Kalau teori anda benar, maka berapa banyak yang
diberikan ke laboratorium WHO, UI, ITB dan Minamata
yang menjadi dasar dibebaskannya Newmont?



--- cah bodho <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Kalaulah benar bahwa Newmont Minahasa Raya tidak
> mencemari lingkungan di Buyat, untuk apa dia bikin
> deal dengan Menteri Koordinator Kesra Aburizal
> bakrie
> untuk memberikan dana "community development" sampai
> 30 juta dollar? dan setelah kesepakatan itu terjadi
> barulah kemudian pengadilan memutuskan untuk
> "membebaskan Direktur-nya" dari tuntutan ?????
> Tidak tahu apa lagi yang bisa dikatakan atas fakta
> ini???
> 
> 
> --- amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Lihatlah pencemaran lingkungan di Indonesia. 
> Hutan
> > ditebas, karena oknum2 pem. juga yang korup. 
> > Sungai2 kotor.  Pantai2 makin lama makin kotor.
> > 
> > Di daerah sekitar bekas pertambangan Newmont,
> banyak
> > penduduk yang mempunyai tambang liar.  Menurut
> > penduduk setempat yang lain, mereka itu
> mencemarkan
> > lingkungan.
> > 
> > Jika menurut anda mungkin pencemaran bukan
> merkuri,
> > maka tentulah jaksa harus menuduh seperti itu. 
> > Rupanya jaksapun tidak bisa mendapatkan bukti
> adanya
> > pencemaran yang lain.  Mungkin anda lebih tahu
> dari
> > jaksa.  Bagaimana kalau anda membagikan
> pengetahuan
> > anda tsb. ke jaksa?  Hitung2 sumbangsih anda ke
> > rakyat Indonesia, jika betul2 kemudian Newmont
> > terbukti bersalah karena telah mencemarkan itu
> > berdasarkan masukan dari anda.
> > 
> > Janganlah menuduh tanpa alasan, atau hanya karena
> > emosi.  Kalau membaca sesuatu, bacalah dari segala
> > macam sumber, dengan pikiran terbuka.  Pakailah
> > akal.
> > 
> > Apa hubungannya hidup enak di Amrik dengan
> 'beratus
> > sipil modar di Irak?"  Kelihatan sekali anda tidak
> > nyambung akal anda dengan emosi.  Emosi doang yang
> > bekerja, yang dipicu oleh nggak tahu apa.
> > 
> > Supaya anda tahu, mayoritas sipil di Irak yang
> mati
> > adalah karena dibunuh oleh sesama muslimin
> sendiri. 
> > 
> > 
> > Dan orang2 Amrik hidup 'enak', seperti yang anda
> > bilang, adalah karena pemerintahan mereka yang
> bagus
> > dan bersih katimbang pemerintahan di Indonesia.
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Tejo Sulaksono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
>  
> >                             
> > Om, gak usah kebakaran jenggot lah, usunglah
> Amriks
> > dan semua perusahaanya yang
> >   cemarkan lingkungan diseluruh dunia secara cool,
> > gak usah blingsatan. Saya pikir sih di
> >   Sulut itu tentu "gak ada asap kalau engga ada
> api"
> > kan Om? Mungkin bukan merkuri, bisa
> >   kimia lain. Tapi siapa sih di Indonesia yang
> brani
> > dan punya banyak uang buat risist MNC?
> >   Mbak Mawar cuman ingatkan berita media Indonesia
> > juga kan? Skali lagi soal lingkungan
> >   semua MNC itu di kita kayak Dewa yang gak ada yg
> > bisa gugat, dijaga sama yang sedang kuasa juga,
> DPR
> > samimawon. Om pasti enak banget hidup di Amrik ya?
> > Bersih lingkungannya, itu semua hanya karena
> > beratus-ratus ribu sipil modar di Irak demi minyak
> > yg mau dikuasai Amriks, tambah pencemaran
> lingkungan
> > diseluruh dunia oleh MNC-MNC yang pada ngeruk
> sumber
> > daya alam seenak udelnya sendiri. 
> >   TSL
> > 
> > amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >        Saya tidak tahu anda mendapat keterangan
> dari
> > mana bahwa Newmont adalah sumber pencemaran
> merkuri
> > laut di teluk Buyat.  
