolah
Demi gelombang yang hanya bisa ditangkap di kota
Dan semenjak itu pula..
  
Surau menjadi sepi
Karena anak-anak tidak lagi mengaji
Akibat sibuk mencari gelombang hen pon di kota
Tidak lagi ada yang belajar pasambahan penuh makna
dengan liku kata-kata
Akibat bahasa lugas es em es pengecut jadi pedoman
bertutur
  
Kebun pun menjadi terbengkalai
Bengkel-bengkel perabot bisu tiada lagi bunyi gergaji
Hingga kotak amal yang diedarkan tiap jumat pun tidak
pernah lagi terisi
Alasannya beli pulsa
  
Lalu ku pikir
Dari sawah yang tiada lagi hasilkan padi senisab
Bengkel perabot yang tiada lagi angkut lemari
Anak yang tidak lagi mengaji
Adat pasambahan yang tidak lagi bertali
Aku paham
Kampuang ku bangkrut sudah !
  
Edri Sumitra



      
[EMAIL PROTECTED]
milisgrup opini alternatif

  
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/
penerbit buku sejarah alternatif
 
  
http://progind.net/
kolektif info coup d'etat 65: kebenaran untuk keadilan





       
---------------------------------
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

Reply via email to