bukan kehilangan pendapatan, tetapi memang dikorupsi neh..... PLN Berpotensi Kehilangan Pendapatan Rp 34,5 T 10/05/2007 02:48:55 WIB JAKARTA, Investor Daily Sepanjang periode 2003 hingga 2005, potensi kehilangan pendapatan PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (persero) mencapai Rp 34,5 triliun, yaitu Rp 10,9 triliun (2003), Rp 11,8 triliun (2004), dan Rp 11,9 triliun (2005). Potensi kehilangan pendapatan tersebut menyebabkan PLN terpaksa merugi sepanjang periode tersebut.
Koordinator Analisis dan Kajian Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra) Yenny Sucipto mengatakan hal itu dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (9/5). Menurut dia, terdapat sembilan pos pendapatan yang bila PLN dapat mengoptimalkannya, BUMN tersebut tidak lagi membutuhkan subsidi APBN dan tidak merugi. Dalam paparannya, Yenny mengungkapkan, indikasi penyusutan memberikan kontribusi terbesar sebagai potensi kehilangan pendapatan yang mengakibatkan PLN merugi. Pada 2003 misalnya, potensi kehilangan pendapatan dari susut mencapai Rp 8,42 triliun, pada 2004 mencapai Rp 7,6 triliun, dan pada 2005 mencapai Rp 7,3 triliun. "Terdapat piutang usaha yang terus membengkak hingga mencapai Rp 2 triliun lebih pada 2005. Indikasi penyusutan masih juga berkutat pada angka Rp 7triliun. Kalau potensi pendapatan seperti itu bisa dioptimalkan, PLN seharusnya tidak merugi," katanya. Dalam penelitian yang dilakukan Fitra, menurut Yenny, PLN terus merugi dalam kurun waktu 2003 hingga 2005. Kerugian tertinggi dicetak pada 2005 sebesar Rp 12,8 triliun akibat biaya operasional yang membengkak hingga Rp 76 triliun dibanding pendapatan yang hanya Rp 63,2 triliun. Sementara itu, pada 2004 kerugian mencapai Rp 2,5 triliun dengan pembengkakan biaya operasional Rp 59,7 triliun dan pendapatan Rp 58,2 triliun. Lalu, pada 2003 kerugian Rp 6,1 triliun dengan pembengkakan biaya operasional Rp 55,9 triliun dan pendapatan Rp 49,8 triliun. Seharusnya, kata dia, pada 2003 dan 2004, kerugian yang ditanggung bisa ditutup dengan jumlah potensi kehilangan pendapatan dan tidak memerlukan subsidi. "Sedangkan untuk 2005, jumlah kerugian dapat ditutup dengan potensi pendapatan dan mungkin cukup dengan subsidi Rp2 triliun," ujarnya. Data Seknas Fitra juga menyebutkan, subsidi 2003 mencapai Rp 4,1 triliun, sedangkan pemborosan Rp 10,9 triliun dan kerugian Rp 6,1 triliun. Pada 2004, subsidi Rp 3,5 triliun dengan pemborosan mencapai Rp 11,8 triliun dan kerugian Rp 2,5 triliun, dan pada 2005 subsidi mencapai Rp 8,9 triliun dengan pemborosan Rp 11,9 triliun dan kerugian Rp 12,8 triliun. Yenny memperkirakan, pada 2007 dan tahun-tahun berikutnya, PLN kemungkinan meminta subsidi dengan peningkatan 40% per tahun. "Hal ini karena PLN tengah melaksanakan proyek besar, crash program 10.000 MW," jelasnya. Sembilan pos penyebab hilangnya pendapatan PLN meliputi pemberian jasa produksi (tantiem) kepada manajemen top, pemberian dana talangan pada tiga kontraktor, piutang PLN, pendapatan dari denda, pendapatan dari tunggakan pelanggan, piutang usaha, indikasi penyusutan (losses), kasus korupsi, pemborosan pembelian barang dan jasa yang tidak dimanfaatkan. Dalam diskusi tersebut juga diungkapkan tentang adanya indikasi korupsi terutama dalam pengadaan barang dan jasa, misalnya dalam kasus PLTD Borang, PLTU Cilacap, dan CIS RISI. Juru Bicara PLN Ario Subijoko mengakui, penyusutan menjadi kontribusi terbesar dalam terjadinya kerugian di tubuh PLN. "Losses ini butuh investasi besar, karena itu kami memang lebih fokus pada memacu penjualan, setiap distribusi pasti akan ada susut, semakin panjang distribusi susut juga semakin besar," katanya. Terkait indikasi korupsi, pihaknya menyerahkan pada pihak yang berwenang. PLN, kata dia, akan patuh pada hukum dan kami serahkan pada pihak yang berwenang. Dia mencontohkan, kasus outsourcing lebih dipilih dengan tujuan untuk efisiensi. Misalnya, di wilayah PLN Disjaya dengan jumlah pelanggan 3,6 juta pelanggan, sangat tidak mungkin satu pegawai melayani 150 pelanggan per harinya, karena itu dipilih pengadaan baca meter. (ari) Uchok Sky Khadafi.B Koordinator Advokasi dan Investigasi Sekretariat Nasional Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran Jln. Duren Tiga Selatan,No.68A, Pancoran Jakarta Selatan Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com