> > 
> > Menurut hasil dari laboratorium ITB, UI, WHO dan
> > yang paling penting adalah laboratorium minamata
> di
> > Jepang, semua menunjukkan bahwa kadar merkuri di
> > teluk Buyat dibawah kadar yang menyebabkan bahaya.
> 
> > Jadi artinya kadar merkuri di teluk Buyat biasa2
> > saja, bahkan termasuk rendah (kalau saya nggak
> salah
> > ingat).
> > 
> > Apakah hasil2 laboratorium terkenal tsb. tidak
> cukup
> > bukti bahwa tuduhan terhadap PT Newmont tidak 
> > beralasan?  Supaya anda tahu Minamata adalah
> dokter
> > Jepang yang per-tama2 berkesimpulan bahwa penyakit
> > seperti itu disebabkan oleh kadar merkuri di
> Jepang.
> >  Dan karenanya penyakit karena pencemaran merkuri
> > bahasa awamnya disebut Minamata disease. 
> > Laboratorium di Jepang itu adalah laboratorium dan
> > tempat penyelidikan yang paling terkemuka mengenai
> > penyakit ini.
> > 
> > Janganlah hanya karena yang menuduh adalah orang2
> > kita juga, dan yang dituduh adalah perusahaan
> Amrik,
> > maka anda tidak mau melihat bukti2 yang ada. 
> Hasil2
> > dari laboratorium2 yang saya sebut diatas juga
> > disebutkan di koran2 di Iindonesia.  Sayangnya,
> itu
> > rupanya dilupakan begitu saja.
> > 
> > 
> > 
> > Mawar Liar Merah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:    
>  
> > 
> >   Saya belum baca berita di media itu, namun media
> > Indonesia juga memuat tingkah  MNC tsb di
> Minahasa.
> > MNC yg mbeludak uangnya ya bisa saja membayar
> > pengacara-pengacara canggih melawan media yg
> sekait
> > ini kan ada
> >   dipihak masyarakat setempat (Indonesia).
> Bagaimana
> > sikap kita? media yang berupaya berbuat sesuatu
> > dalam simpatinya pada pencemaran alam dan imbasnya
> > untuk penduduk, langsung digugat. Kita masih ingat
> > kan pada "nasib" Tempo dan Pak GM belum lama ini?
> >   MLM
> > 
> > radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >           Selasa, 15 Mei 2007 | 17:00 WIB 
> >    
> >   TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Utama PT
> > Newmont Minahasa Raya Richard Bruce Ness menggugat
> > harian New York Times karena pemberitaan yang
> > dinilai tidak benar, menyesatkan, dan tidak
> > profesional selama periode September 2004 hingga
> > Februari 2006.
> > 
> > Gugatan perdata tersebut didaftarkan oleh kuasa
> > hukum Ness, Arief T. Surowidjojo di Pengadilan
> > Negeri Jakarta Pusat. "Kami masih mempelajari
> > gugatan," kata Arief, di Pengadilan Negeri Jakarta
> > Pusat, Selasa (15/5).
> > 
> > Ness, dalam materi gugatannya, mengatakan bahwa
> > pemberitaan New York Times dan beberapa media yang
> > merupakan anak perusahaannya seperti International
> > Herald Tribune dan The Boston Globe telah
> merugikan
> > Newmont karena tersebarnya informasi yang tidak
> > benar. 
> > 
> > New York Times bersama reporternya, Jane Perlez,
> > memuat sejumlah artikel, di antaranya berjudul
> > Spurred by Illness, Indonesians Lash Out at U.S
> > Mining Giant pada 9 September 2004 dan Gold Mining
> > Company to Pay Indonesia $ 30 Million pada 17
> > Februari 2006.
> > 
> > Ness menuntut pemulihan nama baik dan permintaan
> > maaf yang dimuat sebagai berita utama pada halaman
> > pertama di New York Times, International Herald
> > Tribune, dan seluruh media publikasi anak
> perusahaan
> > New York Times serta situs www.nytimes.com. 
> > 
> > Ness juga meminta ganti rugi material sebesar US$
> > 894 ribu (sekitar Rp 8,4 miliar) dan imaterial US$
> > 63,93 juta (sekitar Rp 607 miliar).
> > 
> > Tito Sianipar 
> > 
> > 
> 
=== message truncated ===

Kirim email ke