http://www.tribun-batam.com/index.php?module=detail&noberita=31586
08 Mei 2007 Praja IPDN Tawuran di Kampus Akibat Ditegur saat Merokok Jatinangor, Tribun - Kekerasan di kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kembali terulang. Kali ini sejumlah muda praja IPDN terlibat tawuran di lingkungan kampus saat mereka hendak istirahat dan tidur, Minggu (6/5) pukul 22.30 WIB. Akibat peristiwa itu, lima praja mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit. Satu praja masih diperiksa di Polres Sumedang. "Pada pukul 22.00, tadi malam ada ribut-ribut di sana (IPDN). Ada lima praja yang dirawat di rumah sakit untuk dilakukan visum dan satu praja diperiksa di Polres Sumedang. Mekanisme hukum tetap jalan," kata Kapolda Jabar Irjend Pol Soenarko Danu Ardanto, di Mapolda Jabar, Senin (7/5). Tawuran terjadi setelah beberapa praja yang sedang merokok di dalam barak Jawa Barat tidak terima ditegur oleh Romanus, Ketua Barak asal Merauke, Papua. Diduga Romanus menegur dengan kata-kata yang agak keras. Merasa ditegur demikian, apalagi oleh rekan yang pangkatnya sama, beberapa praja merasa tidak terima lalu terjadilah adu mulut yang berujung dengan adu fisik. Tawuran yang tidak seimbang pun tak bisa dihindari lagi. Akibatnya, satu praja bernama Nanda Rizky asal Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mengalami luka robek di bagian telinga sebelah kiri. Tawuran yang terjadi di lingkungan IPDN kemarin malam dibenarkan oleh Kepala Pengasuhan Praja, Ilhami Bisri. Menurut Bisri yang dihubungi Tribun kemarin, tawuran memang terjadi di barak Jawa Barat saat beberapa praja dipergoki sedang merokok di dalam barak dan ditegur oleh Ketua Barak, Romanus. Namun Bisri lebih menitik beratkan jika tawuran yang terjadi malam kemarin tidak lebih dari sekadar salah paham saja. "Yang terjadi kemarin malam itu hanya salah paham saja," ujarnya. Saat itu, tutur Bisri, beberapa praja yang termasuk di dalamnya Nanda Rizky yang terluka di bagian kiri telinganya, merasa tidak senang dengan cara Romanus menegur mereka. "Merokok itu tidak dilarang, tapi mungkin cara Romanus menegur mereka yang kurang tepat," ujar Bisri. Nanda Rizky yang terluka telinga kirinya sempat dibawa ke klinik sehat asrama (KSA) jatinangor dan mendapat tiga jahitan dibagian yang terluka. Kejadian itu langsung dilaporkan tim pengasuh kepada Plt Rektor, Johanis Kaloh. Sesaat setelah kejadian, Kaloh langsung memerintahkan Bisri untuk melaporkan kejadian tersebut ke polisi guna diusut lebih lanjut. "Namun karena hari sudah sangat larut, maka saya baru melaporkan tadi (kemarin) pagi. Polisi baru datang sekitar pukul 08.30," ujar Bisri. Dalam kejadian itu, status Romanus masih sebagai yang dimintai keterangan seputar itu saja. Namun jika terbukti ia melakukan kesalahan, kata Bisri, tidak menutup kemungkinan dia atau siapapun akan dikenai sanksi dan ditindak sesuai hukum yang berlaku. "Jika memang nantinya terbukti bersalah, kita akan menjatuhkan sanksi bukan saja kepada Romanus tapi kepada siapa saja yang terbukti melakukan kesalahan," ujar Bisri. Selain memeriksa Romanus, polisi juga memeriksa lima praja asal Aceh yang menjadi korban pemukulan. Kemarin siang mereka telah dibawa ke Puskesmas Jatinangor dan RS Hasan Sadikin Bandung untuk visum et repertum. Khusus Nanda Rizki yang telah diperiksa oleh Dokter KSA IPDN dr Lenny, dia mengalami luka pada telinga bagian dalam. "Telinga bagian dalam robek dan harus mendapat tiga jahitan," ujar dr Lenny