Sebetulnya info dari Made Cok Wirawan ini malah kian mengukuhkan bahwa apa yang 
saya katakan benar: makanya saya bilang, kalo namanya Manneke, atau Martin, 
atau seperti adik Anda (yang namanya khas Bali), maka masih ada kans dapet 
visa. Jadi, yang sebetulnya tak terkatakan tapi dipraktikkan sebagai kebijakan 
diam-diam adalah WNI yang Islam seminimal mungkin dapetnya. Saya juga amati, 
kalo perempuan (apalagi bukan Islam), malah lebih mudah lagi. Tapi, waktu 
datang ngurus visa ke kedubes, perlakuannya seragam semua: tak dihargai sebagai 
manusia.

manneke



-----Original Message-----

> Date: Thu May 17 19:58:42 PDT 2007
> From: "imcw" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to 
> U.S.--Bapakeghozan
> To: mediacare@yahoogroups.com
>
> salam manneke,
> 
> tidak semua wni koq...adik saya mau berangkat kerja ke amerika harus
> membuat surat pernyataan bahwa memang benar orang bali dan beragama
> hindu untuk bisa dengan mudah masuk amerika...jadi masih ada harapan
> bagi wni untuk ke amrik dengan mudah...
> --
> i made cock wirawan
> http://dekock.wordpress.com
> 
> manneke quotes,
> 
> m> Bukan Pak Ghozan, bukan terutama karena buruh pabrik, melainkan
> m> karena mereka WNI. kan di mata pemerintah AS semua WNI,
> m> above all, harus dicurigai dulu sebagai teroris potensial?
> m> Apalagi kalo namanya Ghozan, Radityo, Farid, Surur, Nurul Huda,
> m> wah jangan harap deh. Kalo namanya Manneke atau Martin sih, masih 
> fifty-fifty. Hi hi hi...
> 
> --------------------------------------
> 
> Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com

Kirim email ke