Duh, bagaimana ini, kok ternyata diantara kita banyak yang liberal dan permisif 
sekali? Minta maaf, ini hanya curhat singkat, tapi apa ini merupakan 
tengara-tengara baru di masyarakat kita? Apa dapat di generalisasi, Pak Leo dan 
lain-lainnya yang budiman?
  MLM

leonardo rimba <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Mbak Mawar Liar Merah yang Baik,

Mawar Liar Merah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bung Irwan dan Pak Leo Rimba yth, maaf saya salah 
> menghitungnya karena begitu perplexed melihat 
> statistics itu. Apa Pak Leo mempunyai angka dalam 
> level nasional? Mudah-mudahan tidak akan begitu 
> drastis seperti di Jakarta. Kan seharusnya slogan 
> kita "Keluarga Erat, Negara Kuat"?!

Sayang sekali saya tidak memiliki angka statistik
perselingkuhan dalam level nasional. On the other
hand, apakah itu perlu?

Per definisi, perselingkuhan bukanlah perdagangan
komersil. Selingkuh berarti berhubungan romantik dan
seksual secara terus-menerus dengan orang yang bukan
muhrimnya. Tapi memang harus didefinisikan lagi, apa
yang dimaksud dengan selingkuh itu. Seorang rekan di
milis indotalks menulis kepada saya bahwa kalau ada
pasangan menikah yang saling jujur satu sama lain
untuk menjalin hubungan romantik-seksual dengan orang
lain, itu bukan selingkuh. 

Saya sendiri tetap berpendapat bahwa itu selingkuh.
Tapi selingkuh yang terbuka. Openly, honestly.
Something like "open marriage". Gitu lho!

Selingkuh adalah fenomena yang menjalar kemana-mana
seperti eceng gondok. Sekali dilempar satu, dalam
seminggu jadi seribu... Dari jaman dahulu sudah ada,
tetapi terbatas pada pria. Karena masa posmo ini
adalah era kesetaraan gender, maka saya mendukung para
wanita menikah untuk memperjuangkan haknya untuk
selingkuh juga. Kalau suaminya selingkuh dan tak bisa
tobat, obat satu-satunya hanyalah ikut selingkuh juga.

Anda menulis slogan: "Keluarga erat, negara kuat"???? 

Komentar saya: Who said that? Emangnya kita masih di
zaman totaliter? Negara NAZI???

All the Best,
Leo
HP: 0818-183-615 

Kirim email ke